TARI KOLOSAL – Persembahan dari Komando Resort Militer (Korem) 143/HO Kendari berhasil menggemparkan suasana upacara peringatan HUT RI ke-72 di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Kamis (17/8/2017). Drama ini menceritakan tentang kilas balik perjuangan pahit rakyat Indonesia mulai dari zaman penjajahan hingga mencapai kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. (Muhamad Jamil/ZONASULTRA.COM)
ZONASULTRA.COM, KENDARI – Pertunjukan tari kolosal (Sosio Drama) yang dipersembahkan oleh Komando Resort Militer (Korem) 143 Halu Oleo Kendari berhasil menghebohkan upacara peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-72 di lapangan upacara Kantor Gubernur Sultra, Kamis (17/8/2017).
Drama tersebut bercerita tentang sejarah pahit perjuangan rakyat Indonesia mulai dari zaman penjajahan hingga mencapai kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.
Pelaksana tugas (Plt) Gubernur Sultra Saleh Lasata mengaku terharu usai menyaksikan drama kolosal tersebut.
“Saya sangat terharu dan merasa iba bahwa betapa gigihnya para pejuang kita dalam memperjuangkan NKRI menuju kemerdekaan. Meski berdarah-darah, mereka pantang menyerah melawan para penjajah yang menguasai negeri kita,” kata Saleh ditemui usai pelaksanaan upacara.
Pelatih Drama Sosio Fida Hanafi selaku koreograph dari Sanggar Campuh Dona Jaya mengatakan, pihaknya hanya berlatih selama dua hari menjelang HUT RI ke-72. Dan semua personil mampu menunjukan karya terbaik. Dirinya sangat bangga dengan para personil yang mampu menggemparkan suasana upacara.
“Kami senang sekali dengan pertunjukan tadi, saya juga bingung bahkan tidak menyangka pertunjukannya bisa sehebat itu. Tidak bisa dipungkiri mengajar tentara itu memang cepat karena mereka mau mendengarkan dan tekun,” tutur Fida.
Fida menyebutkan, drama itu bercerita tentang kilas balik perjuangan dari zaman penjajahan Kolonial Belanda hingga berkibar bendera merah putih di detik-detik kemerdekaan RI.
Pihaknya mengatur skenario drama tersebut dengan melibatkan anggota TNI dari beberapa Koramil di Sultra. Terdapat beberapa ikon di Sultra yang dilibatkan dalam cerita tarian itu seperti perjuangan Haluoleo dan Murhum serta para Sultan yang berjuang melawan para penjajah.
“Jumlah personil yang direkrut yakni 100 orang laki-laki dan 25 orang Persatuan Istri Tentara (PERSIT) beserta anak-anaknya,” urainya. (B)
Reporter: Cr-3
Editor: Jumriati