ZONASULTRA.COM, KENDARI – Pasca penghapusan pasal pembatasan larangan keluarga petahana dalam undang-undang pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2015 oleh mahkamah Konstitusi (MK), maka peluang keluarga kepala daerah untuk mencalonkan diri dalam Pilkada semakin tebuka. Tak terkecuali Tina Nur Alam, istri Gubernur sulawesi Tenggara (Sultra) Nur Alam.
Bahkan, Nur Alam mengaku mendukung keputusan MK, namun tidak bermaksud mendorong istrinya untuk maju menjadi calon Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) setelah masa kepemimpinannya berakhir. Kendati demikian, lanjut gubernur dua periode ini, Tina secara pribadi mempunyai hak untuk maju sebagai calon Gubernur.
“Dalam kehidupan ini kita tidak hanya mengejar kedudukan, ada nilai-nilai tertentu yang harus kita pertahankan. Cukup saya saja sebagai suaminya yang jadi gubernur supaya tidak menambah kedengkian rakyat. Mungkin kalau saya tidak mengizinkan istri saya calon gubernur maka rakyat akan semakin cinta sama saya,” Kata Nur Alam usai menghadiri rapat paripurna di DPRD Sultra, Jum’at (10/7/2015).
Menurutnya, jika mendorong istrinya menjadi calon Gubernur bisa saja orang di sekitarnya yang mencintainya akan berbalik membencinya. Olehnya, kata Nur Alam, semuanya kembali pada dimensi moral masing-masing orang. Kalaupun ada grup di Facebook yang dibuat untuk pencalonan Tina Nur Alam itu menunjukkan bahwa banyak yang simpati, tapi putusan akhir tetap ada pada Tina dan Nuralam sebagai suaminya.
Jadi, Lanjut Nur Alam, jangan khwatir karena istrinya tidak akan mencalonkan diri sebagai Gubernur Sultra. Tina masih melaksanakan tugas mewakili rakyat di Senayan.
