OPINI – Mudik merupakan kegiatan pulang kampung yang sudah menjadi tradisi orang Indonesia setiap tahunnya.Salah satu momenyang digunakan masyarakat untuk mudik adalah Idul Fitri.Seakan sudah menjadi hal yang wajib yang tidak afdhalrasanya jika tidak mudik.Bukan tanpa sebab mudik menjadi aktivitas ‘primadona’ menjelang hari raya.Selain ritual didalamnya yang memuat suka duka perjalanan pulang kampung, ada juga nilai implisit bagi para perantau yang notabene rela meninggalkan kampung halamannya demi melanjutkan pendidikan ke sekolah favorit, mencari peluang kerja yang lebih menjanjikan, atau sekedar mencari pengalaman di luar perkampungan.
Mudik dan “Pesonanya”
Rinda AriskaAda kebahagiaan tersendiri tatkala momen mudik datang.Saat itu, bertemu orang tua, teman-teman masa kecil, maupun kerabat karib menjadi momen silahtuhrahmi yang tak ternilai harganya.Terlebih, ketika momen mudik Idul Fitri tiba, orang-orang berlomba untuk segera pulang kampung baik dari masyarakat bawah hingga menengah keatas.
Tak jarang, terjadi kemacetan yang cukup parah dibeberapa titik tertentu karena pilihan hari para pemudik untuk pulang kampung terjadi disaat yang bersamaan.Sehingga, sudah menjadi keniscyaan bahwa angka kematian pun meningkat setiap kali momen mudik tiba.Ditahun 2002, ada sekitar 3600 kasus kecelakaan akibat mudik, 635 diantaranya meninggal dunia.Sedangkan ditahun 2013, ada sekitar 2600 kasus, korban meninggal sebanyak 575 kasus (Kompas.com, 27/07/2014).
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Direktur angkutan dan Multimoda Kemenhub, Cucu Mulyana, memprediksi bahwaakan ada sekitar 26 juta pemudik pada lebaran tahun ini. Prediksi tersebut dilontarkannya ketika Rakor Operasi Angkutan Lebaran di Kantor Kemenhub, Jakarta, Jumat (27/05/2016).Cucu menjabarkan bahwa penumpang angkutan umum diprediksi berjumlah 17.995.412 orang. Sedangkan moda jalan diperkirakan turun 7.87%, moda penyeberangan naik 3.54%, moda kereta api naik 4.63%, moda laut naik 3.00%, dan moda udara naik 7.62%. Penumpang angkutan pribadi (mobil pribadi) diprediksi berjumlah 2.478.069 orang atau naik 4.5%. Sedangkan 5.638.683 orang diprediksi naik sepeda motor atau naik 50%(republika.co.id).
Adapun total prediksi jumlah penumpang secara detail yaitu 26.112.162 orang. Jumlah yang cukup membelalakkan mata! Perkiraan ini diambil berdasarkan jumlah pemudik lebaran Idul Fitri tahun lalu.
Tidak berbanding lurusnya antara jumlah pemudik yang setiap tahunnya meningkat dengan jumlah moda tranportasi yang tidak memadai, terus menjadi momok permasalahan setiap tahunnya.Yang bukan tidak mungkin terjadi karena jumlah pemudik yang meningkat sedangkan moda transportasi yang disediakan pemerintah belum aman, nyaman, dan murah.
Jika kita melihat jumlah pemudik yang menggunakan kendaraan pribadi (mobil) naik sebanyak 4.5% dan motor sebanyak 50%.Jumlah pemudik pribadi yang kian naik ini membuktikan bahwa pemerintah belum mampu menyediakan transportasi yang aman, nyaman, dan murah bagi rakyatnya.
Pemudik dengan menggunakan kendaraan bermotor tahun ini jumlahnya lebih meningkat dari tahun lalu. Hal ini senada dengan pernyataan yang diungkapkan oleh Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan, saat rapat komisi V DPR mengenai persiapan mudik lebaran 2016, di gedung DPR RI (20/6/2016). Dirinya menegaskan bahwa meski sudah melakukan banyak persiapan dalam menghadapi mudik lebaran tahun ini, namun pemudik yang akan mengendarai motor diprediksi justru akan membludak hingga 50%.
Akar Masalah
Dalam Diskusi Politik Perempuan ke-20 yang mengangkat tema “Kisruh Moda Transportasi: Buah Pahit Penerapan Kapitalisme”, Mayesni Kusniar, aktivis Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia, menjelaskan bahwa permasalahan tranportasi publik merupakan hal yang sering terjadi (02/04/2016). Masalah tersebut meliputi tingginya angka kecelakaan, infrastruktur yang buruk, supir yang ugal-ugalan menyetir di jalan, sampai mogokberoperasibesar-besaran oleh pengemudi tanspotasiumumyang menuntut kenaikan tarif angkutan akibat naiknya BBM.
Menyikapi salah satu masalah diatas, pemerintah memberikan jalan keluar yang tidak solutif. Solusinya hanya sebatas regulasi semata, bahwa transportasi umumharus sesuai UU No. 22/2009 yang diantaranya yaitu harus berbadan hukum, menyetorkan pajak, memiliki pool, argo, dan KIR. Hal ini tentu akan menimbulkan masalah baru yaitu tingginya biaya sewa transportasi yang akan dirasakan oleh masyarakat.
Belum lagi terjadinya liberalisasi sektor IT dan transportasi yang masing-masing dikelola oleh swasta dan asing.Hal ini dibuktikan dengan adanya 70% investasi IT di Indonesia yang masih dikuasai oleh Asing.Banyak proyek yang dikuasai oleh China seperti bandara, pelabuhan, listrik, termasuk proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.
Penerapan sistem yang faktanya tidak dapat memberikan kesejahteraan hidup dari segala sisi kepada masyarkatlah yang menjadi akar dari semua permasalahan yang ada.Sistem kapitalis yang selama ini diadopsi cenderung membuat kerusakan.Bukan tidak mungkin dalam persoalan mudik yang seharusnya menjadi ajang silatuhrahmi juga terjamahvirus kapitalis.Kondisi ini menambah catatan hitam terhadap sistem kapitalis.Miris!
Dalam hal ini, penyediaan sarana transportasi yang merupakan fasilitas umum dikuasai oleh perusahaan dan swasta sehingga orientasinya adalah semata untuk mendapatkan keuntungan, bukan sebagai pelayanan kepada masyarakat. Akibatnya, masyarakat menengah kebawah memilih transportasi yang murah meski tidak aman dan layanannyapun apa adanya. Sedangkan transportasi yang aman tentunya membutuhkan dana yang tinggi, yang tentunya hanya dapat dijangkau bagi masyarakat kelas atas.
Imbasnya,bukan menjadi suatu pilihan lagi bagi masyarakat menengah kebawah untuk mendapatkan transportasi yang aman dan nyaman, melainkan asalkan biayanya murah.Terlebih lagi,mereka memilih kendaraan pribadi seperti motor yang membayakan jiwa mudik mereka.
Dilihat dari infrastrukutr yang ada, pemerintah dipandang belum mampu memberikan kenyaman dari segi transportasi bagi rakyatnya.Padahal ini merupakan tanggung jawab negara sebagai pengurus urusan umat dari segala sisi kehidupannya, termasuk sarana transportasi yang menjadi hal yang harus dipenuhi dari segi keamanan, kenyamanan, dan harga murah.Dengan demikian, pemudik nantinya tidak mengalami gangguan dan hambatan dalam perjalannya.
Islam Memandang Moda Transportasi Mudik
Rini Sayfri, aktivis Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia, menyatakan bahwa Islam memandang transpotasi publik sebagai urat nadi kehidupan, kebutuhan dasar, dan bukan jasa komersial. Olehnya itu, negara berwenang penuh dan bertanggungjawab langsung terhadap penyediaan transpotasi publik yang aman, nyaman (bersih, tidak pengap, tidak berdesakan, tepat waktu), dan murah (terjangkau harganya dengan mengedepankan aspek pelayanan daripada keuntungan).Selain itu, dibutuhkan pula suatu pengelolaan anggaran yang bersifat mutlak untuk pembiayaan transportasi publik dan infrastruktur.
IlustrasiDalam sejarah sistem Khilafah, khalifah datang untuk mengurus urusan umatnya. Segala keperluan umat dipenuhi oleh khalifah dan aparatnya baik muslim atau non-muslim, salah satunya yaitu pengelolaan transportasi. Moda tersebut dikelola dengan sangat baik, sebab para khalifah memandang posisinya sebagai konsekuensi dari amanah yang diembannya. Sesuai sabda Rasulullah SAW dalam sebuah hadist Imam Bukhari yang diriwayatkan dari Ibnu Umar yang mengatakan, Nabi SAW bersabda,Imam adalah (laksana) pengembala (pelayan) dan dia akan dimintai pertanggung jawaban terhadap urusan rakyatnya.
Lebih lanjut, merujuk pada sabda Rasulullah SAW, yang artinya ,”sesungguhnya Allah SWT mewajibkan berlaku ihsan dalam segala hal. Jika kalian membunuh (melaksanakan qishash) lakukanlah secara ihsan. Jika kalian memyembelih lakukanlah secara baik /sempurna”(HR.Muslim), daulah khilafah akan menyediakan infrastruktur dengan sebaik-baiknya termasuk transportasi itu sendiri. Sehingga perjalanan pun akan aman dan nyaman. Daulah juga sangat memperhatikan pembangunan jalan untuk meminimalisir angka kecelakaan.Dengan demikian, tidak ada lagi pemudik yang menggunakan kendaraan pribadi seperti motor yang hanya akan menambah angka kecelakaan dalam menempuh jarak yang jauh.
Pada hakikatnya, Islam dapat menyelesaikan segala macam persoalan.Khilafah telah membagi kepemilikan menjadi 3 bagian yaitu kepemilikan individu, kepemilikan umum, dan kepemilikan negara.Adapun yang termasuk kepemilikan umum adalah sumberdaya air, sumber daya energi, tambang dalam jumlah besar, serta fasilitas umum seperti sarana transportasi.
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud disebutkan, Kaum muslim berserikat dalam tiga perkara yaitu, padang rumput, air dan api.Artinya, yang menyangkut kebutuhan umat atau masyarakat termasuk sarana transportasi merupakan tanggung jawab pemerintah secara mutlak.Semestinya pemerintah (negara) memfasilitasi pelayanan umum seperti transportasi yang aman, nyaman, dan murah.
Sayang sungguh sayang, sudah bertahun-tahun permasalahan yang menyangkut sarana tranportasi ini masih menduduki kursi bagian depan dari serangkain permasalahan di negeri ini. Selama pemerintahan (negara) senantiasa masih dan nyaman-nyaman saja menggunakan hukum di negeri ini yang dibuat oleh manusia (man made) yang serba terbatas serta mengesampingkan hukum dari yang Maha Mengetahui, Allah SWT, maka silahkan menikmati permasalahan yang sama setiap tahunnya.
Solusi yang ditawarkan pun sifatnya tambal sulam, tidak menyelesaikan masalah sampai ke akarnya dan tidak mencegah masalah itu timbul kembali.Bagaimana tidak, sistem yang diterapkan bukan sistem yang bersumber dari Sang pembuat hukum hakiki, Allah SWT.
Bangun dan sadarlah bahwa hanya penerapan syariah dalam semua aspek kehidupan oleh Daulah Khilafah Islamiyah yang insyaAllah akan mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan bagi masyarakat.Khilafah penjaga perjalanan mudik umat manusia! Wallahu ‘alam bisshawab.
Oleh: Rinda Ariska
(Mahasiswi FKIP Pend. Bahasa Inggris Universitas Lakidende & Aktivis MHTI Konawe)