Burung Kacamata Wangiwangi Dilestarikan di Taman Safari Indonesia

Burung Kacamata Wangiwangi Dilestarikan di Taman Safari Indonesia
Burung Endemik Kacamata Wangiwangi (Istimewa)

ZONASULTRA.ID, WANGI-WANGI- Burung endemik zosterops paruh besar (Kacamata wangiwangi) atau burung sui (nama lokal) asal Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra) dilestarikan di Taman Safari Indonesia (TSI) II Jatim.

Hal itu diungkapkan Komisaris TSI Tony Sumampau di Wangiwangi baru-baru ini. Menurutnya, TSI telah memulai program konservasi Kacamata wangiwangi sejak 2019.

“Kami merasakan pentingnya burung ini dilestarikan sehingga kami membangun sarana penangkaran di TSI II Prigen Jawa Timur. Kita bangun dan kita mulai pelestarian burung,” ungkapnya.

Dia menyebutkan, kini total burung dari hasil penangkaran tersebut sebanyak 26 ekor. Burung-burung tersebut siap untuk mereka lepasliarkan kembali di Pulau Wangiwangi, sesuai dengan protokol pelepasan liar.

“Saat ini masih banyak satwa yang tidak populer di Indonesia. Berstatus satwa endemik, yang belum terdaftar dalam daftar perlindungan oleh pemerintah pusat, sehingga mereka rentan kepunahan di alam,” ujarnya.

Dikatakannya, salah satu satwa tidak populer namun memiliki peran penting di dalam ekosistem adalah Kacamata wangiwangi. Burung yang di Wangiwangi itu justru rentan terhadap kepunahan di alam jika tidak segera dilaksanakan tindakan pelestarian secara kolektif.

Mereka menyadari, untuk dapat melaksanakan program pelestarian kacamata wangiwangi itu tidaklah mudah, dibutuhkan tenaga dan waktu yang tidak sedikit.

Kerja sama dengan berbagai pihak di Pulau Wangiwangi menjadi kunci utama keberhasilan pelestarian burung kacamata nantinya.

Oleh karena itu, sejak tahun 2022 TSI bersama Balai Taman Nasional Wakatobi bekerja sama dalam melaksanakan berbagai program konservasi di Pulau Wangiwangi.

Dalam kesempatan yang baik tersebut, bersama Balai Taman Nasional pihaknya ingin mengajak para pemangku kebijakan di Pulau Wangiwangi untuk turut serta berperan aktif dalam melestarikan kacamata wangiwangi, burung langka yang hanya ditemukan di Pulau Wangiwangi itu.

“Maka daripada itu kami mohon dengan sangat agar nanti Bupati Wakatobi membuat suatu aturan adat maupun peraturan desa supaya tidak ada lagi yang menangkap dan memelihara burung wangiwangi tersebut. Jika bukan kita siapa lagi yang akan melestarikan burung yang diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa untuk masyarakat kita di Pulau Wangiwangi,” harapnya. (C)

 


Kontributor: Nova Ely Surya
Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini