ZONASULTRA.ID – Banyak orang hanya mengenal Laguna De Venesia, Italia, sebagai tempat wisata air paling romantis. Namun tahukah Anda, di Muna juga terdapat laguna yang tak kalah romantis.
Adalah laguna Napabale, danau air asin yang bening kebiruan dikelilingi batuan karst seperti pagar alami. Laguna ini juga memiliki puncak, yang mana dari atasnya terlihat lanskap alam yang menawan, perpaduan laguna dan laut lepas.
Seperti di Venesia, di mana wisatawan berkeliling dengan gondola lalu melewati terowongan dan kolong jembatan. Di Napabale juga mirip, wisatawan dapat menyewa perahu melintasi laguna lalu menyusuri terowongan.
Terowongan itu terdapat di bagian timur laguna. Panjangnya kurang lebih 30 meter yang menghubungkan danau dengan laut selat Buton.
Terowongan yang terbentuk secara alami tersebut dapat dilalui bila air surut karena ketika air sedang pasang, terowongan tertutup air laut.
Duduk berdua menikmati pemandangan dari atas perahu lalu melewati terowongan Napabale ini tentu dapat menjadi momen spesial bersama orang terkasih.
Di sebelah Laguna dengan jarak kurang lebih 300 meter, terdapat pantai berpasir putih. Suasana pantai yang jauh dari keramaian dan hiruk-pikuk menjadi tempat yang tenang untuk berbicara, berbagi cerita, atau sekadar menikmati kebersamaan.
Tempat Berlibur Andalan
Wisata bahari laguna Napabale terletak di Desa Lohia, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara (Sultra). Lokasi ini selalu jadi pilihan tempat andalan bagi masyarakat pulau Muna dan sekitarnya untuk berlibur.
Sebutan “Napabale” berasal dari bahasa daerah Muna. Berasal dari dua suku kata, “napa” artinya ‘pelabuhan’ sedangkan “bale” artinya ‘daun’. Daun yang dimaksud adalah daun pandan karena memang banyak tanaman pandan di sekitar danau Napabale.
Berdasarkan pengalaman awak Zonasultra di destinasi wisata ini, hamparan air danau yang dikelilingi oleh bukit-bukit batu karst menambah kesejukkan mata saat kita memandanginya.
Tak hanya itu, bagi Anda yang ingin menikmati keindahan dari ketinggian dapat menaiki salah satu bukit batu karst yang berada di sebelah kanan laguna Napabale. Tempat tersebut merupakan salah satu lokasi favorit pengunjung untuk mengambil gambar.
Kawasan destinasi wisata Napabale ini sangat cocok bagi mereka yang hobi berenang, menyelam dan naik sampan/kano.
Sejumlah fasilitas pun tersedia oleh masyarakat setempat untuk memberikan pelayanan kepada pengunjung seperti sewa ban karet, pedagang kaki lima, dan perahu penyeberangan.
Sebelum memasuki gerbang utama Danau Napabale, awak Zonasultra disambut dengan pepohonan di sebelah kiri dan kanan jalan. Pandangan teralihkan dengan adanya tumpukan batu kapur di sekitarnya.
Di sepanjang jalan, pemandangan bukit yang menjulang tinggi menambah suasana eksotis lingkungan wisata yang satu ini, apalagi bukit tersebut dijadikan sebagai ladang berkebun bagi petani setempat.
Selalu Ramai Pengunjung
Selama hari libur, Danau Napabale selalu ramai dengan pengunjung. Apalagi bila libur hari raya Idulfitri dan Iduladha, pengunjung selalu membludak, bisa mencapai ratusan orang dalam sehari.
Mereka datang untuk berenang ataupun sekedar menikmati pemandangan laut dan perbukitan karst sambil mengabadikan momen dengan berfoto.
Tokoh Masyarakat Lohia, Manan mengatakan Napabale memang selalu jadi tujuan wisata, baik masyarakat lokal maupun tamu pemerintah kabupaten.
Letaknya yang hanya sekitar 15 kilometer dengan ibu kota Kabupaten Muna yakni Kota Raha, membuat pengunjung tak perlu bermalam karena bisa langsung putar balik dalam sehari.
Dengan banyaknya pengunjung membuat pemasukan bagi warga setempat yang membuka usaha. Ada yang menyewakan perahu, ban karet, jajanan, dan lain sebagainya.
Bila wisatawan tak membawa makanan dan minuman, banyak penjual yang menjajakan dagangan. Tersedia minuman berupa kopi, teh, air mineral, maupun minuman kemasan. Makanan yang dijual diantaranya jagung muda, mie instan, dan snack ringan.
“Biasanya pengunjung dari Muna induk, Muna Barat, Muna bagian timur. Kalau dari luar Muna ada tapi tidak signifikan hanya pada momen tertentu saja. Kalau ada pejabat yang melakukan kunjungan di Muna biasa dibawa ke Napabale,” ujar Manan yang juga mantan Penjabat (Pj) Kepala Desa Lohia.
Daya Tarik Baru
Kelompok pemuda Desa Lohia menyiapkan fasilitas kayak di Danau Napabale untuk daya tarik pengunjung. Kelompok ini menyiapkan 5 unit kayak, harga sewa kayak per jam Rp50 ribu sedangkan 30 menit Rp30 ribu.
Kemudian, biaya dokumentasi drone untuk durasi 5 menit Rp50 ribu. Untuk foto dan video menggunakan handphone 20 menit per kayak Rp30 ribu.
Kreativitas jasa seperti itu kata Manan jadi daya tarik baru bagi pengunjung. Sebelumnya Napabale ramai pada saat hari libur tapi dengan adanya jasa baru itu membuat pengunjung berdatangan tiap hari.
“Sekarang yang disukai oleh generasi muda adalah itu. Naik perahu (kayak) bertiga atau berempat kemudian di-shoting dengan drone, itu ramai sekali di-upload di Facebook,” ujar Manan.
Akses ke Lokasi
Dari Raha, Ibu Kota Kabupaten Muna, Danau Napabale dapat dijangkau dengan perjalanan darat. Durasi perjalanan hanya 40 menit menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat.
Untuk penginapan atau homestay belum tersedia di danau Napabale. Sebab dengan lokasi yang tergolong dekat itu, pengunjung dari Raha biasanya langsung balik pada hari yang sama.
Beberapa pangunjung juga bisa langsung menjajal destinasi wisata terdekat yang lokasinya masih dalam wilayah Kecamatan Lohia. Dua destinasi yang terkenal adalah Pantai Meleura dan Gua Liangkobori. (***)
Reporter: Tim Redaksi
Editor: Muhamad Taslim Dalma
