ZONASULTRA.COM, KENDARI – Maraknya konflik atas nama agama yang terjadi di tengah masyarakat, berawal dari individu masing-masing. Hal itu diungkapkan Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kemeterian Agama (Kemenag) Sulawesi Tenggara (Sultra) Mohamad Ali Irfan, saat memaparkan materi seminar tentang Paham Keagamaan di kantor Wali Kota Kendari, Rabu (12/10/2016).
Ia menegaskan, awal mula konflik agama yang terjadi di Indonesia, semua berawal dari individu kemudian menyusul embrio pada kelompok dan menyusul membesar pada kepentingan agama (religi konflik).
“Konflik soal agama, semua berasal dari persoalan individu, contohnya konflik yang terjadi dibeberapa daerah seperti Ambon dan Poso,” tutur Ali Irfan.
Faktor penyebab konflik agama terjadi, lanjutnya, karena kurangnya pemahaman kehidupan bertoleransi, berkembangnya aliran yang fanatik, merasa yang paling benar dan kurangnya peranan netral tokoh agama. Ali Irfan mengaku, sampai saat ini dalam mengatasi penanganan konflik agama masih bersifat parsial, belum sepenuhnya dilakukan secara kolektif
“Jadi hingga saat ini, dalam mengatasi konflik, kebanyakan bersifat parsial belum dilakukan secara kolektif (melibatkan seluruh unsur yang ada),” ungkapnya.
Kegiatan seminar turut dihadiri oleh Wakil Walikota Kendari Musadar Mappasomba, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan politik (Kesbangpol) Kota Kendari Ridwansyah Taridala serta perwakilan dari Kepolisian daerah (Polda) Sultra. (B)
Reporter : Hasan
Editor : Kiki
