Digadang Mampu Serap Ribuan Tenaga Kerja, Bendungan Pelosika Kini Tinggal Cerita

865
Detail Bendungan Pelosika
Detail Bendungan Pelosika (Foto : bwssulawesi4.com)

ZONASULTRA.COM, UNAAHA – Pemerintah Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra) sedikit berbangga pasca Konawe masuk dalam 49 titik peta kawasan pembangunan bendungan yang diagendakan Presiden Jokowi pada awal kepemimpinannya.

Bendungan Pelosika yang akan didirikan di Kecamatan Latoma dikatakan mampu mengendalikan banjir. Sehingga kala itu 10 kecamatan di Konawe yang masuk rawan banjir bisa bernapas lega. Jika pembangunan bendungan Pelosika bisa terealisasi, maka banjir yang terus mengintai akan berpaling.

Padahal keberadaan bendungan Pelosika nantinya akan memberikan dampak besar bagi kemajuan sektor pertanian di Konawe. Bupati Konawe kala itu, Kery Saiful Konggoasa menjelaskan, bendungan Pelosika ini nantinya akan mampu menyuplai kebutuhan air bagi 20 ribu hektar kawasan pertanian di daerah itu. Sehingga dengan adanya bendungan Pelosika ini Konawe akan leluasa melakukan pengembangan kawasan pertanian paling produktif sehingga Konawe mampu menjadi lumbung beras nasional.

“Jika kebutuhan air memadai, maka akan menjadi faktor penunjang potensi pertanian kita. Bendungan Pelosika yang akan ditempatkan di Kecamatan Asinua akan mampu mengairi persawahan hingga 20 ribu hektar, bahkan kita juga bisa menyuplai pengairan di kabupaten-kabupaten lainnya,” jelasnya.

Bukan saja menunjang sektor pertanian, tapi juga perikanan, perkebunan, serta bendungan Pelosika ini akan menjadi wisata untuk Konawe. Bahkan bendungan Pelosika ini mampu menghasilkan listrik sehingga Konawe tidak akan tergantung lagi pasokan listrik dari daerah lain.

Jika ada listrik, disitu pasti ada uang, karena industri pasti masuk. Bahkan mega proyek bendungan Pelosika juga ditarget dapat membuka lapangan kerja di bidang agraria hingga 7 ribu orang.

Ketua Balai Wilayah Sulawesi IV H. Suparji juga menjelaskan, dalam rangka memenuhi pasokan air guna mendukung ketahanan pangan, pemerintah pusat telah melakukan pembangunan penampungan air atau bendungan di beberapa wilayah dengan jumlah 65 bendungan, 16 diantaranya dalam status on going, sementara 49 bendungan dalam status pembangunan baru. Dari 49 itu, salah satunya berada di Sultra atau tepatnya, di Kabupaten Konawe.

(Berita Terkait : Presiden Coret Pembangunan Bendungan Pelosika di Konawe Tahun 2019)

“Pembangunan Bendungan Pelosika ini direncanakan pembangunan konstruksinya baru akan dilakukan pada tahun 2018 mendatang dengan total anggaran Rp2 triliun. Namun, sebelum hal ini dilakukan kita terlebih dahulu melakukan sosialisasi rencana pembangunan bendungan tersebut kepada masyarakat, dan alhamdulillah masyarakat sangat merespon dengan agenda pemerintah pusat ini,” ujarnya.

Dengan adanya pembangunan bendungan ini akan membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat setempat. Dan yang terpenting ganti untung akan dibayar kepada masyarakat yang terkena dampak pembangunan ini sesuai dengan penilaian tim independen.

Pembangunan Bendungan ini akan meliputi dua kabupaten yakni Konawe dan Kolaka Timur. Jika bendungan ini telah dilaksanakan, maka akan memberikan manfaat kepada dua kabupaten tersebut, diantaranya dapat membangkitkan tenaga listrik 60-80 MW, mengairi daerah irigasi seluas 58.000 hektar untuk dua daerah ini, perlindungan banjir kawasan seluas 5.883 hektar, pasokan air baku Konawe dan Koltim serta Kota Kendari, perikanan darat, pariwisata, serta olahraga air.

“Sosialisasi kepada masyarakat terus dilakukan, serta dengan mempersiapkan dokumen-dokumen pendukung pembangunan bendungan ini seperti dokumen amdal, sertifikasi bendungan dan diadakan studi larap pembangunan bendungan Pelosika dengan cara bersentuhan langsung dengan masyarakat,” jelasnya.

Namun hal ini tinggal cerita saja, di mana pemerintah pusat pada Senin (16/4/2018) lalu sepakat merevisi daftar Proyek Strategis Nasional (PSN). Sebanyak 14 proyek pembangunan infrastruktur dibatalkan pembangunannya, dan salah satunya bendungan Pelosika.

Salah satu alasannya adalah kendala dan kesulitan di lapangan serta belum adanya pihak investor yang tertarik untuk berinvestasi.

Ketua DPRD Konawe Ardin mengaku kecewa dengan kebijakan pusat itu. Padahal rencana pembangunan Bendungan Pelosika sudah masuk dalam perencanaan yang matang. Dan saat ini tahap sosialisasi terkait pembayaran ganti rugi lahan warga tengah berjalan antara pemerintah daerah dengan tim pelaksana pembangunan Bendungan Pelosika.

“Kami jelasnya sangat kecewa dengan penghapusan rencana pembangunan bendungan Pelosika, karena seandainya proyek ini terealisasi pastinya akan mampu mengangkat perekonomian masyarkat di Konawe,” ungkapnya Kamis (19/4/2018).

DPR Akan Surati Presiden

Keputusan Presiden Joko Widodo menghapus pembangunan Bendungan Pelosika dari daftar proyek strategi nasional (PSN) yang akan dikerjakan pada tahun 2019 disayangkan oleh Ridwan Bae. Anggota Komisi V DPR RI ini mengaku kaget dengan batalnya pembangunan bendungan yang sangat diharapkan oleh masyarakat Sultra.

(Berita Terkait : Begini Reaksi DPRD Konawe, Pasca Penghentian Pembangunan Bendungan Pelosika)

“Saya sebagai dapil mewakili masyarakat Sultra sangat kaget akan info ini karena proyek bendungan ini sangat didambakan oleh masyarakat,” ujar Ridwan Bae saat dikonfirmasi awak zonasultra.id pada Rabu (18/4/2018).

Bahkan bendungan tersebut akan meningkatkan produksi pertanian rakyat di Sultra. “Oleh karena itu saya berharap Presiden meninjau kembali kebijakan itu karena sangat merugikan masyarakat Sultra,” ujar Ridwan.

Sebagai anggota DPR RI, Ridwan akan bersurat kepada Presiden Jokowi untuk meminta agar kebijakan pembangunan Bendungan Pelosika dapat dilanjutkan.

(Berita Terkait : Pembangunan Proyek Bendungan Pelosika Dicoret, Ridwan Segera Surati Presiden)

Politisi Golkar ini berpendapat bahwa proyek-proyek strategis nasional di kawasan timur Indonesia harusnya diprioritaskan. Hal ini mengingat petani di kawasan timur masih sangat rendah produktifitasnya, salah satunya karena kurangnya bendungan.

“Makanya menteri terkait harus meyakinkan Presiden akan pentingnya bendungan di kawasan timur Indonesia, terlebih di Sultra,” tutup mantan Bupati Muna dua periode ini. (A)

 


Reporter: Dedi Finafiskar
Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini