Dinkes Klaim Kasus Stunting di Kolut Menurun

261
RAPAT - Rapat koordinasi penguatan lintas sektor dalam upaya akselerasi konvergensi stunting yang dilaksanakan di Aula lantai tiga Kantor Bupati kolut, yang dihadiri sejumlah camat dan Kepala Puskesmas (Kapus) Kamis (12/12/2019). (RUSMAN/ZONASULTRA.COM)

ZONASULTRA.COM, LASUSUA – Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka Utara (Kolut), Sulawesi Tenggara (Sultra) mengklaim kasus stunting di Kolut mengalami penurunan setiap tahunnya berdasarkan hasil riset kesehatan daerah (rikerdas) sejak 2017.

Hal ini disampaikan saat rapat koordinasi penguatan lintas sektor dalam upaya akselerasi konvergensi stunting, di aula lantai tiga kantor bupati yang dihadiri sejumlah camat dan kepala puskesmas (Kapus), Kamis (12/12/2019).

Kepala Dinas Kesehatan Kolut, Irham mengatakan, stunting atau kondisi gagal tumbuh pada anak balita yang disebabkan kekurangan gizi kronik ini masih mengancam Indonesia, tak terkecuali di Kolut.

Data rikerdas 2018 menunjukkan anak Indonesia terserang stunting sebesar 30,8 persen atau 3-4 dari 10 anak mengalami stanting. Di Kolut berdasarkan hasil riset kesehatan daerah by name by address pada 2017 tercatat ada 36 persen anak terserang stunting. Jumlah ini menurun pada 2018 menjadi 17 persen. Sedangkan tahun 2019 masih dalam pendataan.

Baca Juga : Perangi Stunting, Direktur Poltekkes Kendari Ajak Masyarakat Terapkan PHBS

“Kita berharap 2019 ini turun lagi dari 17 persen,” kata Irham.

Dia melanjutkan, ke depan pihaknya akan berkoordinasi dengan organisasi perangkat daerah (OPD) lainnya yang memiliki peran mengurangi kasus stunting tersebut.

“Masalah stunting ini porsinya kita ini (dinkes) hanya 30 persen, selebihnya ada sekitar 15 OPD yang terlibat memerangi dan berperang untuk mengatasi masalah stunting dan gizi buruk itu, meski teknisnya ada sama kita,” ujarnya.

Ia berharap, mulai dari camat dan tingkat pemerintah desa berperan aktif mengatisipasi stunting mulai dari lingkungan, pemahaman yang salah tentang makanan sehat, faktor ekonomi dan pendidikan juga sangat mempengaruhi.

“Kasus stunting ini baru bisa dideteksi dan diketahui saat anak usia dua tahun. Jadi masyarakat harus lebih aktif periksakan kesehatannya terutama ibu hamil,” kata Irham. (b)

 


Kontributor: Rusman
Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini