Gempita Akan Budidaya Tanaman Porang di Kolut

948
Gempita Akan Budidaya Tanaman Porang di Kolut
GEMPITA - Gerakan Pemuda Tani (gempita) Kabupaten Kolaka Utara (Kolut) berencana akan membudidayakan tanaman porang. (Rusman/ZONASULTRA.COM)

ZONASULTRA.COM, LASUSUA-Gerakan Pemuda Tani (gempita) Kabupaten Kolaka Utara (Kolut) berencana akan membudidayakan tanaman porang. Pasalnya, tanaman umbi yang bernama latin (Amorphophallus oncophyllus) memiliki peluang ekspor yang cukup tinggi sebagai bahan baku seperti tepung dan bahan kosmetik serta beberapa bahan campuran lainnya.

Ketua Gempita Kolut, Alamsya menjelaskan sekitar dua pekan lalu dirinya bersama kepala dinas pertanian mengunjungi kabupaten Madiun, Jawa Timur (jatim) untuk melihat langsung tumbuhan porang tersebut. Setelah mendapat penjelasan dari penemunya, tanaman porang tersebut ternyata mudah tumbuh di iklim tropis seperti di Kolut dan bisa ditanam di lahan hutan serta di antara tumbuhan lain menjadi tanaman sela.

“Kita sudah cek dan melihat langsung di Madiun dan Tanaman porang ini masih dianggap tanaman langkah karena baru ditemukan sekitar 10 tahun lalu ternyata benar saat ini menjadi kebutuhan ekspor dan porang saat ini yang berasal dari hutan dan belum banyak dibudidayakan,”kata Alamsya kepada Zonasultra.com, Senin (14/10/2019).

Lanjut dia, berdasarkan hasil kunjungan tersebut ada empat macam jenis umbian yang menyerupai porang yang tumbuh bebas di hutan yang dikenal masyarakat. Namun hanya satu di antaranya yang memiliki nilai jual, yakni hanya jenis porang yang memiliki umbi batang dan umbinya yang telah memiliki titik tumbuh atau disebut umbi katak yang dapat ditanam secara langsung sebagai bibit.

“Porang memiliki umbi itu yang jadi bahan ekspor baik yang basah maupun yang sudah di keringkan, sementara buahnya yang bisa di jadikan bibit,”ungkapnya.

(Baca Juga : Gempita Kolut Kembangkan Program Budidaya Ayam Kampung)

Untuk langkah awal, pihaknya akan melakukan pengembangan budidaya secara swadaya kepada kelompok tani binaanya yang ada di setiap kecamatan. Saat ini, salah satu keterbatasan ekspor porang terletak pada penyediaan bahan baku yang masih terbatas, sehingga mendorong potensi pengembangan budidaya tersebut karena melihat kondisi lahan Kolut masih banyak lahan yang belum tergarap secara maksimal.

Kata dia, Budidaya Porang mempunyai prospek yang menjanjikan karena memiliki nilai ekonomi tinggi. Untuk pasar saat ini kisaran porang basah mencapai Rp 4000 sampai Rp 7000, sementara yang kering mencapai Rp 45.000 per kilogram nya sehingga hal tersebut dapat menjanjikan masyarakat Kolut.

“Tanaman ini sangat berpotensi untuk dikembangkan karena pasarnya sudah jelas, namun langkah awal kita akan membuat percontohan di beberapa tempat terlebih dulu. Jika sudah berhasil pastinya akan memacu semangat petani untuk mulai budidaya porang karena ini bagian dari revolusi pertanian Kolut dan kita akan sampaikan ke pemda kolut,” bebernya.

Alamsya menambahkan, tanaman porang petani hanya penanganan khusus serta pengawasan rutin pada awal penanaman, karena tanaman tersebut cocok pada musim kemarau yang di tanam dengan jarak satu meter setiap pohonnya.

Kadis pertanian Kolut Samsul Ridjal mengatakan, untuk tanaman porang sangat cocok dikembangkan di Kolut karena didukung iklim tropis dan hampir semua di kecamatan memiliki lahan kering.

“Tanaman porang itu sifatnya jenis tanaman hutan liar, namun tidak bisa tumbuh di lahan basah dan saya rasa semua daerah Kolut bisa tumbuh dengan baik,” tandasnya. (b)

 


Kontributor : Rusman
Editor : Kiki

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini