Hadiri Acara PWI, Nur Alam Ingatkan Pers Hati-Hati dengan Media Sosial

83
PWI SULTRA Pemberian penghargaan kepada Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Nur Alam (kiri) sebagai salah satu tokoh inspiratif
PWI SULTRA- Pemberian penghargaan kepada Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Nur Alam (kiri) sebagai salah satu tokoh inspiratif dari Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) pusat Margiono (kanan), Sabtu (20/8/2016) di salah satu hotel ternama kota Kendari. Dalam acara ini turut pula hadir Bupati Buton Utara (Butur) Abu Hasan dan ketua DPD PDIP Sultra Ir. Hugua. ILHAM SURAHMIN/ZONASULTRA.COM
PWI SULTRA Pemberian penghargaan kepada Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Nur Alam (kiri) sebagai salah satu tokoh inspiratif
PWI SULTRA : Pemberian penghargaan kepada Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Nur Alam (kiri) sebagai salah satu tokoh inspiratif dari Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) pusat Margiono (kanan), Sabtu (20/8/2016) di salah satu hotel ternama kota Kendari. Dalam acara ini turut pula hadir Bupati Buton Utara (Butur) Abu Hasan dan ketua DPD PDIP Sultra Ir. Hugua. (Foto : ILHAM SURAHMIN/ZONASULTRA.COM)

 

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Nur Alam mengingatkan media dan wartawan di Sultra untuk berhati-hati dengan media sosial (Medsos). Hal ini diungkapkan Nur Alam saat menghadiri pelantikan pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sultra di Hotel Swissbell Kendari, Sabtu (20/8/2016).

Nur Alam mengungkapkan, seiring dengan perkembangan teknologi saat ini, masyarakat cenderung menjadikan medsos sebagai rujukan informasi utama ketimbang informasi dari media cetak dan elektronik. Hal ini tentu menjadi tugas pemerintah dan lembaga pers untuk menjaga perubahan paradigma masyarakat Sultra.

“Hancur republik ini jika media sosial dijadikan rujukan informasi oleh masyarakat,” tegas Nur Alam.

Merujuk dari fenomena tersebut, mantan Ketua DPW PAN Sultra tiga periode ini mengungkapkan bahwa peningkatan kualitas dan profesionalisme lembaga pers sangat penting guna melahirkan wartawan yang memiliki pengetahuan dan etika yang baik. Pasalnya, seorang wartawan yang memiliki pengetahuan dan etika yang baik akan melahirkan sebuah berita yang berkualitas pula sehingga mudah dicerna dengan baik oleh pembaca.

Dirinya tak memungkiri jika saat ini banyak wartawan “abal-abal” yang hanya menjadikan profesi mereka untuk mengambil keuntungan politik. Nur Alam juga menekankan agar wartawan tak bersifat subjektif dalam menulis sebuah berita.

“Biarkan pembaca yang bersifat subjektif, Anda (wartawan) sebagai investigator silahkan keluarkan data-data yang didapatkan di lapangan, tapi saudara tak berhak menyimpulkan biarkan pembaca yang menyimpulkan,” ucap Nur Alam.

Oleh karena itu, kata Nur Alam, media harus menjalankan tiga fungsi pers, yaitu fungsi demokrasi, fungsi ekonomi, dan fungsi inkubator. Fungsi demokrasi menjadikan pers sebagai lembaga yang membantu pemerintah untuk mejalankan roda keterbukaan infomasi di masyarakat.

Kemudian fungsi ekonomi menjadikan pers sebagai lembaga yang dapat menambah dan meningkatkan nilai dan pengetahuan wartawan serta fungsi inkubator menjadikan pers sebagai lembaga atau wadah untuk menyerap tenaga kerja yang profesionalisme.

“Sehingga ujung dari ketiga fugsi tersebut, akan melahirkan wartawan dan lembaga pers yang profesionalisme guna melahirkan informasi yang akurat dan benar adanya,” ujar Nur Alam. (B)

 

Reporter : Ilham Surahmin
Editor : Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini