ZONASULTRA.COM, KONDA– Sektor pertanian di Sulawesi Tenggara (Sultra) mendapat perhatian khusus dari pemerintah pusat. Peningkatan anggaran yang digelontorkan mencapai 300 persen lebih.
Mentri pertanian RI Andi Amran Sulaiman mengatakan, hingga akhir tahun 2015 peningkatan kurang lebih Rp 800 Miliar sudah digelontorkan di Sultra untuk sektor pertanian. Hal itu terbilang sangat besar dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya yang hanya Rp 200 miliar. Dengan demikian ada pertambahan Rp.600 miliar lebih untuk Sultra.
Dalam anggaran dan pendapatan belanja nasional (APBN) 2016, anggaran sektor pertanian di Sultra juga tidak kurang dari Rp 800 miliar. Namun demikian kata Amran besarnya anggaran itu diharapkan produktifitas petani juga meningkat.
“Dengan anggaran sebesar itu diharapkan produktifitas seiring dengan dilakukannya rehabilitasi. Misal rehab untuk peningkatan produksi kakao, pembinaan untuk mengedukasi petani, dan lainnya,” kata Amran Sulaiman di sela-sela kunjungannya di kebun kakao Kelurahan Konda, Konawe Selatan (Konsel), Sabtu (19/12/2015).
Salah satu produk unggulan pertanian di Sultra saat ini adalah kakao. Produksi Kakao di Sultra saat ini rata-rata sekitar 300 – 400 Kg perhektar. Olehnya kata Amran, diharapkan produksi coklat tahun mendatang bisa naik sampai 800 Kg –1 ton per hektar.
Pabrik Kakao
Hadirnya industri kakao di Sultra (PT Kalla Kakao Industri, di Kecamatan Ranomeeto, Konsel) mempunyai nilai tambah bagi petani di Sultra.
Menurut Amran, hadirnya industri itu membuat raw material berupa biji cokelat mentah tidak lagi diekspor tapi sudah diolah melalui pabrik itu.
Mentan yang tiba di bandara Halu Oleo Kendari, Sabtu (19/12/2015) langsung memantau pabrik PT. Kalla Kakao Industri di Kecamatan Ranomeeto, Konsel. Setelah itu, ia langsung berkunjung ke kebun kakao di Kecamatan Konda, Konsel.
Untuk diketahui, perusahaan milik keluarga Kalla Group ini yang berdiri di atas lahan seluas 5 hektar di kecamatan Ranomeeto ini telah beroperasi sejak 2014. Pabrik dengan investasi Rp 350 miliar tersebut memiliki kapasitas produksi 35 ribu ton per tahun.
Pabrik ini mengolah biji kakao menjadi bubuk cokelat, cokelat cair, dan butter.
Penulis : Muhammad Taslim Dalma
Editor : Rustam