ZONASULTRA.COM, BURANGA – Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Buton Utara (Butur) melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) mengucurkan anggaran miliaran untuk pembangunan jalan poros Waodeburi-Labuan. Setidaknya, terdapat empat ruas jalan yang akan digarap dalam waktu dekat.
Beberapa paket proyek itu antaralain, peningkatan ruas Waode Buri-Peteteaa, peningkatan Peteteaa-Pebaoa, peningkatan Lamoahi-Lakansai, Kecamatan Kulisusu Utara (Kulut). Kemudian, pemeliharaan di ruas Labuan Kecamatan Wakorumba Utara-Torombia Kulut.
Kepala Dinas PUPR Butur, Wawan Wardaya mengungkapkan paket pekerjaan tersebut tinggal menunggu proses lelang. Meski tak disebut secara rinci, anggaran yang digelontorkan untuk memuluskan akses transportasi di jalur tersebut mencapai belasan miliar rupiah.
Baca Juga : Jalan Menuju Langere Butur Ditarget Tembus Tahun Ini
“Awal Juli 2019 kita lelang, Insya Allah Agustus sudah bisa kita kerjakan,” kata Wayan ditemui di stand Pameran Dinas PUPR dalam rangkaian HUT Butur ke 12, di lapangan Raja Jin, Jumat (28/6’2019) kemarin.
Wawan menambahkan, material yang digunakan untuk pengaspalan ruas jalan tersebut berupa Cold Paving Hot Mix Asbuton (CPHMA). Kualitasnya bisa bertahan hingga Lima tahun.
Namun demikian, taksiran itu tentu tidaklah mutlak. Kata dia, ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan jalan cepat rusak alias tidak bertahan lama. Antaralain intensitas hujan tinggi yang mangakibatkan banjir atau longsor. Kemudian, air mengalir dari tebing, dengan debit yang tinggi meluap dari saluran lalu mengalir ke jalanan.
“Rata-rata kerusakan jalan itu karena banjir. Kalau misalnya tidak ada bencana seperti itu, kualitasnya sampai lima tahun belum rusak. Biasanya, musuh jalan hanya air,” katanya.
Mantan Kepala Bidang Binamarga Dinas PU Butur itu menambahkan, selain faktor alam, hal lain yang juga ikut mempengaruhi tahan dan tidaknya jalan adalah berat kendaraan yang melintas. Untuk poros Waodeburi-Labuan, kapasitas berat beban normal adalah delapan ton.
“Beban normal itu kita kan hanya sampai delapan ton. 20 pun masih bisa, tapi jangan terus menerus. Kalau terus menerus memang cepat rusak, kapasitas normal maksiml 10 ton, karena jalan kita masih jalan kelas III,” ungkap Wawan. (B)
didesa damai laborona,belum cukup setahun aspalnya sdh mulai bubar…tkng kadis PU turun cek.