ZONASULTRA.COM, PASARWAJO Peringatan Hari Jadi Pasarwajo Ke-12 sebagai ibukota Kabupaten Buton, mengingatkan mantan Bupati Buton Sjafei Kahar akan sejarah perjalanan Pasarwajo hingga ditetapkan sebagai ibukota kabupaten.
Saat ditemui di kediamannya, Kamis (11/6/2015), mantan bupati dua periode ini mengatakan dinamika politik Buton cukup tinggi ketika Kota Baubau yang sebelumnya menjadi ibukota Buton menjadi daerah otonomi baru (DOB) sendiri.
Kabupaten Buton harus memiliki ibukota yang baru setelah Baubau mekar. Saat itu, DPRD Buton merekomendasikan Batauga sebagai ibukota kecamatan yang baru. Namun, Sjafei yang saat itu menjabat bupati lebih memilih Pasarwajo.
“Penetapan Pasarwajo sebagai ibu kota Kabupaten Buton lahir di masa kepemimpinan saya. Sebelum ditetapkan secara resmi, kami ada perbedaan dengan pihak DPRD yang merekomendasikan Batauga sebagai ibukota, tutur Sjafei.
Akibat tarik-menarik kepentingan penentuan ibukota itu, Pemerintah Kabupaten Buton lalu meminta kementerian dalam negeri (kemendagri) untuk meninjau kelayakan daerah yang dinominasikan, yakni Batauga dan Pasarwajo. Hasilnya, kemendagri melalui direktorat jenderal otonomi daerah dan direktorat jenderal tata wilayah merekomendasikan Pasarwajo sebagai ibukota.
“Tanpa pikir panjang pemerintah langsung menetapkan Pasarwajo melalui surat keputusan presiden yang kala itu Ibu Megawati. Lalu diresmikanlah Pasarwajo sebagai ibukota Kabupaten Buton oleh Gubernur Sulawesi Tenggara Bapak Ali Mazi. Selanjutnya, sebuah tugu didirikan di Pasarwajo yang menjadi simbol penetapan ibukota,” papar Sjafei.
Kemudian muncul gagasan Sjafei untuk kembali memekarkan Kabupaten Buton menjadi satu DOB lagi. Dia lalu mengundang tokoh masyarakat di kawasan Batauga untuk merealisasikan pemikriannya. Gagasan itu kini berhasil diwujudkan dengan mekarnya Kabupaten Buton Selatan baru-baru ini dengan Batauga sebagai ibukotanya.(*/Mulyadi)
