Desa Wisata Barangka di Buton, Padukan Wisata Bahari dan Agrowisata

Desa Wisata Barangka di Buton, Padukan Wisata Bahari dan Agrowisata
BARANGKA- Salah satu desa wisata di Kabupaten Buton adalah Desa Barangka yang terletak di Kecamatan Kapontori. Desa ini memiliki potensi wisata yang tak kalah menarik dibandingkan desa wisata lainnya yang ada di Kabupaten Buton. Berikut desain pengembangannya. (ZONASULTRA.ID)

ZONASULTRA.ID,PASARWAJO- Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara (Sultra) memiliki potensi besar di bidang pariwisata. Hal ini terlihat dari banyaknya desa wisata yang mencapai 23 desa. Jumlah tersebut menjadikan Kabupaten Buton salah satu daerah dengan jumlah desa wisata terbanyak di Sultra.

Salah satu desa wisata di Kabupaten Buton adalah Desa Barangka yang terletak di Kecamatan Kapontori. Desa ini memiliki potensi wisata yang tak kalah menarik dibandingkan desa wisata lainnya yang ada di Kabupaten Buton.

Desa Wisata Barangka di Buton, Padukan Wisata Bahari dan Agrowisata
Master plan pengembangan Desa Wisata Barangka

Kepala Desa Barangka Surahman mengatakan, ada beberapa aspek yang membuat desa yang dipimpinnya itu dijadikan desa wisata. Pertama, letak Desa Barangka yang berhadapan langsung dengan teluk. Kemudian di desa ini juga terdapat Pulau Panjang yang terbentuk dari karang serta padang savana.

Selain wisata alam, kata Surahman, pemerintah desa juga tengah mengembangkan agrowisata, yaitu budidaya ikan dan lobster yang diharapkan akan berefek langsung kepada masyarakat.

“Pulau Panjang itu masih belum ada apa-apa di situ, masih kosong, tapi bisa dikunjungi. Kalau untuk padang savana sejauh ini hanya dikunjungi oleh para pendaki saja. Padang savana ini luasnya sekitar 20 hektare lebih dan masuk kawasan BKSDA,” terang Surahman.

Desa Wisata Barangka di Buton, Padukan Wisata Bahari dan Agrowisata
Master plan pengembangan Desa Wisata Barangka

Surahman melanjutkan, Desa Barangka juga sudah memiliki masterplan, salah satunya pengembangan agrowisata yang akan mempekerjakan masyarakat desa.

Pemerintah desa menyiapkan sekitar 200 hektare untuk dijadikan lahan hutan kemasyarakatan (HKN). Lahan tersebut akan ditanami tanaman jangka panjang seperti durian yang saat ini sudah ada sekitar 1.500 pohon.

Desa Wisata Barangka di Buton, Padukan Wisata Bahari dan Agrowisata
Master plan pengembangan Desa Wisata Barangka

“Jadi kami bagi, kalau untuk nelayan difokuskan di budidaya ikan dan lobster, kemudian untuk pekebun kami fokuskan di lahan HKN ini supaya nanti konsentrasinya jelas. Jadi kami libatkan 120 lebih kepala keluarga (KK) untuk kegiatan ini dan terbagi di semua dusun,” terang Surahman.

Terkait anggaran untuk pengembangan potensi agrowisata ini, kata Surahman, pihaknya melibatkan masyarakat. Misal dalam budidaya ikan dan lobster, masyarakat menyiapkan sendiri keramba, nanti pemerintah desa menyiapkan bibitnya.

Desa Wisata Barangka di Buton, Padukan Wisata Bahari dan Agrowisata
Master plan pengembangan Desa Wisata Barangka

Untuk lahan HKN, pemerintah desa menyiapkan lahan dan bibitnya, tapi masyarakat yang menanam dan merawat sendiri.

Surahman mengungkapkan, pada 2023 pemerintah desa berencana melengkapi semua fasilitas agrowisata, seperti sampan yang nantinya akan disewakan kepada pengunjung untuk ke lokasi budidaya (keramba) atau tempat pemancingan. Di sana juga nanti akan disediakan tempat untuk mengolah hasil pancingan.

“Kita tahu bahwa masyarakat di sini hampir semua nelayan, jadi sebelumnya ketika mereka pergi melaut kadang dapat kadang tidak, tapi setelah ada budidaya ini mereka punya tabungan, kapan pun mereka bisa jual,” kata Surahman.

Desa Wisata Barangka di Buton, Padukan Wisata Bahari dan Agrowisata
Master plan pengembangan Desa Wisata Barangka

Surahman mengakui terdapat kendala untuk mengembangkan agrowisata di desanya. Pertama, kesadaran masyarakat yang masih kurang, seperti mengonsumsi miras hingga mabuk. Tentu hal itu akan menggangu kenyamanan pengunjung. Kedua, terkait kebersihan di pemukiman juga masih kurang.

“Inilah yang menjadi tantangan besar kami sebagai pemerintah desa dalam membangun kesadaran wisata di masyarakat,” aku Surahman.

Jarak Desa barangka dari Kota Baubau kurang lebih 32 kilometer. Desa ini memiliki penduduk kurang lebih 2.000 jiwa dengan 570 kepala keluarga. Sebanyak 70% penduduknya adalah nelayan.

Surahman berharap dalam pengembangan Desa Barangka sebagai desa wisata, semua pihak terkait ikut terlibat, baik itu dari pemerintah daerah maupun masyarakat. (*)

 


Kontributor: Ilham Surahmin
Editor: Muhammad Taslim Dalma

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini