ZONASULTRA.COM, JAKARTA – Peringkat Wonderful Indonesia terus didorong berkibar di level dunia. Hingga Rabu (9/8), sudah ada 20 brand yang merapat menyatukan kekuatan bersama Kementerian Pariwisata (Kemenpar). Misinya sama. Semua ingin bersatu mendongkrak rangking Wonderful Indonesia yang saat ini menempati urutan 47 di World Economic Forum.
Nah, salah satu brand yang berkolborasi dengan Kemenpar adalah Sababay Wine. Ini merupakan produk wine asli Bali. Dan Sababay memberikan alternatif bagi konsumen baru yang sedang mencari anggur twist-top yang rasanya enak, manis, dengan kandungan alkohol rendah. Sangat pas bila dinikmati bersama dengan cita rasa pedas kuliner khas Indonesia.
“Sababay Wine merupakan produk Indonesia yang dibuat dengan bahan dan proses pembuatan khas Indonesia. Produk-produknya juga sudah menembus pasar nasional dan internasional. Sangat tepat jika Wonderful Indonesia bisa disandingkan di setiap produknya,” ujar Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Esthy Reko Astuti yang didampingi Plt Asdep Strategi Pemasaran Pariwisata Nusantara Hariyanto di Jakarta, Rabu (9/8).
Esthy menjelaskan, bila co-branding dilakukan dua brand yang sudah kuat, maka leverage effect-nya akan sangat luar biasa. Kekuatan dua brand tersebut bakal lebih powerful lagi. “Nantinya akan sama-sama menguntungkan antara brand Wonderful Indonesia dan para pengusaha atau brand-brand tersebut,” ucap Esthy yang diamini Hariyanto.
Ucapan wanita berkerudung itu memang sangat masuk akal. Saat ini, brand Wonderful Indonesia ada di posisi 47 dunia. Rangkingnya sudah jauh di atas Thailand di posisi 83 dan Malaysia di urutan 97. Dan kebetulan, prestasi Sababay Wine juga lumayan oke. Pada 2015, keenam varian Sababay Wine telah mendapatkan penghargaan internasional, gold, silver, dan double gold. Bahkan, pada 2016 silam, Sababay Moscato d’Bali sukses mengalahkan Moscato Rosa Jacobs Crips yang sangat terkenal dari Australia.
“Itu sebabnya kami sangat antusias. Saat ini Sababay Wine telah tersedia di berbagai jaringan ritel modern, hotel, restoran, dan kafe, di Jakarta dan Bali. Belakangan, Sababay juga masuk ke Medan dan Lombok. Selanjutnya, Sababay akan masuk Yogyakarta, saat ini baru tahap membuka sub-sub distributor,” ucap CEO Sababay Industry Evy Gozali.
Evy memaparkan, merk Sababay Wine merupakan terjemahan Bahasa Inggris dari kawasan Teluk Saba, di Gianyar, Bali. Di sana merupakan tempat winery Sababa Industry yang berdiri sejak 2010 silam. Melalui Sababay Wine, Sababay Industry bertekad memperkenalkan wine asli Bali yang berasal dari buah anggur Alphonse lavalle, anggur merah lokal, dan Moscato, anggur hijau lokal.
“Hingga saat ini, Sababay mampu memproduksi 500 ribu botol wine asli Bali setiap bulannya yang dijual dengan harga Rp 200 ribu- Rp 300 ribu per botolnya. Kami membesut merek Sababay Wine, wine lokal asli Bali dengan varian wine di antaranya Pink Blossom, Ludisia, Moscato d’Bali, dan Reserve Red,” tambahnya.
Penyatuan kekuatan ini membuat Menteri Pariwisata Arief Yahya happy. Baginya, co-branding sangat penting dilakukan untuk memperluas jangkauan target pasar dan mengerek ekuitas dari brand yang bergabung. Garuda Indonesia yang melakukan co-branding dengan Citibank misalnya.
Dua-duanya jadi makin leluasa memperluas pasar dengan saling memanfaatkan customer base masing-masing. Garuda Indonesia bisa memanfaatkan customer base-nya Citibank, begitu pula sebaliknya.
“Garuda Indonesia terangkat menjadi ‘local champion yang mengglobal’. Sementara brand Citibank pun terangkat menjadi ‘global champion yang melokal’. Hasilnya adalah win-win partnership yang menghasilkan entitas gabungan yang jauh lebih powerful,” ucap Arief.
Selain Sababay Wine, rencananya ada 20 brand yang akan melakukan MoU bersama Kemenpar. Semuanya terbagi dalam dua kategori mitra food dan non food. Brand-brand tersebut antara lain Achilles, Garuda Food, Plygon, Sahid Group, Tiket.com, Alleira Batik & Gaia, Sunpride, Sarinah, Sekar Group, Krisna Oleh-oleh, Secrect Garden, Martha Tilaar, Malang Strudle, JJ Royal, Dapur Solo, Rumah Zakat dan Batik Trusmi. (*)