ZONASULTRA.COM,KENDARI- Petugas survei data virus corona (Covid-19) di tim percepatan penanggulangan atau gugus tugas virus corona merupakan salah satu bagian dari garda terdepan yang menangani penyebaran virus tersebut di Indonesia. Khususnya mereka yang perempuan tak salah jika dinobatkan sebagai sosok Kartini masa kini di tengah wabah Covid-19.
Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) hingga Selasa (21/4/2020) tercatat ada 36 total kasus terkonfirmasi positif virus corona dengan rincian 30 orang dalam perawatan, 4 orang dinyatakan sembuh dan 2 orang meninggal dunia. Untuk di Kota Kendari tercatat total kasus positif sebayak 23 kasus yang terdiri dari 17 orang dalam perawatan, 4 orang dinyatakan sembuh dan 2 orang meninggal dunia.
Untuk menyajikan data terbaru setiap hari ke masyarakat tentu bukanlah tugas yang mudah. Edisi Hari Kartini tahun ini, redaksi Zonasultra berkesempatan mengulik cerita sosok perempuan yang betugas memastikan data penyebaran Covid-19 di Kota Kendari valid. Ia adalah Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Kendari dr. Putu Agustin (45).
Putu Agustin (45) merupakan sosok yang bertugas memastikan setiap data yang dirilis oleh Gugus Tugas Covid-19 Kota Kendari merupakan data valid dan bisa dipertanggungjawabkan. Ia bersama tim survei lapangan Dinkes Kota Kendari dan tim survei puskesmas setempat dengan jumlah kurang lebih 25 orang dilengkapi alat pelindung diri (APD) turun mengambil data setiap hari mulai pukul 09.00 Wita hingga pukul 13.00 Wita.
Paling banyak dalam satu hari ada lima lokasi yang menjadi titik survei mereka. Lokasi yang menjadi survei terutama adalah wilayah tempat tinggal setiap pasien terkonfirmasi positif. Tim survei akan melakukan wawancara dengan keluarga serta tetangga pasien untuk menanyakan riwayat perjalanan pasien dalam kurun waktu 14 hari sebelum ditetapkan positif. Kemudian dilakukan pula penyemprotan cairan disinfektan di lingkungan sekitar rumah pasien.
Mengambil data tersebut tidaklah mudah, mereka terkadang mendapat penolakan dari masyarakat untuk dimintai keterangan, namun dengan upaya persuasif dan berusaha mengedukasi masyarakat tentang virus corona, akhirnya kendala tersebut dapat teratasi dengan baik. Setelah melakukan survei di lapangan, data tersebut kemudian diolah dan dicocokkan dengan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sultra. Sehingga pukul 14.00 Wita data yang akan dirilis pada pukul 17.00 Wita sudah siap.
Data yang diolahnya bersama tim survei diantaranya adalah untuk menetapkan perkembangan jumlah kasus status Orang Dalam Pemantauan (ODP), Pasien Dalam Pengawasan (PDP) hingga pasien yang terkonfimasi positif corona. Dokter Umum RS Aliyah I itu menjelaskan bahwa untuk menetapkan seseorang masuk dalam kategori ODP adalah apabila seseorang memiliki keluhan sesak nafas, demam, flu dan batuk, sempat memiliki riwayat kontak dengan kasus positif atau melakukan perjalanan dari wilayah yang terkonfirmasi kasus corona. Bila, salah satu dari kategori ini masuk maka seseorang dimasukan dalam status ODP.
“Kalau sudah status ODP itu maka kita arahkan mereka untuk isolasi mandiri di rumah 14 hari sembari diawasi oleh petugas medis puskesmas sekitar tempat tinggalnya,” ungkap Putu Agustin saat dihubungi melalui telepon seluler.
Kemudian, untuk penetapan status PDP artinya orang tersebut mengalami gejala lebih dari gejala ODP sehingga harus diisolasi di rumah sakit dan dilakukan rapid test apabila menunjukkan reaktif maka akan dilakukan pengambilan swab hingga menunggu hasil akhirnya apakah positif atau negatif. Data yang disusun tim survei akan dirilis resmi Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Kendari melalui Gugus Tugas Covid-19 Kota Kendari bersifat real time, sehingga walaupun pukul 14.00 Wita data itu sudah siap, bisa saja berubah apabila didapatkan data terbaru, sehingga perlu dikoordinasikan kembali ke Dinkes Provinsi sebelum dirilis.
Hingga saat ini, tim survei Covid-19 Kota Kendari telah melakukan survei ke 11 kecamatan yang ada sejak munculnya kasus terkonfirmasi positif pertama kali di Kendari pertengahan Maret lalu. Setiap ada kasus positif terkonfirmasi, maka keesokan harinya seluruh tim survei akan turun ke lapangan. Tak hanya itu mereka akan turun apabila mendapatkan laporan dari masyarakat melalui hotline yang disiapkan pemerintah; laporan masuk dari petugas medis di puskesmas; serta notifikasi dari petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II A Kendari yang bertugas di Bandara Haluoleo, Pelabuhan Nusantara, Pelabuhan Wawonii dan Pelabuhan Pangkalan Perahu.
dr. Putu bekerja dan bergelut dengan data-data yang terus bergerak 1×24 jam, sehingga dibutuhkan kesabaran dan ketelitian. Kesabaran dalam mengahadapi apabila ada data yang tidak singkron antara Dinkes Kota Kendari dan Dinkes Provinsi Sultra atau terdapat kekurangan data yang diambil di lapangan hingga menghadapi penyebaran informasi hoaks melalui pesan berantai via WhatsApp atau media sosial lainnya mengenai jumlah kasus Covid-19 di Kota Kendari. Sementara untuk ketelitian yakni bagaimana timnya dapat memberikan angka yang sesuai dengan hasil perhitungan dan penempatan jumlah kasus ODP, PDP dan positif pada setiap kecamatan yang ada di Kendari.
Kota Kendari yang terdiri dari 11 kecamatan , saat ini 8 kecamatan masuk dalam zona merah yakni Kecamatan Poasia 3 positif dan 1 ODP; Kambu 1 Positif dan 1 ODP; Baruga 4 positif; Wuawua 4 Positif; Kadia 1 positif, 2 PDP, 2 ODP; Puuwatu 2 positif; Mandonga 1 Positif dan 1 ODP; Kendari Barat 1 Positif, 2 PDP dan 2 ODP. Sementara 3 kecamatan lainnya Kendari status hijau 2 ODP, sedangkan Abeli dan Nambo status hitam atau tidak ada kasus.
“Data yang kami sajikan memang betul-betul adanya kita survei langsung dan betul kami lacak riwayat kontak setiap pasien positif corona, ini kita lakukan agar benar data kami tidak salah dan masyarakat bisa mempercayai data kami. Bahkan data kami periksa ulang setiap pagi, siang dan menjelang rilis bahkan malam pun kalau ada laporan masuk kita lakukan perencanaan dan besoknya kita langsung turun survei,” ujarnya.
Seluruh petugas survei ini pun berusaha bekerja maksimal demi data yang valid meskipun mereka sangat rentan dan berisiko untuk terpapar virus corona. Sehingga untuk menghindari hal itu setiap petugas pun dilengkapi dengan APD yang sesuai standar dan level pekerjaannya. Putu selalu memastikan hal tersebut untuk semua timnya yang betugas di lapangan demi menjaga keselamatan mereka bekerja di tengah pandemi Covid-19.
Tak sedikit pula ia menerima keluhan dari timnya setelah melakukan survei di lapangan dengan berbagai macam kendala. Hal itu pun tidak dibiarkannya berlarut-larut yang bisa mengurangi semangat kerja mereka. Hal yang bisa diakomodirnya saat itu maka langsung diselesaikan tapi apabila itu membutuhkan koordinasi maka komunikasi dengan Kepala Dinkes Kota Kendari menjadi solusinya. Misalnya, waktu awal penanganan Covid-19 di Kota Kendari APD merupakan kendala utama, namun setelah adanya permintaan dari pihaknya akhirnya saat ini jumlah APD sudah lebih dari cukup.
“Jujur saya juga tidak menyangka akan mendapat tugas seberat ini setelah masuknya Covid-19 di Kota Kendari, bertanggung jawab agar data tidak salah dan masyarakat tidak resah,” katanya.
Semangat untuk bekerja tak kurang dari 1×24 jam tidak lepas dari dukungan keluarganya baik dari orang tua, suami hingga anak. Mereka memberikan dukungan penuh kepada dr. Putu Agustin untuk menjalankan tugasnya selama masa darurat Covid-19. Demi untuk tetap menjaga kesehatan keluarganya, ia pun selalu memastikan dirinya steril dan bersih sebelum berkontak langsung dengan anggota keluarga.
dr. Putu Agustin pun berharap dan mengimbau masyarakat untuk tetap mengupdate informasi perkembangan jumlah kasus Covid-19 melalui data resmi Gugus Tugas Covid-19 sebab data tersebut dipastikan valid dan bisa dipertanggungjawabkan serta tidak menyebarluaskan data dan informasi yang belum tentu kebenarannya. (SF)