ZONASULTRA.COM, KENDARI – Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), khususnya segmen mikro mengalami perbaikan kondisi bisnis yang pesat sepanjang 2021.
Hal itu menjadi pemantik utama pertumbuhan kredit segmen mikro di PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI). Bank penyalur kredit mikro terbesar di Indonesia ini berhasil mencatatkan pertumbuhan kredit segmen mikro double digit pada 2021.
Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengatakan, kemampuan adaptasi bisnis dan ketangguhan yang luar biasa dalam menyikapi krisis pandemi Covid-19 merupakan faktor penting pelaku usaha mikro mampu bertahan dan bertumbuh.
Selain itu, stimulus yang dikucurkan pemerintah juga turut mengakselerasi pemulihan bisnis segmen mikro.
SBRI sebagai bank yang fokus di segmen UMKM terus mempertebal perannya untuk memacu pemulihan bisnis segmen mikro dengan melanjutkan ekspansi kredit.
Di sisi lain, riset Indeks Bisnis UMKM BRI juga menunjukkan kepercayaan pelaku usaha terhadap upaya pemerintah dalam menangani Covid-19 semakin tinggi.
BRI tahun 2021 secara bank only tercatat menyalurkan kredit di segmen mikro sebesar Rp351,4 triliun atau tumbuh 13 persen year on year (yoy). Segmen mikro pun lantas menjadi sumber pertumbuhan bisnis utama BRI karena menguasai 42,06 persen terhadap total portofolio kredit BRI yang sebesar Rp943,70 triliun pada 2021.
Secara konsolidasian, penyaluran kredit mikro BRI pada 2021 mencapai Rp483,89 triliun. Kredit mikro secara konsolidasian itu berkontribusi sekitar 46,4 persen terhadap total portofolio kredit BRI Group yang menembus Rp1.042,87 triliun.
BRI juga semakin memperluas jangkauannya dalam mengucurkan kredit segmen mikro. Hal ini tercermin dari jumlah nasabah pinjaman segmen mikro BRI yang melonjak 13,5 persen yoy dari 11,7 juta pada 2020 menjadi 13,3 juta pada 2021.
Upaya BRI dalam menjaring segmen mikro semakin kuat berkat peran perseroan yang ambil bagian dengan memimpin Holding BUMN Ultra Mikro.
PT Permodalan Nasional Madani (PNM) dan PT Pegadaian kini pun terkonsolidasi bersama BRI sebagai induk untuk mengembangkan potensi di segmen ultra mikro dan mikro.
Secara konsolidasian, jumlah nasabah kredit mikro di BRI Group pada tahun lalu telah menyentuh 31,1 juta. Lebih rinci, BRI mendapat tambahan 6,6 juta nasabah dari Pegadaian dan 11,2 juta nasabah dari PNM.
Analis Mirae Asset Sekuritas Hariyanto Wijaya dan Rizkia Darmawan dalam risetnya membeberkan keberhasilan aksi korporasi rights issue senilai Rp96 triliun itu menjadi bukti investor masih memupuk kepercayaan yang tinggi atas pertumbuhan bisnis BRI.
Dalam riset yang sama, Hariyanto dan Rizkia menyebut aksi korporasi itu juga ditopang oleh persiapan yang matang dari perseroan. Walhasil, BRI sukses menjadi emiten dengan nilai rights issue terbesar di Asia Tenggara, peringkat ke-3 di Asia, dan peringkat ke-7 di dunia.
“Kami percaya kolaborasi dan konsolidasi bisnis mempercepat pertumbuhan. Kemajuan positif BBRI pun akan berlanjut di tahun ini,” katanya.
Sejak hadir pada 2009, BRI selalu menjadi bank penyalur KUR terbesar karena dinilai punya jangkauan luas dan fokus pada sektor UMKM. Pada tahun 2022, BRI mendapatkan alokasi KUR sebesar Rp260 triliun atau setara 70 persen dari total dana KUR sebesar Rp373,17 triliun.
Dan pertumbuhan kredit mikro BRI akan kembali meningkat tahun ini karena kuota KUR yang diperoleh lebih tinggi menjadi Rp260 triliun pada 2022, atau naik 33,4 persen secara year on year. (*)