ZONASULTRA.COM, KENDARI – Berbagai cara warga mengekspresikan diri untuk menyambut Hari Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) yang ke-71. Seperti yang dilakukan SMKN 2 Kendari, tak tanggung tanggung pihak sekolah membuat Tiang bendera yang spektakuler dalam Upacara peringatan HUT RI di sekolah.
Kepala SMKN 2 Kendari, Muh Ansyari Umirtun mengatakan untuk mendirikan tiang bendera, pihak rela mengeluarkan biaya sebesar Rp 30 juta.
“Untuk biaya pembangunan tiang bendera menghabiskan dana 30 Juta Rupiah, dan dana tersebut berasal dari sekolah sendiri tanpa ada bantuan dari luar,” kata Ansyari saat ditemui di sekolah, Sabtu (13/8/2016).
Bagaimana bentuk tiang bendera spektakuler itu? Jika dilihat dari modelnya, pada bundaran terluarnya ada 45 helai daun teratai berwarna putih, yang menggambarkan tahun kemerdekaan Indonesia. Bagian dalam lingkaran teratai tersebut, ada plat berwarna merah yang telah dibagi menjadi 17 bagian dengan garis berwarna putih, menggambarkan tanggal kemerdekaan, serta pada bagian tiang di profil bawahnya kembali terdapat daun teratai berwarna putih dengan jumlah 8 helai yang menggambarkan bulan kemerdekaan.
“jadi diartikan dari atas kebawah menjadi 8-17-45 yang menggambarkan hari Kemerdekaan RI,” ungkapnya
Sementara, pada bagian pucuk tiang bendera terdapat mahkota berupa batu onix atau lebih dikenal batu akik dengan berat 30 Kg yang dipesan khusus.
Selain tiang bendera, semangat SMKN 2 Kendari dalam menyambut HUT RI ini terlihat dengan semangatnya para guru dan siswa yang saling membantu untuk mebersihkan serta mengecat lantai lokasi upacara, serta persiapan pasukan pengibar bendera SMKN 2 Kendari yang dipersiapkan secara matang.
Dalam upacara peringatan HUT RI 17 Agustus mendatang di SMKN 2 Kendari, selain dihadiri oleh siswa dan guru, pihak sekolah juga mengundang beberapa tamu undangan, diantaranya para Weredatama (Pensiunan PNS) SMKN 2 Kendari baik itu mantan kepala sekolah maupun guru, Tokoh-tokoh yang membantu membina sekolah, serta pengurus inti Ikatan Alumni (IKA) SMKN 2 Kendari.
Ansyari juga mengaku, sengaja menggelar upacara sendiri tanpa mengikut dengan Pemerintah Kota, dikarenakan hal ini juga sudah menjadi agenda tahunan dan wajib diikuti baik itu oleh para guru maupun siswa.
“Maka dari itu saya tidak bisa kemana-mana karena harus menjadi Pembina upacara disini,” jelasnya. (B)
Repoter : Sri Rahayu
Editor : Kiki