Lempeta Konut Minta Izin PT Cinta Jaya Dikaji Ulang dan Proses Hukum

Sekolah dan Pemukiman di Konut Terendam Banjir Lumpur, Diduga Akibat Kegiatan PT Cinta Jaya
BANJIR LUMPUR-SDN 5 Molawe yang berada di Desa Mandiodo, Kecamatan Molawe di banjir lumpur ore nikel milit PT Cinta mulai dari halaman sampai ruang kelas serta rumah-rumah warga.(Jefri/ZONASULTRA.COM).

ZONASULTRA.COM,WANGGUDU-Banjir lumpur yang menggenangi fasilitas sekolah dan rumah warga di Desa Mandiodo, Kecamatan Molawe, Kabupaten Konawe Utara (Konut), Sulawesi Tenggara (Sultra) pada 6 April lalu, akibat aktifitas penambangan biji nikel PT Cinta Jaya mendapat sorotan dari Lembaga Pemerhati Tambang (Lempeta) Konut.

Organisasi kemasyarakatan ini, mengecam keras ulah perusaahan tersebut dan meminta pemerintah terkait membentuk tim terpadu mengkaji dokumen izin, serta lokasi kegiatan operasi PT Cinta Jaya yang melakukan pengerukan biji nikel di Bumi Oheo itu. Jika terbukti melanggar Lempeta meminta agar perusahaan ini diproses sesuai aturan yang berlaku.

“Persoalan ini sangat merugikan dunia pendidikan dan masyarakat, pemerintah tidak boleh tinggal diam dan harus segera bertindan kaji kembali izin kegiatan PT Cinta Jaya. Bukannya membawa kesejatraan, malah menimbulkan bencana,”kesal Ketua Lempeta Konut, Ashary dikomfirmasi, Sabtu (11/4/2020).

Dirinya menuding PT Cinta Jaya kapatuli dan hanya membawa malapetaka. Sebab, beberapa bulan lalu sebelum banjir lumpur terjadi di perusahaan itu juga telah menimbulkan korban jiwa. Dimana, salah seorang karyawannya tewas menggenaskan terkena alat berat saat sedang bekerja.

“Bulan januari kemarin saat karyawannya tewas, itu diduga akibat keteledoran manajemen perusahaan tersebut yang menganggap sepeleh amanah Undang-Undang (UU) nomor 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja mengakibatkan satu pekerja meninggal dunia. Pemerintah harus berikan sangsi tegas membekukan sementara izin lingkungan PT Cinta Jaya yang otomatis tidak boleh melakukan kegiatan sampai ada hasil penelitian lapangan”pintanya.

“Iya kan, ini parah. Belum usai kasusnya di tangani oleh aparat hukum, PT Cinta Jaya kembali lagi ingin mengubur hidup-hidup warga sekitar mandiodo akibat ulah aktifitas penambangannya yang sembrawut sehingga menyebabkan banjir lumpur mulai dari pekarangan sampai masuk ke ruang kelas dan rumah warga,”tambahnya.

Dikatakan, perusahaan tambang perlu di beri teguran keras oleh pemperintah setempat dalam hal ini Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Konut, juga sanksi hukum sesuai aturan yang berlaku. Jangan ada keraguan untuk melakukan penindakan siapapun yang berdiri dibalik kegiatan penambangan yang telah berlangsung sejak lama itu.

“Ini persoalan kesehatan dan keselamatan masyarakat. Masa baru sejam hujan turun, kebanjiran terjadi dan fatalnya lumpur merah akibat penampungan limbah (tanah OB) milik PT Cinta Jaya ini jebol. Ini tambang atau mau membunuh? lagi-lagi amanah UU nomor 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup (UUPPLH) terabaikan,”terangnya.

Diberitakan sebelumnya, warga di Desa Mandiodo, dibuat resah oleh ulah PT Cinta Jaya yang aktif beroperasi di desa tersebut. Pasalnya, semua fasilitas pendidikan dan pemukiman warga tergenang banjir lumpur dengan corak berwarna merah tua yang berasal dari tanah ore nikel. Perusahaan tersebut, beraktifitas dekat dengan pemukiman warga, tempat ibadah dan rumah sekolah, serta sungai tempat warga memperoleh air bersih.

“Sudah dua malam kejadiannya, waktu hujan. Lumpurnya masuk di sekolah lewati mata kaki orang dewasa. Lumpurnya berasal dari perusahaan PT Cinta Jaya,”ungkap Ima Hakim Kepala Sekolah SDN 5 Molawe yang direndami lumpur melalui sambungan telepon.

Dikatakan Ima, kondisi tersebut baru pertama kali terjadi. Padahal, meski hujan lebat turun desa yang dekat dengan laut itu tidak pernah terendam lumpur. Peristiwa itu, membuat beberapa warga harus pindah rumah untuk sementara akibat genangan lumpur.

“Saya sempat kaget kenapa begitu. Pas kami cek, ada yang bobol pemalangnya seperti talub sehingga pada saat hujan tanahnya langsung masuk ke pemukiman warga dan sekolah. Saya ke perusahaan dan sampaikan supaya di keruk lumpurnya. Malahan di kasi turunkan pasir. Nah sementara bukan begitu maksudku, saya minta di keruk dulu itu tanahnya baru di timbun. Ini semua halaman dan ruangan masuk lumpur,” kesalnya.

Hal yang sama juga diutarakan warga setempat, Dewi Puspita. Dikatakan, kediamannya ikut menjadi korban genangan lumpur yang ditimbulkan dari aktifitas PT Cinta Jaya. Mulai dari halaman sampai ke dalam rumah dipenuhi tanah merah.

“Lumpurnya tebal sekali warna merah. Kejadiannya, mulai kemarin dulu waktu hujan. Hampir semua rumah warga kena, kita belum tau apa itu perusahaan sudah di perbaiki itu yang jebol atau belum. Ini belum lagi hujan, kita tidak taumi lagi ini modelnya,”ungkapnya.

Sementara itu, awak media yang mencoba melakukan komfirmasi ke pihak perusahaan belum mendapat respon. Pesan Whats App tentang penyebab terjadinya longsor dan sambungan telefon tak kunjung dibalas. (b)

 


Reporter : Jefri Ipnu
Editor : Rosnia

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini