Dampak Covid-19 terhadap Sulawesi Tenggara

528
Dampak Covid-19 terhadap Sulawesi Tenggara
Syamsul Ma’Arif

Berdasarkan data dari KOMPAS.com per 1 Juni 2020, jumlah penderita Covid-19 di Indonesia mencapai 26.940 orang. Jumlah ini bertambah 467 orang dari hari sebelumnya. Dari jumlah tersebut, 17.662 masih dirawat, 1.641 orang meninggal dunia dan 7.637 pasien dinyatakan sembuh setelah menjalani dua kali pemeriksaan  dinyatakan negatif covid-19. Jumlah penderita terbanyak terdapat di Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Jawa Timur, dan Jawa Barat. Sedangkan untuk Sulawesi tenggara mencapai peringkat 17 untuk penderita Covid-19, yaitu sebanyak 244 orang. Dari jumlah tersebut, 122 pasien dinyatakan sembuh dan 4 orang meninggal dunia.

Perekonomian Indonesiadiguncang oleh Covid-19.Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS), Ekonomi Indonesia triwulan I-2020 tumbuh sebesar 2,97 persen (y-o-y), melambat dibanding capaian  triwulan I-2019 yang sebesar 5,07 persen. Sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I-2020 tiga terbesar pada sektor Jasa keuangan dan Asuransi, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial, dan Informasi dan Komunikasi.Begitu pula di Sulawesi Tenggara, berdasarkan rilis BPS Ekonomi di Sulawesi Tenggara triwulan I-2020 tumbuh sebesar 4,37 persen (y-o-y), juga melambat dibanding triwulan I-2019 yang sebesar 6,39 persen. Sumber pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara tiga terbesar yaitu sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial, Jasa Keuangan dan asuransi, serta Industri Pengolahan.Pada sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial, anggaran dari pemerintah pusat maupun dari pemerintah daerah disalurkan untuk penanganan Covid-19 serta inisiatif masyarakat maupun lembaga sosial untuk memberikan bantuan sosial kepada masyarakat yang membutuhkan karena terdampak Covid-19. Pada sektor jasa keuangan dan asuransi, karena adanya anjuran dari pemerintah untuk bekerja, belajar dan beribadah di rumah maka aktivitas keuangan via online pun meningkat, sehingga berdampak juga pada permintaan di sektor industri pengolahan.

Selain pertumbuhan ekonomi, perkembangan transportasi di Sulawesi Tenggara juga ikut terdampak covid19. Berdasarkan rilis BPS Provinsi Sulawesi Tenggara, Jumlah penumpang angkutan udaradi Sulawesi Tenggara Bulan April 2020 turun tajam sebesar 78,54 persen.  Hal yang sama juga terjadi di angkutan laut, turun tajam sebesar 62,96 persen. Hal ini sejalan dengan adanya rapat bersama Gubernur Se-Sulawesi Tenggara yang digelar secara online untuk meng-isolasi terbatas dalam penanganan Covid-19, yaitu memperketat pintu masuk dan perbatasan antar provinsi. Selain itu, adanya himbauan kepada seluruh masyarakat untuk tidak melakukan tradisi mudik lebaran pada tahun ini.

Perkembangan transportasi yang mengalami penurunan karena adanya Covid-19, pun penyediaan akomodasi juga  demikian. Tingkat penghunian Kamar (TPK) hotel bintang pada Bulan April 2020 tercatat 10,48 persen atau mengalami penurunan sebesar 18,91 poin, serta Tingkat Pemakaian Tempat Tidur Hotel Bintang tercatat 10,92 persen atau turun 23,51 poin dibanding bulan lalu.

Kapan perekonomian di Indonesia khususnya di Sulawesi Tenggara akan bangkit lagi? Tentu saja jawabannya adalah setelah Pandemi Covid-19 ini usai. Jadi, kapan Pandemi Covid-19 ini usai? Banyak orang bertanya-tanya kapan Covid-19 akan berakhir dikarenakan masyarakat mulai dilanda kebosanan berada di dalam rumah dan menginginkan aktivitas kembali menjadi normal. Tak ada satupun yang dapat memastikan kapan pandemi ini akan usai. Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah kuncinya. PHBS di dalam rumah tangga, sekolah, tempat kerja, sarana kesehatan, dan tempat umum  semoga dapat meredakan Pandemi Covid-19 dan menjadi kebiasaan baru di era normal baru pasca Pandemi Covid-19.

 


Oleh : Syamsul Ma’Arif
Penulis adalah Pegawai di BPS Kabupaten Bombana

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini