ZONASULTRA.COM, KENDARI – Sebanyak 146 orang tenaga kerja asing (TKA) asal China dijadwalkan akan tiba di Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) pada 23 Juni 2020. Mereka merupakan gelombang pertama dari total 500 TKA yang akan bekerja di perusahaan tambang PT VDNI di Morosi, Konawe.
Gubernur Sultra Ali Mazi menjelaskan, sejak awal dirinya tidak pernah melarang kedatangan TKA itu. Ia hanya meminta pihak perusahaan menunda sementara kedatangan TKA tersebut karena masih dalam suasana bulan suci Ramadan.
Baca Juga :
Pemprov Setujui Kedatangan 500 TKA di Sultra
“Memang kita kan tidak melarang, dulu kita minta untuk ditunda karena suasana kebatinan akan menghadapi bulan puasa. Saya minta ke pihak perusahaan untuk ditunda sampai selesai bulan puasa. Sekarang sudah selesai mereka datang kembali untuk meminta izin lagi,” terang Ali Mazi saat ditemui awak media di Gedung Paripurna DPRD Sultra, Senin (15/6/2020).
Ia mengungkapkan, rencana kedatangan ratusan TKA itu telah memenuhi seluruh persyaratan dan perizinan sesuai dengan ketentuan yang ada. Termasuk persyaratan protokol kesehatan Covid-19. Meski begitu, ia tidak merinci secara detail terkait persyaratan protokol kesehatan penangan Covid-19 yang dimaksud.
“Kalau kita bicara Covid-19 ini kita tinggal menjaga saja, kan ada protokol kesehatan Covid-19. Masa karena Covid-19 terus tidak ada orang yang kerja, semua mati kelaparan kalau tidak kerja. Apalagi sekarang sudah new normal,” ujarnya.
Alasan lain Ali Mazi yakni pemerintah wajib memberikan jaminan keamanan bagi investor yang ada. Hal itu guna menjaga harmonisasi antara pemerintah dan pihak investor. Terlebih PT VDNI, katanya, merupakan investor dengan jumlah investasi yang sangat besar yakni mencapai Rp40 triliun.
Ia juga mengaku tidak ingin bertentangan dengan ketentuan yang telah diatur oleh pemerintah pusat, utamanya terkait masalah TKA.
“APBD kita saja hanya Rp4 triliun, jadi kita harus jaga apalagi mereka sudah memenuhi persayaratan sesuai yang berlaku di negara kita. Tapi bukan berarti kita sewenang-sewenang, yang penting segala sesuatu itu kita kerjakan dengan penuh keikhlasan, jangan curiga mencurigai jangan saling menyalahkan,” kata Ali Mazi.
Ia menegaskan, sebelum tiba di Sultra ratusan TKA itu akan menjalani masa karantina sesuai dengan protokol kesehatan penanganan Covid-19. Kedatangan ratusan TKA itu, lanjutnya, untuk membantu pengerjaan smelter baru milik PT VDNI.
“Mereka itu menambah, punya smelter baru. Karena menambah jadi mereka butuh tenaga ahli, dan semua alatnya kan dari China jadi orang kita tidak ada yang ngerti. Dan satu TKA itu dibantu lima sampai tujuh tenaga kerja lokal, sekarang itu ada 11 ribu tenaga kerja lokal kita di sana,” ungkapnya.
Soal DPRD Sultra yang membelum memberikan persetujuan terkait rencana kedatangan ratusan TKA itu, Ali Mazi mengaku akan membahas lebih lanjut dengan DPRD Sultra.
“Kalau DPRD itu perwakilan rakyat, tapi kalau DPRD melihat ini kepentingan rakyat pasti DRPD dukung. Itu kan soal nanti, DPRD mau terima atau tidak. Tapi ini datang kan tidak bisa kita tolak, nanti kita disampaikan, bulan ini juga boleh bulan depan boleh, kan tidak mungkin datang semua,” tutupnya.
Sementara Juru Bicara Gubernur Sultra, Ilham Kaemodin menjelaskan, untuk gelombang pertama, jumlah TKA yang akan tiba di Sultra sebanyak 146 orang didampingi 4 orang tenaga medis. Para TKA itu akan bertolak dari Provinsi Jenchu, China, pada 22 Juni 2020 dan akan transit terlebih dahulu di Malaysia, menggunakan pesawat Garuda Indonesia.
“Dari Malaysia, tanggal 23 Juni 2020 baru bertolak ke Indonesia melalui Jakarta, dan langsung terbang ke Sultra lagi. Kalau soal karantina saya belum tahu,” bebernya.
Pada April 2020, Pemprov Sultra bersama DPRD sepakat menolak rencana kedatangan 500 tenaga kerja asing (TKA) asal China, yang berencana akan bekerja di PT VDNI. (A)