Sentimen Corona, Realisasi Belanja dan Penerimaan Negara di Sultra Menurun

Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Sultra, Arif Wibawa
Arif Wibawa

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Perkembanganrealisasi APBN selama triwulan I tahun 2020 diProvinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menunjukan penurunan pada sejumlah sektor, baik dalam realisasi penerimaan negaramaupun realisasi belanja.

Pendapatan Negara yang bersumber dari Pendapatan Dalam Negeri (Penerimaan Perpajakan dan Penerimaan Negara Bukan Pajak) pada triwulan I mencapai Rp479 miliar atau turun sebesar 6 persen dibandingkan periode sama tahun 2019 sebesar Rp517 miliar.

Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Sultra, Arif Wibawa mengatakan, penerimaan perpajakan yang terdiri dari pajak dan bea cukai pada triwulan I 2020 mencapai Rp404 miliar atau lebih rendah 7 perswn dibandingkan tahun 2019 sekitar Rp433 miliar.

Namun demikian pendapatan dari pajak mengalami peningkatan sebesar 14 persen pada triwulan I 2020 yang mencapai Rp354 miliar dibanding periode yang sama tahun 2019 yang mencapai Rp309 miliar. Sedangkan pendapatan dari bea dan cukai mencapai Rp49,91 miliar atau mengalami penurunan sebesar hampir 60 persen dibandingkan triwulan I tahun 2019 yang mencapaiRp124 miliar.

Kemudian, Penerimaan Negara Bukan Pajak(PNBP) mengalami penurunan walaupun meski tidak besar, pada triwulan I 2020 ini tercatat PNBP mencapai Rp75 miliar atau menuruns 2 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2019 yang mencapai Rp77 miliar.

Dari sisi realisasi belanja Kementerian/Lembagapada triwulan I 2020 mencapai Rp846 miliar sekitar 11,53 persen dari total pagu Rp7,35 triliun. Realisasi ini mengalami penurunan jika dibandingkan dengan periode yang sama padatahun 2019, triwulan I 2019 realisasi mencapai 12,70 persen dari total pagu Rp7,66 triliun.

Untuk Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik dan Dana Desa di Sultra sampai dengan triwulan Itahun 2020 telah disalurkan DAK Fisik sebesar Rp7,82 miliar atau 0,32 persen dari alokasi sebesar Rp2,44 triliun. Sedangkan Dana Desa telah disalurkan sebesar Rp131,33 miliar atau 7,94 persen dari alokasi sebesar Rp1,65 triliun. Dana Desa triwulan satu ini telah disalurkan kepada 364 Desa di 9 kabupaten yang ada di Sultra.

Menurut Arif, perekonomian global diproyeksikan mengalami resesi di tahun 2020 ini sebagai dampak dari eskalasi Covid-19. Kondisi resesi tersebut diprediksi berdampak terhadap perekonomian nasional. Hal itu dari beberapa indikator ekonomi makronasional sampai dengan Maret 2020.

“Pertama, inflasi pada bulan Maret 2020 tercatat sebesar 2,96 persen year on year. Tekananberasal dari kenaikan harga emas perhiasan dan komoditas pangan. Stabilitas harga pangan akanterus dijaga mengingat eskalasi kasus Covid-19 dan masa menjelang Ramadhan dan Idul Fitri.Pemerintah berupaya menjaga target inflasi hingga akhir tahun sebesar 3,1 persen,” ungkapnya melalui rilis pers kepada zonasultra, Selasa (21/4/2020).

Kedua, pergerakan nilai tukar rupiah tertekanhingga mencapai di atas level Rp16.000 per USDollar, dan per 13 April 2020 nilai tukar rupiah pada level Rp15.480 per US Dollar atau terdepresiasi sebesar 11,4 persen dibandingkan nilai tukar awal tahun. Pergerakan nilai tukar ini dipengaruhi oleh adanya arus modal keluar dan penguatan dollar index.

Ketiga, pertumbuhan ekonomi nasional triwulan I diperkirakan mengalami penurunan -2,2 persen sesuai proyeksi pertumbuhan ekonomi global Maret/April 2020. Dengan demikian proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional diperkirakan sebesar 3,1 persen, atau menurun 2,2 persen dibandingkan asumsi makro sebesar 5,3 persen.

Keempat, angka Kemiskinan secara nasional diperkirakan meningkat hingga mencapai 1,16 juta orang dan pengangguran sebanyak 2,92 juta orang. B

 


Reporter: Ilham Surahmin
Editor: Rosnia

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini