Maju di Pemilihan Rektor, Prof. Aris Badara Siap Dorong Kemajuan USN Kolaka

2406
Maju di Pemilihan Rektor, Prof. Aris Badara Siap Dorong Kemajuan USN Kolaka
Prof. Aris Badara di Sekretariat di Sekretariat Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Sulawesi Tenggara, Jumat (8/4/2022).

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Dalam Pemilihan Rektor (Pilrek) Universitas Sembilanbelas November (USN) Kolaka terdapat lima bakal calon yang sudah mendaftar. Tiga di antaranya merupakan akademisi yang selama ini mengabdi di Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari yakni Prof. Aris Badara, Dr. Amiruddin, dan Dr. Sitti Wirdhana.

Saat dimintai tanggapan, Prof. Aris Badara mengaku termotivasi untuk maju di Pilrek karena memang secara manajerial dirinya memenuhi persyaratan. Selama menjadi dosen, Aris juga memiliki pengalaman yang nantinya akan bermanfaat untuk mendorong kemajuan USN, misalnya ia aktif di Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) sebagai asesor.

Aris melihat perkembangan USN selama ini cukup baik sebagai perguruan tinggi negeri yang tergolong baru. Namun demikian ada beberapa hal yang masih perlu ditingkatkan terutama terkait dengan akreditasi sebagai sebuah jaminan bahwa perguruan tinggi layak untuk menyelenggarakan program perkuliahan.

Kedua, terkait dengan jabatan akademik dosen, menurut Aris perlu ditingkatkan karena USN masih membutuhkan orang luar untuk tercukupinya calon rektor. Sebagai informasi, saat ini yang mencalon rektor dari USN Kolaka hanya dua kandidat (Prof. Ruslin Hadanu dan Dr. Nur Ikhsan), sementara yang dipersyaratkan adalah empat orang.

“Ke depan internal USN itu perlu didorong sehingga jabatan akademik dan fungsional bisa naik, termasuk juga dari sisi kualifikasi pendidikan karena persyaratan rektor itu kan harus doktor dan lektor kepala. Oleh karena itu perlu dipacu sehingga ke depan calon-calon rektor itu bisa tercukupi dari internal bahkan bisa surplus untuk calon rektor,” ujar Aris saat ditemui di Sekretariat Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Sulawesi Tenggara (Sultra), Jumat (8/4/2022).

Aris sendiri memang tidak ada hubungan secara langsung dengan USN Kolaka karena selama ini berada di UHO, tapi yang lebih penting dari itu adalah konsep dan visi untuk membangun USN. Sebagai putra Kolaka, secara pribadi Aris merasa punya kewajiban untuk turut berpartisipasi dalam membangun USN sesuai dengan pengalaman baik manajerial maupun pengalaman akademik.

Selama ini Aris telah beberapa kali berkunjung ke USN, salah satunya melakukan review penelitian. Dari kunjungan itu, Aris mengamati bahwa memang diperlukan pendekatan akademik yang lebih soft dan sesuai dengan standar operasional prosedur pengembangan akademik.

Sebagai seorang akademisi, Aris aktif di beberapa organisasi yakni salah satu ketua di PWNU Provinsi Sultra, salah satu pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sultra, dan beberapa organisasi lainnya. Aris juga masih terdaftar sebagai asesor di Lembaga Akreditasi Mandiri (LAM) Pendidikan.

“Pengalaman-pengalaman ini sangat bermanfaat untuk pengembangan USN kalau anggota senat mempercayakan saya menjadi rektor,” ujar Aris.

Aris berharap di tengah persaingan pemilihan rektor tetap terjaga hubungan harmonis dan tidak ada riak-riak atau konflik. Bagi Aris, siapapun rektornya maka tenaga dan pikirannya harus tercurah dengan penuh untuk USN sehingga visi jangka panjang USN masuk nominasi perguruan tinggi terbaik di kawasan Asean bisa tercapai pada 2039.

*Persoalan Syarat Manajerial Calon Rektor

Ketua Panitia Pilrek USN Kolaka, Yahyanto mengaku belum bisa mengungkap apa persoalan masing-masing bakal calon Rektor USN, tapi yang sangat krusial adalah “syarat manajerial” yakni paling rendah pernah menjadi ketua jurusan atau sebutan lain yang setara. Sebagai ketua panitia, Yahyanto masih akan menjelaskan ke senat soal syarat manajerial tersebut.

Menurut dia, definisi “sebutan lain yang setara” dalam syarat tersebut bisa menimbulkan ragam penafsiran. Namun begitu, keputusan tetap berada pada senat universitas untuk menentukan mana yang memenuhi syarat manajerial dan tidak.

Menanggapi hal itu, Aris Badara menjelaskan persoalan seperti itu belum lama ini terjadi di UHO sehingga ada surat yang ditandatangani oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dalam surat itu menyebutkan bahwa jabatan manajerial yang diakui itu adalah rektor, wakil rektor, dekan/wakil dekan, ketua departemen, ketua prodi (kaprodi), ketua jurusan, dan ketua/sekretaris senat.

Maju di Pemilihan Rektor, Prof. Aris Badara Siap Dorong Kemajuan USN Kolaka
Isi surat yang pernah dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi ke Senat Universitas Halu Oleo terkait syarat calon Pemimpin Perguruan Tinggi.

Aris sendiri merupakan Kaprodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) di Pascasarjana UHO yang setara dengan ketua jurusan. Salah satu indikator secara organisasi dan tata kerja (OTK) bahwa jabatan kaprodi setara dengan ketua jurusan adalah karena di Prodi PBSI tidak ada jabatan ketua jurusan sehingga kaprodi bertanggung jawab langsung ke Direktur Pascasarjana UHO.

Dalam syarat pencalonan Rektor USN, pengalaman manajerial adalah minimal 2 tahun yang sudah dapat dipenuhi Aris. Ia menjadi Kaprodi dari tahun 2011 lalu. Meski sempat pindah ke jabatan lain, sejak 2018 ia kembali menjabat kaprodi hingga saat ini. (*)

 


Reporter: Muhamad Taslim Dalma

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini