Banjir Bandang Terjang Konkep, 1 Jembatan Putus dan 3 Kecamatan Terisolasi

Hujan Mengguyur Tiga Rumah Warga di Kusambi Terendam Banjir
Ilustrasi

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Banjir bandang menerjang Desa Bukit Permai, Kecamatan Wawonii Barat, Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep) Sulawesi Tenggara (Sultra), Senin (24/2/2020) dini hari. Akibat banjir bandang itu, 1 jembatan penghubung 4 kecamatan terputus dan hanyut terbawa air.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Konkep, Awaluddin menerangkan, banjir bandang tersebut terjadi, sekira pukul 04.00 Wita, setelah hujan deras yang melanda daerah itu sejak pukul 12.00 Wita malam.

“Memang curah hujan sangat tinggi, laporan anggota di sana hujan deras sekitar 5 jam dari tadi malam, pukul 12.00 Wita. Sekitar pukul 04.00 Wita, itu air sudah naik dan menerjang rumah-rumah warga,” terang Awaluddin saat dihubungi awak media melalui telepon seluler.

Meski tak ada korban jiwa, namun kata Awaluddin, banjir bandang yang menyebabkan putusnya jembatan, hingga mengakibatkan 27 desa dari tiga kecamatan terisolasi dari ibu kota kabupaten. Ketiga kecamatan yang terisolasi itu yakni Kecamatan Wawonii Tenggara, Kecamatan Wawonii Selatan, dan Kecamatan Wawonii Tengah.

“Semua terisolir dari ibu kota kabupaten, karena jembatan ini merupakan akses utama tiga kecamatan ini termasuk Kecamatan Wawonii Barat. Dan memang daerah ini langganan banjir, tapi ini yang terparah,” ucapnya.

Jembatan tersebut, lanjutnya, adalah sudah kedua kalinya terputus akibat terjangan banjir. Jembatan itu putus pertama kali, saat banjir menerjang Kecamatan Wawonii Barat, pada 12 Mei 2017 lalu. Ia pun menduga, banjir bandang yang terjadi akibat kerusakan lingkungan di hulu Sungai Lamoluo.

“Banyak tumpukan kayu, sudah pasti kerusakan lingkungan. Tapi ini masih dalam skala masyarakat, belum ada penambangan yang beroperasi di hulu sana. Tapi saya juga belum lihat jelas, yang jelas kalau ukuran sungainya itu hanya sekitar 12 meter tidak terlalu besar,” ujarnya.

Saat ini, pihakya akan menaikan status di Desa Bukit Permai menjadi status tanggap darurat. Meski begitu, dirinya masih menunggu SK dari Bupati Konkep serta pernyataan darurat dari bupati. Untuk penanganan sementara, pihaknya bersama dengan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Konkep akan melakukan pengkajian kebutuhan pascabencana (jitupasna).

“Karena PU yang tahu secara teknis, setelah ada hasil perhitungan baru kita ambil tindakan, menyiapkan regulasi SK bupati dan pernyataan darurat oleh bupati. Sehingga kita bisa menggunakan dana darurat. Kalau evakuasi ini kan bukan skala besar, evakuasi masih bisa ditangani secara swadaya. Tidak ada rumah yang sampai hayut hanya tergenang air,” tutupnya.

Sementara, Gubernur Sultra Ali Mazi mengaku, akan menurunkan bantuan untuk membantu korban banjir di Konkep. Ali Mazi juga meminta pihak Basarnas untuk turun melakukan penanganan dan bantuan SAR.

“Tidak ada hubungannya dengan tambang, jangan kita kait-kaitkan. Orang tambang juga belum jalan, kalau illegal logging kita tidak tahu, itu tanya saja ke dinas kehutanan,” tegasnya. (A)

 


Reporter: Randi Ardiansyah
Editor: Muhamad Taslim Dalma

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini