Strategi Menekan Tingkat Kemiskinan Indonesia

Asrul Ashar Alimuddin Opini BPS Kolaka
Asrul Ashar Alimuddin

Pembangunan ekonomi adalah sebuah proses multidimensi yang melibatkan perubahan- perubahan besar dalam struktur sosial, sikap masyarakat, dan kelembagaan nasional, seperti halnya percepatan pertumbuhan ekonomi, pengurangan ketidakmerataan dan pemberantasan kemiskinan mutlak. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan merupakan kondisi utama suatu keharusan bagi kelangsungan pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan. Karena jumlah penduduk bertambah setiap tahun yang dengan sendirinya kebutuhan konsumsi sehari-hari juga bertambah setiap tahun, maka dibutuhkan penambahan pendapatan setiap tahun Kemiskinan merupakan persolan rumit dan utuh serta ibarat penyakit yang terus menerus berlangsung dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Mengapa demikian? Ada jutaan anak tidak dapat mengenyam pendidikan berkualitas, ada ribuan bahkan jutaan orang di Negeri ini belum mampu membiayai kesehatan mereka, ada banyak daerah masih terisolir dan menyebabkan akses pelayanan publik seolah tidak pernah ada bagi mereka, kasus gizi buruk bahkan persoalan-persoalan lain yang melilit hidup mereka. Kemiskinan merupakan masalah yang dihadapi oleh semua negara di dunia, terutama negara sedang berkembang. Kemiskinan merupakan masalah kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan, antara lain tingkat pendapatan masyarakat, pengangguran, kesehatan, pendidikan, akses terhadap barang dan jasa, lokasi, geografis, gender, dan lokasi lingkungan. Kemiskinan tidak lagi dipahami hanya sebatas ketidakmampuan ekonomi, tetapi juga kegagalan memenuhi hak-hak dasar dan perbedaan perlakuan bagi seseorang atau sekelompok orang dalam menjalani kehidupan secara bermartabat.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa Persentase penduduk miskin pada September 2019 sebesar 9,22 %, menurun 0,19 % terhadap Maret 2019 dan menurun 0,44 % September 2018. Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada September 2019 mencapai 24,79 juta orang. Dibandingkan Maret 2019, jumlah penduduk miskin menurun 358,9 ribu orang. Sementara jika dibandingkan dengan September 2018, jumlah penduduk miskin menurun sebanyak 888,7 ribu orang. Pembangunan telah membawa perubahan dalam masyarakat. Perubahan itu nampak terjadinya pergeseran sistem nilai budaya, penyikapan yang berubah anggota masyarakat terhadap nilai-nilai budaya. Pembangunan telah menimbulkan mobilitas sosial, yang diikuti oleh hubungan antar aksi yang bergeser dalam kelompok- kelompok masyarakat. Sementara itu terjadi pula penyesuaian dalam hubungan antar anggota masyarakat. Dapat dipahami apabila pergeseran nilai-nilai itu membawa akibat jauh dalam kehidupan kita sebagai bangsa. Pembangunan kadang kala digunakan dalam pengertian yang sempit hanya sebagai industralisasi atau pemodernan. Bagaimanapun dalam makna yang luas pembangunan merupakan suatu proses dalam meningkatkan derajat manusia dalam sebuah masyarakat tertentu. Pembangunan adalah upaya untuk meningkatkan nilai kehidupan semua masyarakat dalam segala bidang. Pembangunan telah membawa perubahan dalam masyarakat. Perubahan itu nampak terjadinya pergeseran sistem nilai budaya, penyikapan yang berubah anggota masyarakat terhadap nilai-nilai budaya. Pembangunan telah menimbulkan mobilitas sosial, yang diikuti oleh hubungan antar aksi yang bergeser dalam kelompok- kelompok masyarakat. Sementara itu terjadi pula penyesuaian dalam hubungan antar anggota masyarakat. Dapat dipahami apabila pergeseran nilai-nilai itu membawa akibat jauh dalam kehidupan kita sebagai bangsa.

Sikap malas merupakan suatu masalah yang cukup memprihatinkan, karena masalah ini menyangkut mentalitas dan kepribadian seseorang. Adanya sikap malas ini seseorang bersikap acuh takacuh dan tidak bergairah untuk bekerja. Cenderung untuk menggantungkan hidupnya pada orang lain, baik dari keluarga, saudara atau famili yang dipandang mempunyai kemampuan untuk menanggung kebutuhan hidup mereka. Beberapa faktor kemiskinan diantaranya pendidikan yang rendah dipandang sebagai penyebab kemiskinan. Dari dimensi kesehatan, rendahnya mutu kesehatan masyarakat menyebabkan terjadinya kemiskinan. Dari dimensi ekonomi, kepemilikan alat-alat produktif yang terbatas, penguasaan teknologi dan kurangnya keterampilan, dilihat sebagai alasan mendasar mengapa terjadi kemiskinan. Faktor kultur dan struktual juga kerap kali dilihat sebagai elemen penting yang menentukan tingkat kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat. Dari kegagalan kebijaksanaan konvesional mengenai pertumbuhan ekonomi di banyak Negara berkembang dalam mengurangi kemiskinan, pengangguran dan disparitas (ketimpangan) pendapatan secara berarti telah memaksa baik para perencana ekonomi dan teknokrat maupun para peneliti ekonomi untuk kembali mempelajari secara sunguh-sunguh kebijaksanaan tersebut,serta mendorong mereka untuk mempelajari alternatif-alternatif yang realistis bagi kebijaksanaan pertumbuhan ekonomi yang konvensional. Dalam hal ini pendekatan kebutuhan dasar dalam perencanaan pembangunan merupakan hasil yang logis dari suatu proses reorientasi yang panjang dalam pemikiran tentang pembangunan.

Beberapa strategi nyata Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dalam menekan kemiskinan dan pengembangan hidup berkelanjutan di Indonesia yaitu : Penciptaan lapangan kerja dan UMKM. Program prioritas untuk mencapai sasaran meliputi ; mengurangi beban penduduk miskin, bantuan tunai bersyarat, Program Perlindungan Sosial melalui Program Keluarga Harapan, penyediaan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS), memperbaiki kebijakan penyaluran raskin, layanan kesehatan bagi masyarakat kurang mampu melalui Kartu Indonesia Sejahtera (KIS), layanan beasiswa kurang mampu melalui Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan program SJSN ketenagakerjaan. Selain itu, beberapa strategi nyata melalui pembangunan masyarakat desa, pemberian beasiswa, perbaikan kebijakan penyaluran dana bantuan sosial, pemberdayaan jaminan sosial nasional, mempertahankan daya beli penduduk miskin, dana amanah, pembangunan rumah bagi fakir miskin dan pemberdayaan nelayan serta petani Indonesia. Dari serangkaian strategi penanggulangan kemiskinan, ada beberapa strategi pemerintah yang berorientasi pada material sehingga diperlukan kajian. Strategi yang orientasinya material belum tentu menjamin keberlanjutan program atau strategi tersebut karena sangat tergantung pada ketersediaan anggaran dan komitmen pemerintah. menekan angka kemiskinan dilakukan dengan meningkatkan kemampuan atau skill dari sumber daya manusia (SDM) itu sendiri. Pasalnya, yang di hadapi ke depan yakni tantangan lapangan pekerjaan. Sebab, di era selanjutnya manusia akan bersaing dengan teknologi. Perkembangan teknologi yang cepat saat ini tidak dapat dibendung lagi, sehingga beberapa usaha yang tidak dapat menjawab tantangan era industri 4.0 maka usah tersebut tidak akan mampu bersaing. Oleh karena itu kemampuan dari SDM sendiri harus terus diasah sehinga diperoleh tenaga SDM yang unggul dan bekualitas. Dalam hal ini Pemerintah juga terus berupaya dalam peningkatan kualitas SDM tersebut dengan banyaknya pengembangan balai latihan kerja yang dibuat dan direstrukturasi agar dapat menjadi sebuah Lembaga pengembangan yang lebih kompetitif lagi. Memang tidak dapat dipungkiri lagi bahwa industri 4.0 telah banyak memakan korban dalam prosesnya, jadi pemerintah harus antisipasi tantangan penciptaan lapangan kerja, dimana akibat munculnya teknologi yang bisa menggantikan skill masyarakat kita dan kemampuan kita untuk meningkatkan skill kelompok pekerja, sehingga mereka mampu menghadapi era industri 4.0.

 


Oleh : Asrul Ashar Alimuddin
Penulis adalah Pegawai BPS Kota Kendari)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini