Daya Tarik Wisata Pemandian Topa di Muna

Daya Tarik Wisata Pemandian Topa di Muna
DESA LABONE- Pemandian Topa terletak di Desa Labone, Kecamatan Lasalepa, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara (Sultra). Pemandian ini sering dikunjungi warga sekitar setiap hari. (ZONASULTRA.ID).

ZONASULTRA.ID,RAHA – Pemandian Topa terletak di Desa Labone, Kecamatan Lasalepa, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara (Sultra).

Pemandian Topa sering dikunjungi warga sekitar setiap hari. Lokasinya yang sangat dekat dengan pemukiman penduduk menjadikan Pemandian Topa tempat favorit untuk menghabiskan waktu liburan.

Pemandian Topa mempunyai air yang sangat sejuk karena banyak mata air yang mengalir di dalam kolam tersebut.

Selain pemandian, di lokasi objek wisata ini juga menawarkan tracking mangrove yang bisa dinikmati oleh pengunjung.

Dari Kota Raha, hanya dibutuhkan waktu sekitar 10 menit menggunakan kendaraan, baik roda dua maupun roda empat untuk sampai ke Pemandian Topa. Sedangkan dari Pelabuhan Tampo membutuhkan waktu sekitar 20 menit.

Daya Tarik Wisata Pemandian Topa di Muna
Gerbang tracking mangrove Pemandian Topa

Sekretaris Desa Labone Alauddin mengatakan, luas Pemandian Topa sekitar 1 hektare dan tracking mangrove 4 hektare. Untuk saat ini, panjang tracking mangrove baru sekitar 70 meter.

Untuk pengembangan pemandian milik pemerintah desa ini, kata Alauddin, telah digelontorkan anggaran dana desa sekitar Rp2 miliar.

Meski demikian, pemerintah desa masih membutuhkan anggaran tambahan untuk pengembangan destinasi wisata ini. Sebab, pemandian ini belum begitu aman bagi anak-anak. Jika air pasang, kedalaman air sekitar 2 meter. Sehingga dibutuhkan kolam khusus untuk anak.

Alauddin berharap pemerintah provinsi maupun pemerintah pusat turut membantu pengembangan wisata di Desa Labone.

Daya Tarik Wisata Pemandian Topa di Muna
Gazebo tracking mangrove

“Kami sudah mengusulkan ke Kementerian Desa agar dapat bantuan secara langsung. Pemprov Sultra dan Pemerintah Pusat juga telah berkunjung ke sini. Pemerintah pusat menjanjikan beri bantuan. Tapi mungkin karena satu dan lainnya sampai hari ini belum terealisasi,” kata Alauddin.

Tak hanya meminta dukungan kepada pemerintah, pemerintah desa juga meminta dukungan masyarakat untuk ikut menjaga Pemandian Topa. Sebab, selain menjadi aset desa, objek wisata ini juga ikut mendongkrak perekonomian masyarakat sekitar.

Dikelola BUMDes

Daya Tarik Wisata Pemandian Topa di Muna
Kolam utama Pemadian Topa

Menurut Alauddin, saat ini, pemerintah desa menyerahkan pengelolaan Pemandian Topa kepada Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Azkalakia.

Direktur BUMDes Azkalakia, Sengki Rachman, mengungkapkan, meski pihak desa telah mempercayakan BUMDes untuk mengelola Pemandian Topa. Namun, pengelolaannya tetap melibatkan pemuda desa. Saat ini yang ikut terlibat sesuai SK sekitar 10 orang.

Tarif masuk ke Pemandian Topa sesuai Perdes, yakni untuk roda empat atau mobil Rp10 ribu, motor Rp5.000 serta Rp2.000 per orang. Sementara jika ingin masuk ke tracking mangrove maka akan menambah Rp2.000 per orang.

Daya Tarik Wisata Pemandian Topa di Muna
Jembatan tracking mangrove

“Ramai di hari sabtu minggu dan hari libur lainnya. Masyarakat lokal tidak dikenakan retribusi,” kata Sengki Rachman.

Di sekitaran pemandian, katanya, dihiasai warung-warung milik warga Labone. Saat ini warung-warung tersebut belum dikenakan retribusi.

“Dan bangunan ini mereka bangun sendiri. Dan program kami ke depannya ingin menata kembali bangunan2 tersebut supaya keliatan rapi dan punya daya pandang yg bagus” ujar Sengki Rachman.

Pihak BUMDes juga ingin agar area kawasan Permandian Topa ini di pagar keliling agar pengunjung mudah dikontrol. Dan di dalam kolamnya akan dibuat area terpisah khusus untuk kolam mandi anak-anak serta orang dewasa.

Selanjutnya membuat wahana bermain untuk anak-anak, spot foto dan gedung serbaguna yang bisa digunakan pengunjung yang datang.

Selain itu, untuk pintu masuk akan dibuat satu pintu melalui petugas parkir sehingga lebih mudah dimonitor dan pendapatan terkontrol.

Daya Tarik Wisata Pemandian Topa di Muna
Foto udara kawasan mangrove di Pemandian Topa

Saat dikelola BUMDes, pada 2021 objek wisata ini menghasilkan PAD sekitar Rp20 juta per tahun dan tahun sebelumnya sekitar Rp10 juta.

“Untuk pekerja atau pengelolah unit wisata ini, BUMDes terapkan pembagiannya 60:40. Dimana pekerja atau pengelola 40 persen dan BUMDes 60 persen sesuai yang disepakati bersama” ujarnya.

BUMDes juga berharap kepada pemerintah daerah maupun pusat agar bisa memberikan perhatiannya dalam bentuk dana untuk pengembangan permandian Topa.

Untuk diketahui, Desa Labone memiliki jumlah penduduk sekitar 2.500an lebih jiwa dengan jumlah kepala keluarga 760-an. Mayoritas penduduk di desa ini adalah petani dan nelayan. (*)


Kontributor: Ilham Surahmin
Editor: Muhammad Taslim Dalma

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini