Keluarga Pasien Bersalin yang Meninggal di RSUD Kolut Mengadu ke DPRD

1198
Keluarga Pasien Bersalin yang Meninggal di RSUD Kolut Mengadu ke DPRD
MENGADU - Keluarga pasien bersalin yang meninggal bersama bayi dalam kandungannya di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Djafar Harun Lasusua, Jumat (22/1/2021) lalu mengadu ke Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) setempat. (Rusman/ZONASULTRA.COM)

ZONASULTRA.COM, LASUSUA – Keluarga pasien bersalin yang meninggal bersama bayi dalam kandungannya di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Djafar Harun Lasusua, Jumat (22/1/2021) lalu mengadu ke Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) setempat.

Atas kejadian ini, puluhan mahasiswa dan masyarakat Desa Katoi Kecamatan Katoi Kabupaten Kolaka Utara (Kolut) menggelar aksi kemanusiaan mendatangi DPRD. Mereka meminta pertanggungjawaban atas kematian seorang ibu bersama bayinya di RSUD tersebut.

Massa aksi membawa keranda mayat dan tulisan permintaan pencopotan direktur rumah sakit sebab adanya dugaan kelalaian prosedur saat penanganan pasien tersebut.

Salah satu perwakilan aksi Rial mengatakan, unjuk rasa ini merupakan gerakan peduli kemanusiaan sebab pihaknya menduga ada indikasi kelalaian manajemen dan pelayanan rumah sakit. Itu dilakukan oleh tenaga medis saat menangani pasien bernama Jusrianda.

Olehnya, massa meminta DPRD mengusut tuntas permasalahan tersebut agar tidak terjadi lagi kasus serupa di kemudian hari.

“Kita minta dengan tegas DPRD tidak tinggal diam dengan persolan ini, itu sudah jelas ada kelalaian dari tenaga medis jadi harus ada yang bertanggung jawab,” ujar Rial Rabu (27/1/2021).

Sementara itu, Ayah korban Salam menceritakan anaknya masuk rumah sakit dalam kondisi sehat tercatat pasien bersalin pada senin (18/1/2021) lalu. Tapi setelah empat hari belum juga ada tanda akan melahirkan, padahal keterangan dokter sudah melewati bulan.

Akhirnya diberikan sunti perangsang oleh tenaga medis yang bertugas dengan tujuan mempercepat proses persalinan tersebut. Pengakuannya, usai suntikan pertama dilakukan belum juga ada perubahan akhirnya dilakukan suntikan kedua sampai suntikan ke empat.

Anaknya mulai merasakan kesakitan luar biasa hingga hilang kesadaran dengan kondisi mulut berbusa dan dinyatakan meninggal dunia.
Naasnya, tak berselang lama korban meninggal dunia. Bayi yang ada dalam kandungan saat itu disebutkan masih hidup.

Namun, tak ada penanganan khusus untuk segera dikeluarkan hingga akhirnya ikut meninggal dunia. Ia menyayangkan pelayanan yang diberikan rumah sakit tersebut.

“Anak saya sudah kesakitan tapi di suruh terus saja tenang, sampai dia tidak bisa tahan sakitnya dan terakhir dia bilang akan meninggal disini (rumah sakit,red) kalau dibiarkan terus begitu, jadi sangat saya sangat sayangkan kenapa tidak ada tindakan pertolongan waktu itu,” kata Salam dengan nada sedih.

Setelah menyampaikan langsung aspirasinya beberapa massa aksi dipersilahkan masuk keruangan sidang yang di hadiri beberapa Anggota DPRD.

Ketua DPRD Kolut Buhari mengatakan, setelah mendengar keterangan keluarga korban pihaknya akan membentuk panitia khusus (pansus) lintas komisi untuk menindaklanjuti kekecewaan atas kelalaian yang dianggap dilakukan pihak rumah sakit.

“Kita akan membentuk pansus lintas komisi untuk mengetahui aturan dan prosedur saat penangan pasien itu, berikan kami waktu untuk bekerja maksimal untuk bisa mengungkap secara fakta kasus ini,” tukasnya.

Untuk diketahui, pihak keluarga tidak menerima kejadian tersebut sebab kuat dugaan dilatarbelakangi kelalaian dari pihak rumah sakit dan kasus ini juga telah dilaporkan ke Mapolres Kolut. (a)

 


Kontributor: Rusman Edogawa
Editor: Ilham Surahmin

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini