ZONASULTRA.ID, KENDARI – Usai mendengar pemaparan Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sulawesi Tenggara (Sultra), Anton Timbang mengenai aspal Buton, Sulkarnain Kadir langsung mengintruksikan jajaran Pemkot Kendari untuk menggunakan aspal Buton pada 2023.
Di hadapan Sulkarnain, pria yang kerap disapa AT tersebut menyampaikan, harga aspal Buton sangat murah, yaitu Rp1.650.000 per ton sementara aspal minyak bisa sampai Rp8 juta hingga Rp13 juta per ton.
Dengan anggaran terbatas yang dimiliki setiap daerah, kemungkinan dengan aspal minyak hanya bisa mengerjakan 20 sampai 30 km jalan, sementara untuk aspal Buton bisa sampai 100 km.
“Sultra penghasil aspal, kenapa tidak penggunaannya dimulai dari daerah sendiri. Jangan sampai orang dari luar bilang, kita penghasil aspal tapi jalan di daerah sendiri malah lubang-lubang,” ucap AT dalam keterangan tertulis yang diterima pada Minggu (9/10/2022).
Ketua IMI Sultra tersebut juga mengatakan bersyukur atas kedatangan Presiden RI, Joko Widodo yang turun melihat langsung aspal Buton untuk digunakan secara nasional sehingga pada 2024, Indonesia tidak lagi impor aspal.
Ia melanjutkan, dengan adanya instruksi dari Presiden tersebut, tentunya sangat mendukung wilayah Sultra terkhusus Buton sebagai penghasil aspal untuk memproduksi aspal sebanyak-banyaknya.
Wali Kota Kendari Sulkarnain Kadir mengungkapkan, setelah mendengar secara detail kualitas dan cara menggunakan aspal Buton dari Ketua Kadin Anton Timbang, ia tidak memiliki keraguan untuk menggunakannya.
“Kemarin saya sudah teken surat instruksi kepada seluruh OPD di lingkup Kota Kendari khususnya dinas terkait untuk menindaklanjuti, membuat regulasi dan memastikan aspal Buton ini akan dipakai pada 2023,” ucapnya.
Kata dia, meskipun di penghujung masa tugas, selama masih ada waktu berbuat untuk Kota Kendari, jangankan sehari, satu jam saja akan ia lakukan.
Menurutnya tidak ada pilihan, sebab secara biaya aspal Buton lebih efisien, lebih murah, teknologi kualitasnya juga sudah lebih bagus dan secara perlakuan lebih mudah dalam kondisi apapun bisa. (B)
Kontributor: Ismu Samadhani
Editor: Jumriati
