Simulasi Penanganan Teroris di ANTAM UBPN Sultra, Demo Ricuh dan Ledakan Pos Jaga

437
Simulasi Penangan Teroris di ANTAM UBPN Sultra, Demo Ricuh dan Ledakan Pos Jaga
SIMULASI - Satu unit pos jaga yang sasaran peledakan bom dalam simulasi penerapan SOP penanganan terorisme di wilayah Obvitnas PT ANTAM UBPN Sultra di kecamatan Pomalaa, kabupaten Kolaka, Kamis (22/11/2018). (Abdul Saban/ZONASULTRA.COM)

ZONASULTRA.COM, KOLAKA – Unjuk rasa yang digelar masyarakat desa Tambea, kelurahan Dawi-Dawi dan Kumoro di kantor PT Aneka Tambang (ANTAM) Unit Binsis Pertambangan Nikel (UBPN) Sulawesi Tenggara (Sultra), di kecamatan Pomalaa, kabupaten Kolaka, Kamis (22/11/2018) berlangsung ricuh.

Puluhan massa ini merengsek masuk ke dalam wilayah Obyek Vital Nasional (Obvitnas) itu dengan melempari petugas keamanan dari Satuan Pengendali Massa (Dalmas) Polres Kolaka.

Setelah massa berhasil direlai dengan tembakan gas air mata, tiba-tiba dari arah sebelah kiri massa terjadi ledakan bom, tepatnya di sebuah pos jaga yang tak jauh dari pintu masuk kawasan PT ANTAM UBPN Sultra.

Ledakan itu menyebabkan empat petugas keamanan yang berjada di daerah itu terluka dan satu orang orang meninggal dunia. Ledakan dahsyat itu seketika direspon cepat oleh jajaran pengamanan Obvitnas Polda Sultra yang telah berjaga di daerah itu. Mereka kemudian memanggil Satuan Penjinak Bom (Jibom) Brimob Polda Sultra, setelah berkoordinasi dengan Polres Kolaka.

Ledakan pos jaga yang terbuat dari dinding tripleks dan atap terpal itu merupakan salah satu rangkaian simulasi penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) tentang penanganan terorisme di wilayah Obvitnas PT ANTAM UBPN Sultra di Pomalaa.

Simulasi Penangan Teroris di ANTAM UBPN Sultra, Demo Ricuh dan Ledakan Pos JagaSimuliasi itu dihadiri langsung oleh Direktur Pencegahan Badan Nasional Pencegahan Terorisme (BNPT) Brigjen Pol Herwan Khaidir bersama Dikretur Jendral Tekhnik dan Lingkungan Direktorat Mineral dan Batubara (Minerba), Kementrian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM).

Simulai tersebut juga melibatkan personel Polda Sultra, Polres Kolaka, Brimob Sultra serta unsur pemerintah daerah Kolaka, dan pemerintah desa setempat.

Direktur Teknik dan Lingkungan Direktorat Jendral Minerba, Kementrian ESDM Sri Raharjo mengatakan, kegiatan simulasi itu merupakan implementasi dari perjanjian kerja sama antara Direktur Jenderal Mineral dan Batubara dengan Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT.

Kerja sama itu berhasil membentuk tim yang terdiri dari Kementerian ESDM, BNPT, TNI, POLRI, Akademisi dan Stakeholder terkait untuk menyusun Standar Operasional Prosedur Sistem Pengamanan Objek Vital Nasional Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral Subbidang Mineral dan Batubara dalam Menghadapi Ancaman Terorisme.

Simulasi Penangan Teroris di ANTAM UBPN Sultra, Demo Ricuh dan Ledakan Pos JagaPenyusunan Standar Operasional Prosedur ini untuk memberikan gambaran kepada perusahaan pertambangan terkait langkah-langkah tindakan pengamanan perusahaan terhadap ancaman teror.

Menurutnya, Objek Vital Nasional Bidang ESDM memiliki peranan penting dan strategis yang menyangkut hajat hidup orang banyak, kepentingan Negara dan sebagai sumber pendapatan Negara yang bersifat strategis.

“Oleh karena itu, pengelolaan, pengawasan dan pengamanan Objek Vital Nasional Bidang ESDM menjadi hal yang penting untuk dilakukan,” kata Sri Raharjo dalam sambutannya di acara simulasi itu.

Dia menegaskan, ancaman serangan terorisme saat ini harus diwaspadai karena tidak hanya menyasar fasilitas umum atau publik semata, namun kawasan objek vital nasional bukan tidak mungkin menjadi sasaran dari aksi terorisme.

Sementara itu, Direktur Perlindungan BNPT, Brigjen Pol Herwan Chaidir meengatakan penerapan SOP melalui simulasi itu merupakan wujud kehadiran negara dalam memberikan jaminan perlindungan hukum bagi masyarakat, tak terkecuali bagi pelaku usaha di Indonesia.

Menurutnya, SOP itu berlaku menyeluruh bagi dunia usaha dan dapat diterapkan di seluruh kawasan Obvitnas di Indonesia. Selanjutnya SOP yang telah disusun bersama LIPPI dan Universitas Indonesia itu akan diajukan ke DPR untuk dijadikan sebagai Rancangan Undang-undang tentang penanganan ancaman terorisme di kawasan Obvitnas.

Di tempat yang sama, General Manager PT ANTAM UBPN Sultra, Hartono mengaku berbangga hati karena simulasi itu digelar bersama pihaknya di Pomalaa.

Dampak dari simuliasi ini tidak saja meningkatkan kompetensi bagi para petugas kemanan Obvitnas, tetapi juga memberikan rasa aman dan nyaman bagi pelaku usaha, khususnya ANTAM sebagai pelaku dunia usaha.

Menurutnya, simulasi ini dapat menjadi jaminan untuk menciptakan iklim dunia usaha semakin kondusif sehingga berdampak pada perekonomian daerah maupun nasional akan semakin baik.

“Kami mengucapkan terimakasih kepada Kementrian ESDM dan BNPT yang telah memilih PT ANTAM UBPN Sultra sebagai lokasi pelaksanaan simulasi ini. Terlebih lagi, ANTAM UBPN Sultra merupakan pabrik pertama yang didirikan di Indonesia dan sebagai satu-satunya milik asli bangsa ini, sehingga sudah tepat dijadikan sebagai lokasi tipe SOP ini,” kata Hartono. (*)

 


Penulis: Abdul Saban

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini