ZONASULTRA.COM, KENDARI Dugaan ijazah palsu ternyata sejak lama sudah ada di Sulawesi Tenggara (Sultra). Kampus di Sultra yang saat ini mencapai 42 perguruan tinggi rawan perdagangan ijasa dengan kuliah yang tidak jelas.
Ketua Komisi IV DPRD Sultra Yaudu Salam Ajo mengaku pernah ditawari ijazah pasca sarjana namun perkuliahannya tidak jelas. Ajakan itu sudah lama terjadi dan bisa saja banyak aparat birokrasi maupun politisi yang tergiur dengan tawaran seperti itu.
Ajakannya mengikuti semacam kuliah pasca sarjana (S2) di perguruan tinggi tertentu, namun perkuliahannya tidak masuk akal. Saya tidak menerima ajakan itu karena saya memahami bahwa kuliah itu membutuhkan waktu dan menyita banyak perhatian. Kalau kuliahnya terlalu singkat berarti ijasanya pasti plastik, kata Yaudu saat ditemui, Jumat (12/6/2015)
Isu yang beredar di Sultra saat ini ada perguruan tinggi yang mahasiswa awalnya seratus orang namun ketika diwisuda ada lebih seribu yang wisuda. Hal seperti itu menurut Yaudu sangat memprihatinkan dan perlu dikroscek kebenarannya.
Perguruan tinggi seperti itu bisa dimaknai sebagai perguruan tinggi abal-abal. Kami tidak menginginkan perguruan tinggi sebagai institusi yang seharusnya untuk perbaikan kualitas manusia malah memanipulasi gelar tanpa pertanggung jawaban, katanya.
lembaga yang menjadi pengawas dalam hal ini inspektorat pengawas perguruan tinggi supaya benar-benar melakukan pengecekan atau pemantauan tehadap beberapa universitas di Sultra yang mungkin belakangan ini bermain ijazah palsu. Dengan demikian kata Yaudu masyarakat yang hendak sekolah bisa mengetahui mana universitas yang betul-betul murni untuk pendidikan atau hanya sekedar mencari keuntungan dengan melahirkan ijazah palsu.
Yaudu mengatakan komisi IV DPRD Provinsi Sultra akan memantau langsung perguruan tinggi yang ada di Sultra apakah sudah memenuhi syarat untuk perkuliahan atau tidak. Kalau tidak maka perlu diadakan tindakan lanjutan.(**Taslim)
