Beras, Ikan dan Sayur Picu Inflasi di Sultra

Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Sultra Minot Purwahono
Minot Purwahono

ZONASULTRA.COM,KENDARI – Secara umum kelompok volatile Food (VF) terutama bahan makanan seperti ikan, beras dan sayur masih menjadi komoditi pendorong inflasi di Sulawesi Tenggara (Sultra).

Kepala Kantor Perwakilan Wilayah (KPw) Bank Indonesia (BI) Sultra Minot Purwahono mengatakan, kelompok ini kembali memberikan andil bulanan terbesar kepada inflasi Sultra yakni 0,59%, sehingga secara tahunan tercatat sebesar 6,74%.

Tingginya inflasi ikan segar merupakan dampak dari menurunnya kapasitas produksi atas kebijakan pembatasan penangkapan ikan di beberapa wilayah perairan Sultra serta pembatasan operasional kapal dari luar serta cuaca yang belum kondusif.

Sedangkan inflasi yang terjadi pada komoditas beras, disebabkan akibat peningkatan permintaan yang berasal dari pulau Jawa meskipun pasokan beras di Bumi Anoa relatif stabil begitupula komoditi sayuran.

Secara spasial, komoditas VF yang mempengaruhi inflasi Kota Kendari adalah bandeng/bolu, tomat buat, telur ayam ras, daging ayam ras, pepaya dan kembung/gembung walaupun di Kota Baubau ikan kembung/gembung justru menjadi salah satu penyumbang deflasi.

Sedang di Kota Baubau, inflasi didorong oleh selar/tude, katamba, baronang, cumi, kangkung dan bayam sementara di Kota Kendari bayam justru menjadi salah satu penyumbang deflasi.

“Peningkatan inflasi pada kelompok volatile food sedikit tertahan oleh deflasi pada sawi hijau di kedua kota tersebut, selain ikan ekor kuning, kacang panjang, kol putih/kubis, cabai rawit, bawah merah dan apel,” ujarnya melalui rilis, Jumat (2/2/2018) lalu.

Kendati demikian inflasi Sultra pada Januari 2018 masih terkendali dalam kisaran sasarannya. Secara bulanan inflasi tercatat sebesar 0,62%, menurun dibandingkan bulan sebelumnya yang mencatatkan inflasi sebesar 0,70%.

Secara tahunan, Sultra mengalami inflasi sebesar 2,83% atau berada dalam kisaran sasaran inflasi 2018 yaitu 3,5%±1%. Kota Kendari maupun Kota Baubau kembali mencatatkan inflasi masing-masing sebesar 0,59% (mtm) dan 0,70% (mtm).

Menyikapi hal ini Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sultra terus mencermati perkembangan harga yang terjadi dan mengevaluasi program yang telah dilaksanakan.

“Sebagaimana dibahas dalam High Level Meeting tanggal 17 Januari 2018 lalu,” tukasnya.

Kemudian TPID juga tetap melakukan koordinasi untuk memastikan ketersediaan stok bahan makanan antara lain dengan mendorong kerjasama antar daerah dan pelaksanaan operasi pasar. (B)

 


Reporter : Ilham Surahmin
Editor : Abdul Saban

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini