ZONASULTRA.COM,KENDARI– Kabut asap kembali menyelimuti Kabupaten Kolaka Timur (Koltim) akibat kebakaran lahan gambut, lahan perkebunan sawit, dan kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT).
Ada dua titik terparah yang saat ini diselimuti kabut asap hingga masuk ke pemukiman warga yakni Desa Weamo Kecamatan Lalolae dan Desa Talodo Kecamatan Tinondo.
Kepala Manggala Agni Daops Tinanggea, Yanuar Panca Kesuma mengatakan pihaknya menerima laporan dari PT Sari Asri Rezeki Indonesia perihal kejadian tersebut pada hari Minggu (24/11/2019) kemarin. Hari ini, Senin (25/11/2019), Manggala Agni menurukan tim satu regu beserta sarana prasarana pemadam api.
“Setelah kita cek ternyata kondisi sudah parah apinya sudah menyebar, harusnya bisa dilaporkan lebih cepat,” kata Yanuar saat dihubungi via telepon seluler.
(Baca Juga : Kesehatan Tim Pemadam Kebakaran Lahan Gambut di Koltim Diperiksa)
Lanjut dia, berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, kabut asap terus membumbung tinggi, dengan arah angin yang berubah-ubah setiap saat. Hal ini menyulitkan tim dari Manggala Agni untuk menuju titik api guna memasang mesin pemadam.
Hingga sore ini, tim Manggala bisa menembus tebalnya kabut asap menuju titik api. Yanuar mengaku, baru kali ini mendapatkan kebakaran hutan dan lahan yang membuat timnya tidak dapat tembus ke titik api.
“Artinya ini sudah parah sekali, baru kali tim tidak bisa tembus pasang mesin. Biasanya kalau tim turun dalam hitungan jam sudah bisa tembus,” ujarnya.
Sejak dua bulan terakhir tim Manggala Agni sudah beberapa kali memadamkan api di Kabupaten Koltim, total luasan yang terbakar hingga hari ini diperkirakan mencapai ribuan hektar.
Kendati demikian, tim Manggala Agni optimis bisa mencapai titik api dari kebakaran tersebut. Guna menemukan rute untuk masuk ke lokasi di tengah tebalnya kabut asap membuat Manggala Agni harus melakukan monitoring menggunakan drone.
(Baca Juga : Pelaku Pembakaran Lahan Gambut Koltim Ditangkap)
“Drone buka untuk gaya-gayaan ini untuk mau lihat kondisi sekitar di mana bisa lewat dan masuk memadamkan api,” pungkasnya.
Ia pun menyayangkan pihaknya menerima laporan setelah kondisi benar-benar sudah sangat parah dengan lambatnya peran dari pemerintah setempat misalnya pemerintah kecamatan atau desa serta tim Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) setempat untuk merespon kejadian ini.
Bahkan kata dia, pernah kejadian saat melakukan pemadaman di Kabupaten Koltim dua bulan lalu, tim Manggala Agni masih mendapati oknum yang melakukan pembakaran lahan di sekitar lokasi pemadaman.
“Aneh kan, kita madamkan api masih saja ada oknum yang membakar,” Yanuar menegaskan. (B)