Kronologi 43 Pemuda yang Terjebak di Hutan Konawe Utara

Kronologi 43 Pemuda yang Terjebak di Hutan Konawe Utara
EVAKUASI KORBAN -Tim aparat gabungan BPBD Konut, Basarnas, Polres Konut, TNI yang dipimpin Bupati Konut saat berhasil mengevakuasi 43 pemuda yang terjebak di wisata Air Terjun Lamesou dan Wawondiku. (Jefri/ZONASULTRA.COM)

ZONASULTRA.COM,WANGGUDU– Sebanyak 43 pemuda asal Kabupaten Konawe Utara (Konut), Sulawesi Tenggara (Sultra), yang terjabak di hutan menuju lokasi wisata Air Terjun Lamesou Desa Lametono, Kecamatan Lasolo dan Wawondiku Desa Awila, Kecamatan Molawe ditemukan dengan kondisi selamat.

Keseluruhan pemuda yang melakukan kunjungan di dua wisata sejak Sabtu (4/7/2020) itu berhasil diselamatkan dan dievakuasi oleh tim gabungan yang dikawal langsung Bupati Konut Ruksamin, Senin (6/7/2020) sekira pukul 13.00 Wita.

Sebelumnya, mereka dikabarkan terjebak di hutan selama 2 hari saat menuju lokasi air terjun disebabkan arus kali yang naik dan deras akibat diguyur hujan.

“Alhamdulillah sudah kita temukan dan kondisinya dalam keadaan selamat semua. Kita juga berikan pengarahan, nasehat agar lebih berhati-hati dengan kondisi cuaca yang kurang baik saat ini,” kata Bupati Konut, Ruksamin.

Informasi awal dilaporkan ada sekitar 40 pemuda yang berkunjung di dua kawasan wisata tersebut. Namun, setelah berhasil dievakuasi jumlah keseluruhan sebanyak 43 orang. Masing-masing 10 orang di Air Terjun Wawondiku dan 33 orang di Lamesou.

Selain mengevakuasi, pihaknya juga memeriksa kondisi kesehatan para wisatawan. Hal itu, dilakukan untuk memastikan tidak ada yang terserang penyakit selama 2 malam terjebak di hutan. Satu di antaranya, mendapatkan penaganan medis akibat mengalami hipotermia penurunan fisik karena kedinginan.

Baca Juga :
40 Remaja Konut Tersesat di Hutan, Bupati Turunkan Tim Pencarian

BACA JUGA :  Punya 100 Butir Telur dalam Perutnya, Piton Sebesar Pohon Pinang Ini Dilumpuhkan Warga

Salah satu wisatawan yang berhasil diselamatkan, Farida menjelaskan, dirinya bersama 32 rekannya yang tergabung dalam Environment Community (Envicom) atau komunitas pencinta lingkungan menuju ke Air Terjun Lamesou Desa Lametono dalam rangka bakti sosial (baksos), bukan Pramuka seperti yang dikabarkan sebelumnya.

Tujuan baksos itu melakukan pembersihan air terjun, dan pemasangan pamflet mengenai larangan membuang sampah di sembarang tempat demi kelestarian alam wisata air terjun.

Saat memasuki kawasan hutan pada Sabtu (4/7/2020), Farida bersama rekannya mendirikan tenda (kemah) sekitar 500 meter dari kali yang menghubungkan titik air terjun yang akan dituju. Namun, jelang sekira pukul 17.00 Wita hujan lebat mengguyur wilayah itu hingga membuat arus kali meningkat dan deras.

Situasi itu membuat rombongannya harus dua kali mememindahkan kemah ke tempat yang lebih tinggi. Akan tetapi, cuaca yang semakin tidak bersahabat membuat timnya terjebak dan tidak bisa lagi meneruskan perjalanan juga tidak bsia pulang kembali ke perkampungan yang jaraknya 5 kilometer. Peristiwa menegangkan itu, membuat dia dan rekan-rekannya hanya bisa pasrah dan berdoa.

“Yang delapan orang rekan saya terus melanjutkan perjalanan dan berhasil tembus sampai di titik. Sedangkan saya dan teman yang lain, sudah tidak berani lanjutkan perjalanan dan memutuskan untuk tetap tinggal. Kami bertahan selama 2 malam karena kondisi sudah terjebak,” ungkapnya menceritakan peristiwa tersebut.

BACA JUGA :  Terlindas Truk, Pelajar Asal Busel Meninggal Dunia

“Memang kami jadwalkan hanya satu malam kita pergi, tapi karena situasi berubah terpaksa kita tinggal. Untuk bertahan hidup, sisa stok logistik yang ada kita kumpul-kumpul saja dan bagikan kepada teman-teman. itupun masih kita kelaparan,” tuturnya.

Dia menambahkan, pihaknya bersyukur saat tim evakuasi dari Pemda Konut yang dipimpin bupati tiba di lokasi dan menemukan mereka. Seorang yang mengalami hipotermia karena mengalami kedingian langsung dibawa untuk menjalani perawatan medis. Sedangkan yang lainnya sehat dan selamat.

Sedangkan yang di Air Terjun Wawondiku, terdapat 10 pemuda yang yang juga dievakuasi. Sama seperti yang di Lamesou, kejadian itu berawal pada Sabtu (4/7/2020) sebanyak 15 orang melakukan kegiatan kamping. Namun, mereka terjebak arus sungai yang deras.

Kemudian, para pemuda itu mendirikan tenda untuk menunggu air sungai surut. 8 dari 15 orang tersebut, nekat untuk melewati sungai agar dapat sampai ke air terjun yang jaraknya masih kisaran 1 jam atau 2 kilometer perjalanan dari tenda yang dibuat.

Jelang sehari, 5 dari 7 orang yang menunggu di tenda berinisiatif untuk keluar ke kampung dengan alasan ada 1 orang perempuan kondisi fisiknya kurang baik karena sangat kedinginan disebabkan kondisi hujan. Sedangkan 2 orang tetap tinggal di tenda selama 2 malam dengan maksud menunggu 8 orang ini yang nekat pergi melewati sungai. (A)

 


Reporter: Jefri
Editor: Muhamad Taslim Dalma

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini