Tidak hanya itu saja, para karyawan perusahaan pemurnian nikel yang beroperasi di Desa Wonua Morome, Kecamatan Puriala, Kabupaten Konawe ini juga meminta pihak PT. CMMI untuk memberikan tunjangan dan
Tidak hanya itu saja, para karyawan perusahaan pemurnian nikel yang beroperasi di Desa Wonua Morome, Kecamatan Puriala, Kabupaten Konawe ini juga meminta pihak PT. CMMI untuk memberikan tunjangan dan gaji yang layak sesuai Upah Minimum Provinsi (UMP).
“Kalau tidak ada kejelasan dari perusahaan maka kami akan mogok kerja, selain itu kami juga akan memantau semua aktifitas yang ada di perusahaan, bilamana masih ada karyawan yang melakukan aktifitas kerja, maka kami akan menghentikannya,” kata Basran kepada awak zonasultra.id usai melakukan aksi demo, Rabu (04/2/2015).
Menurut Basran, selama masa kerja di perusahaan tersebut, banyak karyawan yang mengeluh, mulai dari volume kerja, jam kerja dan gaji yang diterima sangat tidak seimbang. “Yang paling fatal gaji lembur karyawan hingga saat ini belum juga dibayarkan,” keluhnya.
Basran menilai perusahaan tambang yang sudah tiga tahun beroperasi di Kabupaten Konawe, itu tidak pernah memperhatikan nasib pekerjanya, sebab pihak perusahaan sudah melakukan pengiriman keluar negeri (ekspor) sehingga keuntungan yang diperoleh sudah lebih dari cukup untuk mengsejahterakan karyawan dan masyarakat sekitar.
“Tapi hanya itu, sampai saat ini pihak perusahaan belum sekalipun memberikan dana CSR untu masyarakat Puriala. Jangankan CSR, kita saja ini yang setengah mati kerja belum pernah merasakan manfaatnya selama bekerja di sana, yang ada kita merasa teraniaya oleh sikap petingi-petingi perusahaan itu sendiri,” kesal lelaki yang mengaku calon ketua Serikat Buruh Indonesia cabang Konawe itu.
Pantauan zonasultra.id, hampir seluruh karyawan produksi PT CMMI ikut dalam aksi demonstrasi tadi. Mereka pun sepakat untuk melakukan mogok massal, bahkan beberapa orang mengaku akan berjaga-jaga di areal pertambangan untuk memboikot seluruh aktivitas di perusahaan tersebut. (Restu)
