Rektor IAIN Kendari Mengutuk Aksi Terorisme di Jawa Timur

163
Rektor IAIN Kendari Nur Alim
Nur Alim

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Rentetan serangan teror bom terhadap sejumlah tempat ibadah umat Kristiani di Surabaya, Jawa Timur yang terjadi sejak Minggu hingga Senin (14 /5/18) pagi tadi, menuai kecaman dari berbagai pihak termasuk Rektor Institut Agama Islam Negeri Kendari (IAIN) Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), Nur Alim.

“Aksi teror itu adalah sebuah kejahatan kemanusiaan dan melukai peradaban manusia. Apapun motif dan tujuannya, tidak ada ajaran agama manapun yang membenarkan aksi biadab tersebut,” tegas Nur Alim di ruang kerjanya, Senin (14/05/2018).

Selain mengutuk aksi teror itu, dia juga menyampaikan ungkapan bela sungkawa terhadap para korban. Dia berharap, aparat penegak hukum segera mengambil langkah tegas dengan mengusut aktor intelektual dibalik peristiwa itu.

(Baca Juga : IKA Unhas Sultra Kecam Pengeboman Tiga Gereja di Surabaya)

Selain itu, ia juga meminta pihak terkait agar segera mempercepat pengesahan revisi Undang-undang terorisme sebagai payung hukum tindakan pencegahan terorisme dan deradikalisasi di Indonesia. Jika pengesahannya tidak dapat terlaksana dalam waktu dekat, dia mendukung langkah presiden untuk mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang atau Perppu terkait hal itu.

“Ini kondisinya mendesak dan darurat, untuk itu kami mendukung Presiden mengeluarkan Perppu sebagai payung hukum bagi aparat agar lebih leluasa melakukan langkah antisipatif dalam menangani gerakan teror”, katanya.

Sementara itu, untuk menjaga kondusifitas di tengah masyarakat pasca kejadian ini, Nur Alim mengajak masyarakat dan instusi Negara agar meningkakan sinergitas, persatuan dan kerjasama demi terciptanya rasa damai dan tentram.

(Baca Juga : Teror Bom Surabaya, Mendagri Minta Bupati dan Wali Kota Monitor Daerahnya)

“Kita perlu bersatu melawan aksi teror, mari bersinergi dan memantau tindakan yang mencurigakan di tengah masyarakat untuk dilaporkan kepada penegak hukum untuk menghindari hal-hal yang tidak kita inginkan” tutupnya.

Untuk dikethui, aksi bom bunuh diri terjadi pada Minggu pagi sekitar pukul 7.30 WIB di tiga rumah ibadah, yaitu Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela (STMB), Gereja Kristen Indonesia (GKI) di Jalan Diponegoro Surabaya, dan Gereja Pentakosta di Jalan Arjuno Surabaya. Aksi terror berlanjut di Rumah Susun Wonocolo dan yang terakhir pagi tadi, di Mapolrestabes Surabaya. (A)

 


Reporter : Sri Rahayu
Editor : Abdul Saban

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini