ZONASULTRA.COM, WANGI-WANGI – Bupati Kabupaten Wakatobi, Arhawi menepis isu yang menyebutkan bahwa telah terjadi ekonomi lesu di masa kepemimpinanannya bersama Ilmiati Daud beberapa tahun terakhir ini.
Ia mengatakan agar seluruh masyarakat Wakatobi jangan terlalu percaya dan perlu dicerna isu tersebut. Karena hal itu hanya isu-isu politik yang tidak bertangung jawab.
“Isu ekonomi lesu itu merupakan isu profokatif, yang sengaja dilemparkan oleh oknum – oknum yang tidak bertanggung jawab untuk memecah konsentrasi Pemerintah Daerah (Pemda). Dalam menjalankan tugas-tugas pemerintahan untuk menghambat kemajuan serta pembagunan daerah,”katanya di Pesanggrahan Budaya, Kecamatan Wangiwangi Selatan (Wangsel). Selasa, (5/6/2018).
(Baca Juga : Di Masa Hugua Ekonomi Wakatobi Tumbuh 11 Persen, Kini Pedagang dan Petani Mengeluh)
Menurutnya, saat pemerintahan telah mengalami kenaikan Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Wakatobi dari Rp 600 miliar lebih menjadi Rp 800 miliar lebih di tahun 2018.
“Ini memperkuat bukti bahwa Kabupaten Wakatobi tidak mengalami kelesuan ekonomi, adanya kenaikan ini bukan menambah defisit daerah atau bukan menambah lesunya ekonomi daerah. Tetapi justru penambah anggaran daerah untuk menumbuhkan berbagai roda ekonomi di masyarakat,”ucapnya.
Tak hanya itu saja, pria yang baru-baru ini terpilih sebagai ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golongan Karya (Golkar) Kabupaten Wakatobi itu menegaskan, isu ekonomi lesu itu menyesatkan, tidak sesuai dengan fakta.
(Baca Juga : Pemda Wakatobi Serahkan 10 Unit Kapal Untuk Nelayan)
“Dari hasil survey, perputaran uang di Wakatobi dalam Sebulan mencapai Rp 40 Miliar. Saya telah melaksanakan survei mulai dari pedagang ataupun berkordinasi dengan berbagai Bank yang ada didaerah ini, di antaranya Bank BNI, BRI dan Bank Sultra. Lesunya ekonomi itu tidak benar, karena saya tanya pihak Bank, berapa uang yang keluar dalam satu bulan di Kabupaten Wakatobi.
Untuk pemenuhan kebutuhan rata-rata, lanjut Arhawi, dalam satu minggu itu sekitar Rp 10 miliar lebih. Dengan demikian dalam satu bulan Rp 40 miliar lebih ini transaksinya masyarakat Wakatobi. (B)