ZONASULTRA.COM, KENDARI– Antrian panjang kendaraan roda dua dan empat di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kota Kendari terjadi dalam kurun waktu tiga hari terakhir.
Kondisi ini diperparah dengan keluhan masyarakat bahwa Bahan Bakar Minyak (BBM) cepat habis dan dikatakan langka di SPBU, akhirnya mereka harus mengisi di penjual eceran dengan harga yang lebih mahal atau mengantri dengan waktu yang cukup lama.
Sales Branch Manager (SBM) Wilayah VII Sulawesi Selatan Tenggara (Suseltra) PT Pertamina Arif Rohman Khakim menjelaskan, bahwa penyebab terjadinya antrian itu karena ada keterlambatan kapal pengangkut dari Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Baubau.
“Perjalanan kapal dari Baubau itu sekitar 12 jam, dan karena cuaca kurang baik jadi telat sandar di dermaga BBM Kendari,” katanya melalui sambungan telepon seluler, Kamis (14/11/2019).
(Baca Juga : Pertamina Hadirkan Diskon Pembelian BBM)
Kapal pengangkut BBM dari Baubau normalnya masuk sekali dalam tiga hari di Kendari. Olehnya untuk memenuhi kebutuhan di Kendari pihaknya saat ini tengah mensuplay BBM jenis Pertamax dan Pertalite dari TBBM Kolaka, sehingga membutuhkan waktu untuk proses distribusinya di Kendari.
Dalam kurun waktu tiga hari terakhir stok dari Kolaka langsung disuplai ke SPBU pada siang hari, sehingga antrian bisa terjadi hingga malam hari.
Meski begitu, Arif menegaskan butuh waktu dua sampai tiga hari untuk menormalkan kondisi tersebut.
Rata-rata konsumsi masyarakat Kota Kendari untuk premium 329 kilo liter per hari, pertalite 329 kl per hari, pertamax 32 kl dan solar 175 kl. Kenaikan konsumsi terjadi pada premium sekitar 30 persen, sedangkan pertalite dan pertamax cukup stabil serta solar ada kenaikan tapi tidak siginfikan.
(Baca Juga : Pertamina Tarik 268 Tabung Gas 3 Kg Lewat Program ASHIAP)
Unit Manager Communication & CSR Pertamina MOR VII Sulawesi, Hatim Ilwan menilai bahwa kondisi akhir tahun selalunya terjadi peningkatakan konsumsi terhadap BBM.
Itu disebabkan karena, banyak aktivitas pengerjaan proyek yang dikebut menjelang tutup tahun sehingga konsumsi solar pun naik, selain itu faktor musim kemarau membuat aktivitas masyarakat termasuk petani dan nelayan serta mobil pengangkut tanah dan pasir juga cukup tinggi.
“Tapi intinya pertamina tidak pernah mengurangi kuota BBM yang telah ditetapkan pemerintah, dan terus menyalurkan sesuai kebutuhan masyarakat,” ujarnya melalui sambungan telepon seluler.
Hatim juga mengungkapkan bahwa khusus untuk Pulau Sulawesi, konsumsi premium dan solar sebenarnya sudah melebihi kuota yang ditetapkan, over kuota dari premium sendiri sudah mencapi 11,62 persen yang tadinya hanya 673 ribu kl saat ini posisinya sudah mencapai 751 ribu kl. (a)
Alasan Pertamina ini tdk masuk akal krn kejadian langka ini bukan hanya di kota Kendari tetapi jg di kota Makassar Sulawesi selatan, publik tdk bs dipersalahkan kalau ada spekulan yg bermain di tengah laut sbg lazim terjadi selama ini