ZONASULTRA.COM, KENDARI – Komitmen PT. Indonesia Natural Core (INC) dalam mengembangkan energi terbarukan di Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Sulawesi Tenggara (Sultra) terus di perlihatkan. Hal itu di buktikan dengan pertemuan antara PT INC dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sultra, di kantor gubernur sultra, Kamis (16/5/2019).
Dalam pertemuan yang di pimpin langsung oleh Gubernur Sultra Ali Mazi, membahas terkait tindak lanjut kerjasama kedua pihak. Kerjasama pengembangan enegeri terbarukan itu, yakni pengembangan berbahan baku pembangkit listri dengan bahan dasar dari kayu Kaliandra.
Karo Kerjasama dan Komunikasi Setda Sultra, Harmin Ramba menjelaskan, dalam pertemuan itu Gubernur Ali Mazi juga memaparkan sejumlah potensi yang ada di Sultra. Seperti sektor industrial seperti perikanan, aspal Buton, dan lainnya.
Baca Juga : Pemprov Sultra Bakal Gelar Asesmen Seleksi Jabatan
“Jadi kehadiran mereka untuk menanyakan kesiapan pemerintah provinsi, terkait pengembangan kayu Kaliandra ini. Disamping itu mereka juga tertarik dengan pemaparan pak gubernur, tapi PT INC inginnya menuntaskan dulu pembebasan lahan di Konsel,” ujarnya.
Menurut Harmin, dalam pertemuan itu Gubernur Ali Mazi juga meminta kepada seluruh pihak untuk tidak mempersulit investor. Hal itu demi kemajuan daerah, melalui kerjasama seperti itu.
Meski begitu, proyek tersebut baru akan dimulai setelah rekomendasi dari Gubernur Sultra keluar.
“Karena ini ada miskomunimasi sedikit antara pemprov dan pihak PT INC, soal kebutuhan lahan. Yang mana kebutuhan lahan yang digunakan sebanyak 26 ribu hektare, sementara yang sudah clean and clear (CnC) itu sekira 9 ribu hektare. Artinya masih dibutuhkan lahan seluas 18 ribu hektare,” terangnya.
Baca Juga : Diundang ke Korsel, Ini Kesepakatan Pemprov Sultra dan PT INC
Namun begitu, sambungnya, pihak PT INC disisi lain meminta lahan seluas 18 ribu hektar berada di dalam satu kawasan yang sama. Sementara 26 ribu hektar yang ada, beririsan dengan rekomendasi Gubernur yang telah dikeluarkan sebelumnya.
“Solusinya nanti, 18 ribu yang masih dibutuhkan itu kita akan ambilkan beberapa Kesatuan Pengolahan Hutan (KPH) di sekitarnya. Ini baru solusi, nanti kita lihat payung hukumnya. Tadi juga pak Ali Mazi sudah menginstruksikan Kepala Dinas Kehutanan, untuk segera turun lapangan perihal mengclearkan 18 ribu sisa lahan ini,” tutupnya.
Sementara, Direktur Oprasional PT. INC Wahyu Ponco Satrio menjelaskan, alasan pihaknya memilik Sultra sebagai lokasi investasi di bidang energi terbarukan, lantaran wilayah Sultra yang luas dan masih terjaga.
“Kenapa kita pilih sultra, yah karena wilayahnya yang luas di antara provinsi lain di Sulawesi. Kemudian, energi terbarukan itu merupakan kebutuhan dunia dan Indonesia memiliki lahan untuk memenuhi kebutuhan dunia. Melalui Sultra,” jelasnya.
Nantinya, lanjut Wahyu, selain membangun pabrik Wood Pellet di Konsel. PT INC juga akan melakukan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLBM), yang diperikan akan menjadi yang terbesar di Indonesia.
“PLTBm ini sudah di beli oleh pihak PLN, sehingga PLN memberikan ke kami membangun PLTBm 10 MW terbesar di Indonesia. Walaupun jangan dibandingin dengan yang lain, karena tiap tahun akan dinaikan. Kenapa karena dunia juga merekomendasikan bahan baku pembangkit itu dari energi terbarukan, dan salah satunya menggunakan kayu kaliandra itu,” tuturnya. (B)