ZONASULTRA.COM,BAUBAU – Universitas Muhammadiyah Buton (UMB), Kota Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra), tengah mematangkan persiapan penerapan protokol kesehatan Covid-19 pada aktivitas belajar mahasiswa dan dosen. Hal ini dilakukan guna menyambut kuliah tatap muka pada smester genap Maret 2021 nanti.
Menurut Kepala Biro Administrasi Akademik dan Mahasiswa UMB, Maruf, persiapan penerapan protokol kesehatan untuk kuliah tatap muka telah mencapai 70 persen. Persiapan melingkupi pengaturan jumlah mahasiswa maksimal 20 orang dalam satu ruangan dan jadwal belajar mengajar yang direnggangkan, juga pengadaan tempat cuci tangan pada tiap sudut kampus, serta mengharuskan semua warga UMB mengenakan masker saat beraktivitas di lingkungan kampus.
“Tetap dua jam belajar sebagai mana kewajiban dosen. Jumlah kapasitas di kelas itu kita bagi dua dengan protokol kesehatan yang ketat, mulai dari wajib mencuci tangan, mengenalan masker, dan lain-lainya,” terang Maruf saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (29/12/2020).
Namun demikian, lanjut Maruf, itu baru perencanaan. Pihak UMB masih menunggu instruksi selanjutnya dari pimpinan yayasan serta memantau Peraturan Pemerintah selanjutnya. Dalam artian, jika telah diperbolehkan kuliah tatap muka dalam kelas, maka kebijakan bakal diambil.
“Saat ini kami masih mendapat larangan dari Dewan Perserikatan Muhammadya dan juga dari Pemerintah. Namun jika kuliah tatap muka diizinkan, UM-Buton dengan berbagai kemasan perkuliahan serta jadwalnya itu kita sudah persiapkan,” lanjut dia.
Maruf menambahkan, sebagai Perguruan Tinggi swasta favorit di Sultra yang rata-rata dalam setahun penerimaan mahasiswa mencapai 1.500 orang, maka perlu dilakukan berbagai inovasi agar perkuliahan antara dosen dan mahasiswa tetap partisipatif.
Pasalnya, jika melihat data, perkuliah daring cenderung tidak efektif. Masalah utamanya yakni, kendala jaringan internet dari tempat tinggal mahasiswa. Untuk diketahui, saat kuliah daring mahasiswa memilih pulang kampung karena tertular Covid-19 serta agar dapat mengurangi beban ekonomi.
Diterangkan Maruf, seharusnya perkuliahan tatap muka sudah dapat dilakukan di Kota Baubau mengingat tren penularan Covid-19 yang terus menurun. Dengan catatan perkuliahan harus dilaksanakan dengan protokol kesehatan yang ketat.
Belum lagi UMB telah membentuk Satgas penangan Covid-19 secara mandiri yang menjadi penanggung jawab. Setidaknya persiapan itu telah memadai untuk memulai kuliah tatap muka.
“Tentunya kita harapkan semua stekeholder UMB utamanya dosen dan mahasiswa bisa mematuhi dengan sungguh-sungguh protokol Covid-19, agar kemudian hari tidak ditemukan kluster baru dari aktifitas kuliah tatap muka,” imbuh Maruf. (b)