Kisah Haris, Sang Suami yang Putrinya Tewas di Tangan Istri Tercinta

20230
Kisah Haris, Sang Suami yang Putranya Tewas di Tangan Istri Tercinta
PEMAKAMAN - Haris hanya bisa meneteskan air mata saat melihat kenyataan saat jasad anaknya dimakamkan di Desa Doda Bahari, Buteng, Sultra, Rabu (26/2/2020). (Risno Mawandili/ZONASULTRA.COM)

ZONASULTRA.COM,LABUNGKARI – Kening lelaki itu sesekali mengkerut, matanya berbinar. Dia dilema. Dia adalah Haris (24), warga Desa Doda Bahari, Kecamatan Sangiawambulu, Buton Tengah (Buteng), Sulawesi Tenggara (Sultra), yang harus menerima kenyataan bahwa salah satu putrinya tewas di tangan istri tercinta, Malfia (21).

Kepada Zonasultra.Com Haris mengaku coba menerima peristiwa ini atas nama takdir. Berat? Iya. anak keduanya kini telah tiada. Haris menyayangi buah hatinya, namun begitu tidak mampu melupakan kenangan indah penuh cinta bersama Malfia.

“Saya coba berpikir, apa yang terjadi sudah terjadi,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca saat dijumpai di kediamannya, Rabu (26/2/2020).

“Kalau nanti (Malfia) dinyatakan tidak bersalah, saya tetap mau membina rumah tangga bersama dia lagi,” ungkapnya.

Dia juga sempat mengenang kisah asmaranya bersama Malfia, baik setelah menikah, maupun saat menjalin cinta monyet.

(Baca Juga : Diduga Idap Baby Blues Syndrome, Ibu di Buteng Aniaya Anak Kandung Hingga Tewas)

Dengan Toyota Avanza yang kami rental, Haris mengajak menjenguk anak pertamanya yang berumur 2 tahun, sedang dirawat di Puskesmas Lombe, Buteng. Dia ingin memastikan kondisi anaknya yang berangsur membaik pasca insiden penganiayaan oleh Malfia di kediamannya, Selasa sore (25/2/2020) sekira pukul 16.00 Wita.

Kisah Haris, Sang Suami yang Putranya Tewas di Tangan Istri Tercinta
Kondisi pelataran rumah duka, tempat terjadinya ibu bunuh anak di Desa Doda Bahari, Buteng, pasca pemakaman anak umur 4 bulan, hasil pernikahan Haris (24) dan Malfia (21), Rabu (26/2/2020).

Dalam kendaraan roda empat itu juga Haris mengakui bahwa pernikahannya dengan Malfia tergolong usia dini. Kala itu, Haris yang sedang melanjutkan pendidikan di salah satu universitas di Kota Baubau, dan Malfia masih duduk di bangku kelas dua Sekolah Menengah Atas di Desa Baruta, Buteng.

Ketika sudah menikah, Haris memilih putus kuliah, lalu bekerja serabutan demi rumah tangga barunya. “Kalau ada pekerjaan proyek bangunan saya akan ikut kerja. Kalau tidak pergi melaut, memancing ikan. Saya juga pernah jadi kondektur mobil,” ungkapnya.

*Kenangan Haris Bersama Putranya Sebelum Meninggal

Haris tak kuasa melihat kedua anaknya terkapar. Putra pertama sekarat karena sayatan pisau dapur di leher bagian belakang, sementara putra kedua tewas karena kehabisan oksigen setelah dicelup dalam bak mandi. Padahal sebelum pergi melaut, kondisi kedua anaknya itu baik-baik saja.

Pada Selasa (24/2/2020) sekira pukul 09.30 Wita, Haris bersama Malfia dan kedua anaknya bermain bersama sembari menyiapkan makan siang. Setelah makan siang sekira pukul 12.00 Wita, Haris masih bermain bersama anak-anaknya. Memeluk bayinya yang berumur 4 bulan, juga ngobrol dengan anaknya yang berumur 2 tahun, sebelum akhirnya pergi melaut.

Kisah Haris, Sang Suami yang Putranya Tewas di Tangan Istri Tercinta
Penampakan ranjang tempat ditemukannya anak yang dianiaya hingga sekarat oleh ibunya sendiri di Desa Doda Bahari, Buteng, Sultra. Saat itu saksi mata menunjukkan dan menceritakan kronologi, Rabu (26/2/2020)

Berselang beberapa jam, pulang dari melaut, sekira pukul 06.00 Wita, situasi di rumah yang tadinya damai berubah jadi duka. Parahnya, Haris mendapat kabar bahwa kedua anaknya bernasib demikian karena dianiaya istrinya sendiri. Hatinya berkecamuk, satu sisi berduka, sisi lainya murka pada Malfia.

(Baca Juga : Mengenal Baby Blues Syndrome, Gangguan Emosi Pasca Melahirkan)

“Menangis, hampir pingsan, tapi untung ada keluarga yang menguatkan saya,” kisah Haris.

Satu anak haris, yang masih bayi itu telah disemayamkan, di Desa Doda Bahari, Rabu (26/2/2020) sekira pukul 12.30 Wita. Sementara yang berusia 2 tahun kondisinya kini berangsur membaik, masih dirawat di Puskesmas Lombe.

Haris tidak menyangka jika Malfia nekat melakukan perbuatan itu kepada kedua putra kandungnya. Meski demikian, ia mengaku bahwa empat bulan terakhir ini kondisi psikologis istrinya tiba-tiba berubah drastis. Malfia, kata Haris, sering marah berlebihan, terlebih saat anaknya yang masih bayi rewel. Ini terjadi setelah Malfia melahirkan untuk kedua kalinya.

“Pernah juga dulu dia begini, waktu melahirkan anak (kami) yang pertama. Dia juga pernah mau menganiaya anak (kami) yang pertama. Tapi itu bisa ditangani oleh dukun dan bidan desa yang mendampingi,” ungkap Haris.

Menurut keterangan bidan desa yang mendampingi pada persalian pertama, Malfia mengidap baby blues syndrome atau depresi pasca melahirkan. Sindrom ini menyebabkan seseorang akan mudah marah, tersinggung, dan cenderung menutup diri usai melahirkan. Perilaku ini sebenarnya wajar, jika tidak berlebihan.

Kondisi Malfia saat itu dapat diatasi oleh bidan desa dan dukun dalam sebulan, pasca melahirkan. Pada persalinan yang kedua ini, terang Haris, istrinya tidak begitu intensif didampingi oleh bidan desa apalagi dukun karena melahirkan di puskesmas.

”Dulu istriku itu dirawat karena melahirkan di rumah. Jadi dukun dan bidan desa sering ke rumah dan bicara sama istriku. Sekarang ini tidak bisa lagi melahirkan di rumah karena takut didenda oleh pemeritah. Kan sudah ada aturannya tidak boleh lagi istri melahirkan anak di rumah,” ujarnya.

*Malfia Terisolasi Sosial

Keluarga kecil Haris dan Malfia terbilang berkecukupan. Haris pernah punya usaha sembako untuk istrinya saat mereka masih bermukim di Desa Baruta, Kecamatan Sangiawambulu. Haris berpikir, jika istrinya sering berkomunikasi dengan tetangga, maka depresi yang menghantui akan memudar.

Demikian usaha itu tidak membuahkan hasil. Tanpa alasan jelas, Kata Haris, beberapa minggu lalu Malfia lari dari rumah mereka di Desa Baruta menuju Desa Doda Bahari. Malfia lari dengan membawa serta kedua buah hatinya.

Kisah Haris, Sang Suami yang Putranya Tewas di Tangan Istri Tercinta
Haris saat menjenguk anaknya di Puskesmas Lombe, Rabu (26/2/2020). Dia ingin memastikan kondisi anaknya yang berangsur membaik pasca kritis.

“Untung waktu itu ada yang lihat. Akhirnya diantar di rumah mertuaku,” cerita Haris.

Menurut Tahir kakak Malfia, Malfia biasanya tiba-tiba marah pada bayinya saat rewel. Malfia tidak terima jika disalahkan kerena sering marah pada anak-anak.

“Saya sering nasehati Malfia agar tidak berlebihan dan marah-marah tidak jelas, tapi setelah pindah saya sudah tidak bisa kontrol dia lagi, karena jarang bertemu,” ujar Tahir ditemui usai pemakaman keponakannya.

Malfia juga, Lanjut Tahir, selama tinggal di Desa Doda Bahari tidak memiliki teman ngobrol. Setiap hari ia seorang diri dalam kamarnya. Bahkan setelah pindah di rumah yang menjadi lokasi kejadian naas itu, Malfia makin mengisolasi diri. Pintu rumahnya sering tertutup rapat karena kesibukan masing-masing keluarga sehingga jarang menengoknya.

“Awalnya di Desa Doda Bahari itu kami tinggal di rumah mertua. Lalu kami memilih tinggal di rumah yang sekarang ini (hanya Haris, Malfia, serta dua anaknya). Baru beberapa hari kami pindah,” jelas Haris.

Sementara itu, saudara Malfia, Mardin juga bercerita. Dia merupakan orang pertama yang mengetahui tindakan Malfia. Mardin yang tinggal di Kota Baubau saat itu tiba-tiba terpikir ingin pergi menemui adik perempuanya, sekaligus menengok keponakannya.

“Memang katanya, adikku (Malfia) ini kondisi kejiwaannya berubah drastis. Kita juga keluarga tidak tahu kenapa begitu,” ujar Mardin.

Seperti diketahui, Malfia menganiaya dua anaknya di rumahnya, Desa Doda Bahari, Sangiawambulu, Buteng, Selasa sere (25/2/2020). Kepolisian setempat melaporkan perkara ini terjadi sekira pukul 16.00 Wita. Akibat ulah sang ibu, satu anak berumur 4 bulan tewas, sedangkan yang berumur 2 tahun sekarat dan dirawat intensif di rumah sakit karena luka sayatan pisau dapur di bagian leher. (b)

 


Kontributor : Risno Mawandili
Editor: Muhamad Taslim Dalma

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini