Punya Jendela Indonesia dan Boulevard Mirip Singapura, Manado Menuju Kota Pariwisata Dunia

Punya Jendela Indonesia dan Boulevard Mirip Singapura, Manado Menuju Kota Pariwisata Dunia
Wisata Manado
Punya Jendela Indonesia dan Boulevard Mirip Singapura, Manado Menuju Kota Pariwisata Dunia
Wisata Manado

 

ZONASULTRA.COM, MANADO – Usaha Pemerintah Kota (Pemkot) Manado, Sulawesi Utara (Sulut) menggenjot industri pariwisata memang layak diacungi dua jempol. Berbagai upaya pemkot sudah terbukti berhasil. Salah satu indikasinya adalah kunjungan wisman yang terus melonjak.

Bandara Sam Ratulangi yang merupakan salah satu pintu masuk utama mencatat peningkatan kunjungan wisman terbesar pada semester pertama 2017. Angkanya mencapai 261,24 persen.

Salah satu faktor utamanya adalah adanya direct flight dari Manado ke Tiongkok. Faktor lainnya adalah usaha Pemkot Manado menata destinasi wisata. Misalnya, konsep boulevard yang disulap mirip Orchard Road, Singapura.

“Kawasan Boulevard akan kami kembangkan terus, mulai Sindulang hingga Malalayang seperti Orchard Road di Singapura. Memang konsepnya di sana (Singapura) banyak gedung pencakar langit. Kami berbeda. Di sini punya lingkungan dan pantai indah. Ini yang kami kembangkan,” beber Wakil Wali Kota Manado Mor Bastiaan pekan lalu.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Manado Peter Assa mengamini ucapan Mor.

Dia mengatakan, boulevard itu dibangun untuk menunjang pariwisata. Pihaknya sudah menggelontorkan dana sebesar Rp 3,7 miliar untuk membangun jalur hijau di boulevard.

“Pembangunan ini akan bertahap. Direncanakan sampai tahun 2019 sudah selesai dibangun jalur hijau dari Jembatan Kuning sampai di ITC. Kemudian, akan disambung pembangunan jalur hijau dari Jembatan Kuning sampai di Bahu,” kata Peter.

Namun, menghadirkan area seperti Orchad Road tentu membutuhkan kerja sama banyak pihak. Karena itu, Peter meminta kerja sama dan dukungan dari pengembang untuk membangun infrastruktur penunjang seperti hotel dan kawasan ekonomi.

“Kami juga akan membangun jembatan penghubung Boulevard-Mantos dan jembatan penghubung yang lain di Kawasan Boulevard yang putus,” ujar Peter.

Menurut Peter, ada tiga syarat bila Manado ingin memiliki area seperti Orchad Road. Yakni, jalur hijau selesai seratus persen, jembatan di boulevard terhubung, dan sistem Angkutan Kota Shuttle Bus Parkir Tol (ASPOL) sudah dilaksanakan.

“Karena itu, kami sementara membangun infrastruktur mulai sekarang. Kawasan boulevard akan menjadi pusat perekonomian dan penunjang pariwisata di Sulut,” tambah Peter.

Terpisah, Kepala Bapelitbang Manado Liny Tambajong mengatakan, sesuai Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 2005-2025, Manado harus siap menjadi kota pariwisata dunia.

Pada masa transisi, pemkot mengangkat visi Manado Kota Cerdas 2021 untuk menyiapkan segala infrastruktur. “Nantinya wilayah pesisir Pantai Manado, boulevard difokuskan untuk dibangun infrastruktur penunjang pariwisata seperti hotel-hotel. Ini merupakan kebijakan strategis gubernur Sulut,” ujar Liny.

(Baca Juga : Wow, Manado Diserbu 19 Charter Flight Per Minggu dari China)

Dia menambahkan, pihaknya juga akan mengembangkan wisata Kota Tua. Pasalnya, wisatawan akan mencari Kota Tua seperti Kampung Cina dan Kampung Arab jika pelesiran ke sebuah destinasi wisata. “Apalagi, sekarang gubernur sudah membuka akses penerbangan ke Tiongkok. Hal itu membuat turis Tiongkok banyak datang ke Manado,” ujar Liny.

Di sisi lain, Manado juga memiliki Jendela Indonesia Lion Group yang soft launching-nya sudah dilakukan Kamis (27/7) lalu. Proyek milik Lion Group itu bakal membuat Manado menjadi pusat turis di tanah air. Para wisatawan bisa berlama-lama menikmati berbagai amenitas di Jendela Indonesia. Misalnya, hotel, restoran, dan kafe.

Jendela Indonesia yang dibangun di atas lahan seluas dua hektare juga menjadi sentra penjualan produk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dari seluruh nusantara. Selain itu, ada pula pertunjukan budaya seperti tari jaipong dari Jawa Barat dan reog dari Ponorogo.

“Bagus! Manado makin dikenal di China. Makin banyak wisman China ke Manado Sulawesi Utara. Karena itu tuan rumah, Manado dan kabupaten di Sulut harus cepat berbenah, juga menggunakan standar dunia. Jangan sampai travellers yang sudah datang ke sana kecewa, harus terus dibangun lebih banyak atraksi dan amenitas,” pesan Menpar Arief Yahya.

14 Pilar yang dikalibrasi World Economic Forum (WEF) Travel and Tourism Competitiveness Index itu harus digarap lebih serius. Misalnya, soal kebersihan dan kesehatan, soal keamanan dan ketertiban, soal ICT, infrastruktur dasar di pariwisata, dan lainnya. (*)

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini