ZONASULTRA.COM, KENDARI – Mahasiswa Jurusan Teknik Arsitektur UHO, baru-baru ini meraih beberapa juara dan penghargaan perlombaan tingkat nasional. Tiga perlombaan arsitektur yang diikuti di tiga universitas yang berbeda yakni Universitas Udayana, Universitas Gajah Mada, dan Universitas Islam Indonesia (UII).
Mahasiswa-mahasiswa perancang bangunan ini berhasil mampu bersaing dengan kampus lain di Indonesia. Perlombaan yang diadakan oleh Universitas Udayana dilaksanakan pada 17-20 Mei 2019 lalu, Teknik Arsitektur UHO satu tim mampu masuk hingga lima besar dari berbagai universitas di Indonesia.
Lalu, Sayembara Restroom yang dilaksanakan oleh Universitas Gajah Mada (UGM) pada 26-28 April 2019 dengan peserta 280 orang, Tim dari UHO mendapat penghargaan harapan satu.
Baca Juga : Mahasiswa Kedokteran UHO 100 Persen Lulus Uji Kompetensi Nasional
Kemudian baru-baru ini pada perlombaan Supersemarch 2019 yang diadakan UII pada 22-25 Mei 2019, dua tim dari UHO masuk pada tiga besar. Tim yang mendapat juara satu yakni Dui Buana Mustakima, Andika Ridwan, dan Perdinal Saputra. Tim juara tiga yakni I Made Ray Agus Supriatna, Rezki Fery Sarjun dan Muh. Irsyad.
Salah satu mahasiswa dari tim Juara 1 Supersemarch 2019 oleh UII adalah Dui Buana Mustakima. Mahasiswa UHO ini mengatakan dirinya dan tim sangat terkejut karena mampu mengalahkan raksasa sayembara nasional lain. Baginya sayembara ini sangat sulit, terutama bersaing dengan Universitas Parahyangan. Sayambera tahun ini dengan tema Impossible Building.
“Sayembara tahun ini mengusung konsep yang berkaitan dengan ketidakmungkinan dalam arsitektur guna untuk membuka pikiran terkait pandangan dari berbagai sudut. Kami mengusung perancangan ruang anti bencana, dan berhasil memenangkan sayembara itu,” terang Takim Sapaan karib dari Dui Buana Mustakima, ditemui Rabu (29/5/2019).
Lebih lanjut dia menjelaskan proyek perancangan ruang anti bencana itu atas dasar inisiasi timnya. Dilatarbelakangi dari kondisi Indonesia yang selalu mendapatkan musibah bencana alam dengan memakan banyak korban. Dia dan timnya pun berfikir untuk mencari solusi tersebut dengan merancang satu ruang yang yang tahan terhadap segala masalah bencana, akhirnya lahirlah karya tersebut.
“Saya mewakili rekan tim lain akan terus memotivasi generasi penerus kami. Mereka harus lebih terpicu setelah melihat pencapaian ini dan harus membongkar habis dinding ketakutan untuk terus berkompetisi,” ungkap mahasiswa semester delapan ini.
Kemudian, salah satu anggota tim yang meraih juara 3 Sayembara UII Yogyakarta, Muh Irsyad juga menceritakan bahwa awal mulanya mereka hanya melihat postingan media sosial instagram yaitu sayembara arsitektur Impossible Building yang diselenggarakan oleh UII Yogyakarta. Setelah itu timnya mencoba mendaftarkan diri dan memasukan karya berjudul The Oasis.
“Kami memanfaatkan median jalan sebagai salah satu poin imposible yang memang belum pernah digunakan, bahwa media jalan itu bisa dijadikan landasan utama bangunan kami, untuk dijadikan jembatan penyeberangan dan juga sebagai area diskusi. Setelah itu kami melalui seleksi awal dan masuk sepuluh besar hingga berhasil meraih juara 3,” terang Irsyad.
Sementara itu, Ketua Jurusan Arsitektur UHO, Ishak Kadir memberikan apresiasi yang besar kepada mahasiswanya karena berhasil tembus tingkat nasional. Apalagi katanya, dalam bulan April dan Mei, mahasiswanya mampu menorehkan nama jurusan Arsitektur UHO di tiga Universitas yang berbeda.
Melihat ini, Ishak akan membentuk pembimbing untuk agenda perlombaan selanjutnya guna mengolah mahasiswanya. Belum lagi, di kampusnya selalu ada kegiatan expo yang menampilkan karya-karya mahasiswa Arsitektur UHO baik dari tugas perkuliahan dan tugas akhir. Dari kegiatan itulah pihak dosen mampu melihat bibit-bibit penerus yang akan mengikuti ajang-ajang perlombaan dan sayembara Arsitektur.
“Saya berharap bibit-bibit itulah juga mampu menembus tingkat nasional juga seperti senior mereka tahun ini,” kata Ketua Jurusan Arsitek UHO ini,” kata Ishak ditemui di ruang kerjanya, Rabu (29/5/2019). (A)