Harga Sayuran di Pasar Tradisional Kendari Masih Mahal

HARGA SAYUR - Harga sayuran di sejumlah pasar tradisional di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) naik dua kali lipat dari harga normal. Hal ini disebabkan kabupaten penghasil sayuran lokal terkenda dampak banjir. (Ilham Surahmin/ZONASULTRA.COM)

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Harga sayuran di pasar tradisional di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) masih mahal pascabanjir yang melanda Kabupaten Konawe dan Konawe Utara (Konut).

Salah satu pedagang sayur di Pasar Baruga, Sri (44) mengungkapkan, jenis sayuran yang harganya mahal yakni bayam, kangkung, kacang panjang, terong, dan sawi. Pasar Baruga sendiri merupakan pasar induk di Kota Kendari.

Harga normal terong Rp5 ribu per kg, saat ini mencapai Rp15 ribu per kg, kemudian bayam merah normalnya dua ikat Rp5 ribu sekarang naik menjadi Rp15 ribu per ikat.

Baca Juga : Dampak Banjir, Harga Sayuran di Kendari Naik Dua Kali Lipat

Kemudian, bayam auri normalnya Rp2 ribu per ikat sekarang Rp7 ribu per ikat, kangkung tiga ikat Rp5 ribu sekarang menjadi Rp5 ribu per ikat, kacang panjang normalnya Rp5 ribu per ikat sekarang menjadi Rp10 ribu per ikat, dan sawi normalnya Rp4 ribu per ikat sekarang menjadi Rp8 ribu per ikat.

“Harga sayur semuanya mahal, tidak ada yang murah. Banyak yang protes jadinya (pembeli) dan para penjual sayur keliling,” ungkap Sri saat ditemui, Kamis (4/7/2019).

BACA JUGA :  AJP Bantu Pembangunan Masjid Jabal Uhud di Mandonga

Ia mengungkapkan, kenaikan ini terjadi semenjak banjir melanda Kabupaten Konawe, utamanya daerah Duriasi dan Abuki yang merupakan pemasok utama sayur mayur di Kota Kendari.

Sri menambahkan, saat ini pihaknya memasok sayuran dari Konda, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), karena di Duriasi pascabanjir belum bisa tanam sayur di bekas lumpur.

Sementara untuk harga tomat masih stabil karena per kg saat ini dijual dengan harga Rp8 ribu per kg, dibanding minggu sebelumnya dijual dengan harga Rp10 ribu per kg dan cabai masih stabil Rp35 ribu per kg.

Baca Juga : Warga Temukan Gula Pasir Palsu di Pasar Basah Mandonga

“Bawang-bawang normal. Bawang merah enggak berubah, Rp40 ribu per kg dan bawang putih Rp45 ribu (per kg),” tukasnya.

Kepala Bidang (Kabid) Disperindag Sultra Muhammad Ali menjelaskan, berdasarkan hasil pemantauan dan evaluasi yang dilakukan pascabanjir, memang kenaikan harga sayur belum bisa dikendalikan karena dua lokasi tersebut terkena dampak banjir.

“Kita tetap usahakan agar produksi lokal ditingkatkan, meski memang kondisi banjir ini kita kan tidak tahu musibah mau tidak mau harga naik karena barang langka,” jelas Ali di ruang kerjanya, Rabu (3/7/2019)

BACA JUGA :  70 Unit Mobil Toyota Laku Satu Malam di Customer Gathering Kendari

Sementara itu, kebutuhan bahan pokok di Kota Kendari yang bersumber dari luar Sultra saat ini sudah berangsur normal pascabanjir.

“Komoditi yang dipasok dari luar Sultra saat ini harganya stabil seperti telur harganya Rp45 ribu per rak, ayam potong Rp55 ribu per ekor, bawang merah dan putih itu dijual Rp40 ribu dan Rp45 ribu per kg,” jelasnya.

Baca Juga : Beras di Konut Tembus Harga Rp 800 Ribu per 50 Kg

Ia pun menuturkan, stok kebutuhan pokok yang paling utama yakni beras saat ini masih aman karena sebagian daerah sebelum terjadi bencana banjir sudah ada yang panen, sehingga tidak mempengaruhi ketersediaan stok beras.

Hasil pantuan Disperindag di Pasar Baruga, harga sayur utamanya komoditi cabai rawit sudah stabil, walaupun sumbernya sayur sebagian besar dari Duriasi, tetapi sebagian juga ada pemasok dari Konsel sehingga bisa memenuhi kebutuhan pasar. (a)

 


Reporter : Ilham Surahmin
Editor : Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini