15 Kelurahan di Kendari Menjadi Lokus Stunting 2022

151
15 Kelurahan di Kendari Menjadi Lokus Stunting 2022
Proses sosialisasi dan konvergensi penanganan stunting Kota Kendari yang diikuti oleh OPD seputar Pemkot (Foto : Bima Lotunani/ZONASULTRA.COM)

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari bersama Tenaga Ahli Bina Pembangunan Daerah (Bangda) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menggelar sosialisasi dan konvergensi penanganan stunting, sekaligus persiapan Kota Kendari sebagai lokus stunting tahun depan.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Kendari Rahminigrum mengatakan, di Kendari sendiri terdapat 15 kelurahan yang menjadi lokus stunting. Untuk 10 Kelurahan yang persentase stunting berada di atas 10 persen yaitu Tobimeita, Talia, Puday, Punggaloba, Poasia, Bungkutoko, Lepolepo, Sambuli, Purirano dan Petoaha.

Sedangkan untuk kelurahan yang berada di bawah 10 persen yaitu Lalodati, Baruga, Labibia, Anaiwoi, dan Sanua.

Rahmi menjelaskan, menurut data stunting, Kota Kendari memiliki persentase 5,5 persen.

“Kami dari pemkot belum pastikan itu turun atau naik, karena Kota Kendari sendiri baru tahun depan diikutkan menjadi lokus stunting,” jelas Rahminingrum dijumpai usai rapat di rujab wali kota, Kamis (27/5/2021).

BACA JUGA :  Ikatan Ahli Kesehatan Ajak Berbagai Pihak Eliminasi HIV-AIDS di Sultra

Sementara Wali Kota Kendari Sulkarnain Kadir berharap kepada organisasi perangkat daerah (OPD) agar berkolaborasi untuk menurunkan angka stunting dan peningkatan kualitas anak dapat terjaga, khususnya di daerah yang berada di atas 10 persen.

Sul sapaan akrabnya mengatakan, untuk mewujudkan Kota Kendari menjadi kota layak huni dan sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Kendari 2017-2022, pencegahan stunting harus menjadi prioritas.

“Bagaiman mungkin kita bisa mewujudkan kota layak huni kalau kualitas sumber daya manusia kita mengalami stunting. Sehingga untuk menangani ini tidak hanya satu bidang saja. Akan tetapi, menjadi tanggung jawab semua stakeholder,” tutupnya.

BACA JUGA :  UMW Kendari Raih Penghargaan Juara 1 dari BPJS Ketenagakerjaan

Di tempat yang sama, Tenaga Ahli Bina Bangda Kemendagri Lukman mengatakan, stunting itu terjadi pada tumbuh kembang saat balita, kekurangan gizi pada 1.000 hari kehidupan sehingga akan berdampak jangka panjang.

Menurutnya, faktor utama stunting itu berdasar faktor nutrisi gizi, pola asuh dan lingkungan yang harus sehat. Kota Kendari sendiri, sebutnya, merupakan kota yang penanganan stunting-nya dilakukan dalam gerak cepat.

“Di Sultra, Kota Kendari termasuk tercepat dan aktif dalam proses pembentukan gugus tugas penanganan stunting,” tutup Lukman. (b)

 


Penulis: M17
Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini