Kementerian ESDM Cek Pencemaran di Konkep

60
Kementerian ESDM Cek Pencemaran di Konkep
CEK PENCEMARAN - Pihak Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) turun melakukan kunjungan khusus ke Kabupaten Konawe Kepulauan, pada awal Juni 2023. (Foto: Istimewa)

ZONASULTRA.ID, WAWONII- Pada Mei hingga Juni 2023 sedang ramai soal isu pencemaran terhadap air yang menjadi kebutuhan warga Wawonii, Konawe Kepulauan (Konkep). Sorotan berupa unggahan sejumlah video menjadi perbincangan hangat warganet, salah satunya di media sosial Facebook.

“Bukan lagi air ini yang keluar. Ini buktinya, lumpur he yang keluar ini,” ujar salah seorang warga melalui video yang beredar di Facebook. Beberapa video lain juga tampak menunjukkan air keruh terhadap sumber air warga.

Sebagai tindak lanjut dengan adanya aduan terkait hal itu, pengawas dan pembina perusahaan tambang, pihak Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) turun melakukan kunjungan khusus dan rapat bersama dengan PT Gema Kreasi Perdana (GKP) untuk melihat keadaan di lapangan pada 6 Juni 2023 lalu.

Dalam kunjungan tersebut, pihak ESDM melakukan pengecekan lokasi baik itu ke disposal sampai ke sungai Keu Mohalo dan Sungai Rokoroko. Kunjungan tersebut terkait kekeruhan dan layaknya air untuk dikonsumsi.

Dari hasil pantaun yang dilakukan bahwa betul terjadi kekeruhan, tetapi tidak sepenuhnya seperti tuduhan. Sebagai penambang, GKP sudah melakukan berbagai upaya untuk menangani permasalahan air keruh tersebut. Pendistribusian air bersih melalui water truck dan juga sumur bor. Pencarian sumber (mata air) alternatif juga terus dilakukan. Perusahaan juga melakukan berbagai upaya perbaikan, penampung air di lokasi tambang, sudah diperbesar untuk mengurangi risiko air limpasan masuk ke sumber mata air.

Secara umum, kondisi di Wawonii, saat musim hujan, kondisi air selalu keruh. Perusahaan juga sudah merekrut warga lokal sebagai tenaga kerja. Mayoritas tenaga kerja yang saat ini bekerja di perusahaan adalah warga lokal.

PT GKP diharapkan terus menjaga komunikasi dengan semua pihak. Kalaupun ada kritikan atau sorotan dari berbagai pihak, harus ditanggapi positif dan menganggap sebagai kritikan membangun.

“Banyak tuduhan pencemaran lingkungan yang masuk ke kami, kami pikir mungkin perusahaan ini tidak mempunyai IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) untuk proses air limpahan. Tapi saat kami cek, ternyata sudah ada. Kami melihat perusahaan ini sudah taat dan sangat baik. Sudah memenuhi kaidah good mining practice,” ucap Joko Suharyadi selaku Inspektur V Kementerian ESDM melalui pers rilis, Selasa (20/6/2023).

Hal senada juga disampaikan Kabiro Hukum Setprov Sultra, Syafril. Menurut dia, hal-hal baik yang sudah dilakukan dalam pengelolaan pertambangan, harus ditularkan kepada perusahaan-perusahaan tambang lainnya, sehingga aktivitas pertambangan di Sulawesi Tenggara, bisa tertata dengan baik.

Namun tidak bisa dipungkiri bahwa aktivitas pertambangan dan industri ekstraktif pada umumnya, sudah pasti mengubah bentang alam yang sudah ada sebelumnya. Namun kalau dikelola dengan baik, maka dampak kerusakannya pun bisa diminimalisasi.

“Pengelolaan tambang sangatlah penting. Karena mau bagaimanapun, kegiatan tambang itu pasti mengubah bentang alam. Kita menggali apa yang ada di dalam perut bumi, tentunya pasti ada perubahan. Nah, yang membedakan tambang yang baik dan bertanggung jawab adalah bagaimana caranya mereka meminimalisir kerusakan dan bagaimana mereka mengembalikan area yang dibuka agar jadi lebih baik dan produktif,” jelas dia.

“Kami terus bekerja 7 hari 24 jam untuk memastikan tambang itu aman dan juga memastikan kekeruhan air di desa ini bisa secepatnya kami bantu. Agar teman-teman kami di desa juga bisa terus mendapatkan air bersih mereka untuk kehidupan sehari-hari,” ucap Sutanto selaku SPT Environment PT GKP.

Sejauh ini, GKP telah memberikan bantuan berupa pembersihan tangki-tangki air masyarakat, mendistribusikan air bersih ke rumah-rumah warga menggunakan truk air, khususnya di dua desa yang mengalami kekeruhan, yakni Sukarela Jaya dan Dompo-dompo Jaya. Begitu juga upaya pengadaan sumber air melalui sumur bor, untuk dijadikan alternatif dari mata air Lagumba yang juga mengalami hal yang sama.

“Kita apresiasi langkah cepat yang dilakukan perusahaan, untuk mengatasi air keruh yang dialami warga. Sehingga warga masih bisa terus mendapatkakn sumber air bersih,” ujar Joko Suharyadi. (*)

 


Editor: Muhamad Taslim Dalma

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini