ZONASULTRA.COM, KENDARI – Gojek, perusahaan berbasis teknologi penyedia layanan mobile on-demand genap beroperasi satu tahun di Kota Kendari sejak 20 Agustus 2018 lalu.
Aplikasi karya anak bangsa itu telah menyerap tenaga kerja yang tidak sedikit, ratusan mitranya setiap hari aktif berlalu-lalang di Kota Lulo guna memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.
Ada yang mengantar customer dari satu tempat ke tempat yang lain melalui Go Ride, ada yang mengantar pesanan makanan dan minuman melalui Go Food serta ada pula yang pengantaran paket barang melalui Go Send.
Baca Juga : 7 Mitra Bintang Lima Gojek Kendari Dapat Atribut Baru Gratis
Di sebuah kedai kopi di Jalan Syech Yusuf, Rabu (28/8/2019) awak ZONASULTRA berkesempatan bertemu dengan dua orang mitra Gojek Kendari yang berhasil mendapatkan apresiasi sebagai Driver Bintang Lima di bulan Agustus.
Driver Bintang Lima adalah apresiasi bagi mitra Gojek dengan penilaian yang baik saat memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Penilaian berdasarkan beberapa aspek, diantaranya dalam ketepatan waktu pengantaran/penjemputan, mendapatkan review yang baik dari customer serta mampu menyelesaikan orderan di atas rata-rata atau target 10 poin dalam sehari.
Mujahidin (25) resmi bergabung dengan Gojek Kendari pada Februari 2019 lalu. Pria ini bercerita sebelum bekerja sebagai driver ojek online (ojol) ia sempat mengadu nasib sebagai pedagang di Papua kurang lebih dua tahun.
Namun, karena sesuatu dan lain hal membuatnya harus kembali ke Sulawesi Tenggara (Sultra). Bahkan sebelum mendaftarkan diri ke Gojek ia melamar pekerjaan di salah satu perusahaan distributor barang di Kendari, untungnya ia tidak sempat masuk, karena temannya mengajak ia untuk jadi mitra Gojek.
“Sebenarnya tidak yakin juga apa bisa berpenghasilan, ya karena tidak ada kerjaan lain ya saya coba-coba saja,” katanya.
Resmi menjadi mitra Gojek, saat menerima orderan pertamanya Mujahidin merasa canggung karena ia bisa dikatakan belum memahami betul cara pengoperasian aplikasi Gojek meskipun sudah diberikan training sebelum turun lapangan.
Satu hal yang diingatnya adalah kata “geser” yang artinya geser satu kali terima orderan masuk dan geser dua kali orderan selesai.
Baca Juga : 16 Komunitas Driver Gojek Indonesia Timur Galang Bantuan untuk Korban Banjir di Sultra
Tidak jauh berbeda, Muhammad Irvan (26) salah satu mitra yang awak kami temui sore itu juga resmi bergabung dengan Gojek pada bulan dan tahun yang sama dengan Mujahiddin, bisa dikatakan keduanya satu angkatan.
Alasan pertama ingin bergabung menjadi mitra Gojek hanya ikut-ikutan, karena saat itu kemunculan ojol di Kendari sedang booming.
Irvan sebelumnya bekerja sebagai sales di perusahaan rokok kurang lebih 4 bulan. Bedanya, Irvan sudah berkeluarga dan memiliki satu orang anak sehingga pengeluarannya setiap bulan cukup besar.
“Orderan pertama saya itu gagal mas, saat saya terima saya geser dua kali artinya orderan selesai akhirnya batal dengan sendirinya padahal belum jalan,” ujarnya sambil tertawa mengingat kali pertama ia mendapatkan orderan.
Semua yang mau berproses pasti akan mendapatkan hasil, keduanya terus belajar dan aktif menjalankan aplikasi besutan Nadiem Makarim ini setiap hari.
Mulai dari 4 orderan kemudian naik 7 orderan dalam sehari tetap membuat mereka berusaha untuk bekerja dengan maksimal.
Tiga bulan begelut dengan Gojek dan selalu aktif menjalankan aplikasi setiap hari mulai dari pagi hingga malam hari, perubahan dari tingkat orderan pun mulai dirasakan mereka berdua, tepatnya saat bulan puasa lalu dan resmi beroperasinya salah satu restoran fast food di Kendari.
Keduanya mengaku orderan di bulan puasa seakan tidak putus terutama untuk layanan go food pada restoran tersebut. Saat ini Mujahidin dan Irvan mampu menyelesaikan orderan 15 hingga 20 orderan dan itu diatas target angka tutup poin (tupo) 10 per hari.
Sistem Gojek untuk menghitung tupo mitra drivernya sesuai dengan jenis layanan yang dijalankan, go food poinnya sekali antar 1,5 sedangkan go ride dan go send masing-masing 1 poin dan go food pun menjadi pesanan layanan yang paling banyak didapatkan Irvan dan Mujahidin selama menjadi driver Gojek.
Namun, untuk menjadi driver bintang lima seperti saat ini Mujahidin dan Irvan telah melalui sejumlah pengalaman suka duka menjadi mitra Gojek, mulai dari mendapatkan orderan palsu yang nomornya tidak aktif serta alamat yang diberikan customer tidak benar.
Hal itu bagi mereka adalah bagian dari proses atau resiko pekerjaan yang harus dijalani tanpa harus berkeluh kesah.
Seperti pengalaman menarik yang dialami oleh Mujahidin saat ia harus menjalankan orderan dari customer yang hanya memesan satu buah telur dan satu buah minuman kemasan.
Kemudian, ia juga sudah dua kali mendapatkan orderan dari orang yang sama yakni pesanan makanan dengan titik pengantaran di sekitar kawasan THR Kadia, setelah sampai di lokasi tujuan, sang pengorder malah menyuruhnya untuk memakan pesanan go food tersebut.
“Saya rasa aneh juga mas, sewaktu bulan puasa, saya mendapat orderan makanan. sampai ditujuan malah saya yang disuruh makan,” jelasnya.
Sementara itu, Irvan bercerita soal pengalaman pahit ketika harus menjemput orderan go ride di wilayah SMK Negeri 3 Kendari, sialnya sebelum sampai di titik penjemputan iaharus berurusan dengan pihak polisi lalu lintas, ia ditilang.
Baca Juga : Bos Gojek Meraih Penghargaan Inovasi Ekonomi dan Bisnis
Ia mengakui bahwa sebenarnya salah, karena saat berada di traffic light sekitaran Wuawua ia langsung belok kiri padahal ada larangan tidak diizinkan untuk belok kiri.
“Ya, mau tidak mau menelepon yang order Gojek, saya bilang mohon maaf mba dibatalkan saja karena saya sudah ditilang polisi,” Irvan menegaskan dengan raut yang sedikit kesal saat itu.
Telepas dari pengalaman manis pahitnya menjadi mitra Gojek, keduanya mengakui banyak perubahan yang mereka dapatkan semenjak jadi mitra Gojek.
Mujahidin misalnya ia sudah dapat membeli motor baru yang saat ini digunakan sebagai operasional Gojek, bahkan ia bisa membayar kredit motor lebih cepat dari jangka waktu yang ditetapkan. Sekali bayar ia dapat melunasi 5 bulan jangka kredit.
Kemudian dibanding saat berkerja di Papua ia bisa mengelola keuangannya dengan baik dan saat ini bisa memiliki tabungan yang bisa ia gunakan untuk usaha.
Sedangkan perubahan yang dirasakan Irvan sejauh ini adalah seluruh kebutuhan dari keluarga kecilnya biasa ia penuhi, baik kebutuhan pribadi, anak maupun sang istri.
Sedikit blak-blakan ia mengungkapkan sejumlah barang perabotan rumah tangga ia bisa membelinya meskipun dengan cara kredit yang sama sekali tidak pernah menunggak.
Misalkan, Irvan mendapatkan dalam sehari Rp200 ribu, Rp50 ribu ia sisipkanuntuk membayar kredit setiap bulan. Sisanya, bisa digunakan untuk kebutuhan pokok sehari-hari
Bukan hanya itu, selama bergabung jadi minta Gojek Kendari banyak hal yang didapatkan keduanya terutama kekeluargaan sesama mitra karena mereka tergabung dalam komunitas Gocenpaspan yang setiap saat mengadakan pertemuan untuk membahas apa saja yang menjadi kendala di lapangan.
“Sangat senang bisa ada komunitas sesama mitra, kita bisa saling belajar dan berbagi ilmu sehingga kita bukan hanya cari uang tapi bisa dapat keluarga baru,” ungkap Irvan.
Mereka pun setuju bahwa selama menjadi mitra Gojek Kendari bisa dikatakan setiap hari selalu ada pemasukan.
“Artinya apa ya mas, Gojek itu kita hari-hari ada uang,” Mujahidin menambahkan sembari tersenyum.
Penghasilan Rp100 ribu hingga Rp200 ribu per hari pun saat ini mereka sudah dapatkan atas kegigihannya menjalankan pekerjaannya sebagai mitra Driver Gojek Kendari.
Irvan dan Mujahadin pada kesempatan ini juga berbagi tips kepada seluruh mitra Gojek Kendari yang mungkin belum mendapatkan hasil maksimal menjadi driver ojol.
Paling utama adalah aktif menjalankan aplikasi Gojek setiap hari, selalu menjaga hubungan baik dengan customer saat memberikan pelayanan serta berusaha tepat waktu. Selanjutnya adalah aktif dalam komunitas Gojek sebagai wadah mitra untuk bertukar pikiran.
Kepada Gojek mereka berharap kedepan Gojek dapat terus meningkatkan inovasi agar kesejahteraan dari mitra Gojek terus ditingkatkan.
Untuk pemerintah keduanya berharap agar infrastruktur jalan dan penerangan di sejumlah ruas jalan di Kota Kendari dapat ditingkatkan agar mitra Gojek dapat menjalankan aktivitasnya dengan lancar dan baik.
“Kita kan aktivitas di jalan mas, jadi penting jalan bisa diperbaiki dan lampu jalan supaya malam hari kita bisa merasa aman,” Mujahidin menambahkan.
Head of Regional Corporate Affairs Indonesia Bagian Timur Gojek, Mulawarman mengatakan, hadirnya Gojek di Kendari pertama kali diharapkan bisa membantu masyarakat untuk mendapatkan layanan lengkap dengan mudah, membantu pekerja sektor informal serta UMKM mendapatkan pendapatan lebih melalui teknologi ini. Gojek juga bisa meningkatkan pertumbuhan sektor pariwisata kota serta perekonomian lokal.
Berdampak Positif bagi Masyarakat
Menanggapi hal ini, Pengamat Ekonomi Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari Syamsir Nur menjelaskan bahwa dampak positif hadirnya Gojek memang sudah dirasakan oleh masyarakat kalangan bawah di tengah himpitan sulitnya mendapatkan lapangan pekerjaan.
Kemudian, menurutnya Gojek juga menjadi sumber alternatif bagi masyarkat untuk mendapatkan sumber pendapatan, bukan hanya pendapatan, edukasi tentang digitalisasi teknologi pun diperoleh langsung oleh mitra driver Gojek.
Salah satu pelayanan yang memberikan dampak kepada UMKM menurut Dosen Ilmu Ekonomi Pembangunan Sosial (IESP) itu adalah layanan go food, pasalnya secara tidak langsung layanan tersebut memberikan keutungan kepada mitra driver dan mitra UMKM Gojek terutama para pelaku kuliner.
“Saat ini pergeseran kebutuhan masyarakat kelas menengah Kota Kendari untuk memperoleh makanan atau kuliner lagi meningkat, sehingga dengan hadirnya Gojek memberikan alternatif bagi masyarakat untuk memperolehnya secara cepat dan efisien,” ujarnya.
Secara umum, bahwa hadirnya Ojol di Kendari menjadi penyambung aktivitas perekonomian para pelaku usaha UMKM baik itu jualan online barang dan kuliner.
Belum lagi, inovasi dari para pelaku UMKM untuk menghadirkan produk dengan cita rasa yang menarik namun dengan harga terjangkau membuat permintaan masyarakat semakin tinggi.
Ia pun berharap bahwa Ojol di Kendari terus memberikan pelayanan yang konsisten dan ditingkatkan, pasalnya layanan jasa sangat sensitif, apabila sudah dicap buruk maka akan selamanya buruk dan untuk mengembalikan citra itu tidak mudah.
“Promosi terbaik itu dari mulut ke mulut, ya kalau misalnya saja jelek sedikit dan sudah menjadi buah bibir maka sulit, sehingga menjaga konsistensi layanan ke customer itu penting,” Syamsir menegaskan. (A/SF)