ZONASULTRA.COM, WANGGUDU – Komisaris PT Sinar Jaya Surya Sultra Utama (SJSU), Herry Asiku mengatakan, perusahaan bidang pertambangan yang dipimpinnnya di wilayah Kabupaten Konawe Utara (Konut), Sulawesi Tenggara (Sultra), tiap tahunnya menyiapkan dana Corporate Social Responsibility (CSR) sebesar Rp 5 miliyar.
Anggaran sosial kemasyarakatan itu, diprioritaskannya pada tiga item antara lain, peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) bidang pendidikan, kesehatan dan sarana prasaranan rumah ibadah.
Menurut Herry, tiga program tersebut merupakan hal terpenting yang saling berkaitan untuk kemajuan suatu daerah, dan menciptakan sumberdaya berkualitas, beriman, bertaqwa dan memiliki akhlaq baik. Kehadiran PT SJSU di Konawe Utara ini, bukan hanya sekedar menambang saja dan memberikan bantuan.
(Baca Juga : Herry Asiku Bangun 14 Pesantren Mini Hingga Raih Prestasi se Asia)
“Tapi bagaimana kita menciptakan manusia yang baik untuk kemajuan daerah. Kalau masyarakatnya sehat, pendidikannya baik, dan imannya bagus jelas daerah kan pasti akan maju. Inilah yang kami utamakan pada pengelolaan dana CSR kami,”ungkap pria yang juga anggota DPRD Provinsi Sultra di ruang kerjanya, Selasa (9/4/2019).
Dijelaskan, perusahaan yang dinahkodainya itu telah beroperasi sejak juli 2015 lalu di Desa Watu Rambaha, Kecamatan Lasolo Kepulauan (Laskep), dengan luasan Izin Usaha Pertambangan (IUP) 301 hektar. Untuk tenaga kerja, lanjut politisi Partai Golkar ini, dia memperiortaskan masyarakat lokal setempat dengan jumlah sekitar 300 orang.
“Di perusahaan kami, karyawan semua 100 persen masyarakat pribumi yang berkerja. Dan kebanyakan lokal Konawe Utara. Kami harapkan keberadaan PT SJSU ini memberikan dampak positif bagi saudara-saudara kita memperoleh lapangan kerja,”ujarnya.
(Baca Juga : Herry Asiku Optimis Raih 35 Ribu Suara di Pileg 2019)
Dia menambahkan, sebagai salah satu tokoh pemekaran wilayah Bumi Oheo itu, dirinya mengutamakan kelesetarian lingkungan dalam beraktivitas agar terus terjaga tanpa terjadi pencemaran. Olehnya itu, perusahaan penambangan biji nijel yang dimilikinya bekerja sesaui aturan prosedur dan syarat perundang-undangan yang berlaku.
“Masyarakat kita hidup tak hanya bekerja di tambang saja. Ada di pertanian, perkebunan dan prikanan. Nah, inilah yang selalu kami jaga dalam beraktivitas agar sumber mata pencaharian mereka tidak terganggu dengan kehadirian kami,”tukasnya. (b)
Reporter : Jefri Ipnu
Editor : Kiki