RUSDA MAHMUD – Rusda Mahmud (berdiri) menyampaikan pesan dan kesan selama dirinya menjabat Bupati Kolut dua periode. (Rusman/ZONASULTRA.COM)
ZONASULTRA.COM, LASUSUA – Mengakhiri masa jabatannya sebagai Bupati Kolaka Utara (Kolut), Sulawesi Tenggara (Sultra), Rusda Mahmud berpamitan secara langsung dan membacakan sebuah puisi perpisahan serta berjabatan tangan dengan seluruh pejabat dan ASN di lingkup jajarannya.
Momen itu tampak berselimut suasana haru. Seluruh pejabat dan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang hadir tampak bergantian memeluk sosok pemimpin idaman mereka sembari meneteskan air mata.
Perpisahan Rusda itu di gelar di Lapangan Aspirasi Kompleks Perkantoran Pemkab Kolut, usai pelaksanaan upacara rutin ASN Kolut yang dipimpin Plt Bupati Kolut, Iskandar, Senin (19/6/2017)
Dalam kesempatan tersebut, kata pertama dilontarkan Rusda adalah ucapan terima kasih dan permohonan maaf kepada segenap masyarakat Kolut serta para pejabat dan ASN lingkup Pemkab Kolut yang menjadi mitra kerjanya selama 10 tahun.
“Saya beserta keluarga besar mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada saudara-saudara saya sekalian, khususnya para PNS ataupun honorer yang telah membantu saya dalam melaksanakan tugas dan kewajiban saya sebagai Bupati selama 10 tahun,” ungkap Rusda.
Menurut dia, kebersamaannya selama ini tentu ada suka dan duka, ada canda dan tawa, dan sebagai manusia biasa saya tentu tidak luput dari salah dan dosa.
“oleh sebab itu dalam kesempatan ini saya bersama keluarga memohon maaf yang sebesar-besarnya, jika selama ini ada kata-kata dan tindakan yang kurang berkenan di hati bapak ibu sekalian, ataupun ada janji yang belum tertunaikan,” paparnya.
Usai menyampaikan ucapan terima kasih dan permohonan maaf, figur Bakal Calon (Balon) Gubernur Sultra ini mengungkapkan sekilas suka duka, pesan dan kesan serta sekelumit tentang sulitnya memangku jabatan sebagai seorang pejabat publik.
“Sejak dilantik sebagai Bupati, saya berusaha memahami makna konsep jabatan publik yang kesehariannya melakukan tindakan dan mengambil keputusan yang semua dimensinya untuk kepentingan rakyat. Sehingga sejak hari pertama dilantik, saya berusaha membuat garis antara kepentingan pribadi dan kepentingan orang banyak, itulah yang menjadi modal awal saya menjadi pejabat publik,” terang Rusda.
Menurutnya, kekuasaan tanpa adanya pengendalian dan sistem pengawasan internal dan eksternal yang baik, akan sangat mudah menggelincirkan seseorang ke arah negatif bahkan sampai ke arah korupsi.
“Disitulah bagaiaman kita harus membuat garis pembatas yang sangat disiplin terutama disiplin pada diri sendiri, dan menanamkan dalam pikiran dan perasaan kita untuk menjalankan tugas dengan penuh perhitungan dan tanggung jawab,” ungkapnya. (B)
Reporter : Rusman Edogawa
Editor : Abdul Saban