ZONASULTRA.ID, KENDARI – Cabang olahraga (Cabor) beladiri taekwondo Kabupaten Muna terus mematangkan persiapan dengan mengintensifkan seluruh atletnya berlatih guna menghadapi pertandingan di Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Sulawesi Tenggara (Sultra) 2022.
Pada gelaran porprov kali ini, kontingen taekwondo Muna mengutus 16 atlet, terbagi laki-laki dan perempuan yang akan turun bertanding pada dua kategori, yakni kyorugi dan poomsae.
Ketua Pelatih Taekwondo Muna Sumithata mengungkapkan, pada gelaran porprov 2022 yang bakal dihelat di Kabupaten Buton itu, pihaknya menargetkan meraih juara umum I. Karena itu, semua atlet yang bertanding diupayakan untuk mendapatkan medali emas sebanyak mungkin.
“Jadwal pertandingannya mulai 1 sampai 3 Desember. Tapi sekarang belum ada kepastian soal waktu keberangkatan,” ucapnya melalui sambungan telepon, Jumat (11/11/2022).
Dari total 16 orang jumlah atlet yang dipersiapkan, terdiri 8 atlet laki-laki dan 8 atlet perempuan. Selanjutnya seluruh atlet kembali dibagi, 12 atlet akan bertanding pada kategori kyorugi alias pertarungan serta 4 selebihnya mewakili kategori poomsae atau seni gerak-gerik.
Dua belas atlet kyorugi meliputi enam putra dan enam putri. Untuk kyorugi putra siap tanding di kelas under 54, 63, 68, 74, 80, terakhir under over 87. Sedangkan atlet kyorugi putri turun di kelas under 46, 49, 53, 57, 62, dan 73.
Sumithata menyampaikan, rangkaian latihan seluruh atlet sudah dimulai kurang lebih selama satu bulan. Katanya, waktu latihan dilakukan lebih cepat dari jadwal latihan yang ditetapkan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Muna. Adapun waktu latihan yang dijadwalkan KONI Muna baru dimulai 4 November 2022 dan berjalan selama 10 hari.
“Bentuk latihannya seperti latihan fisik. Berikutnya teknik sparing dengan menguji kecepatan setiap atlet,” ujarnya.
Sumithata juga mengeluhkan adanya sejumlah kekurangan dalam proses latihan persiapan. Dia mengaku hingga kini belum ada satu pun fasilitas latihan yang disediakan pihak KONI Muna. Padahal, fasilitas tersebut sangat dibutuhkan guna membantu membentuk kesiapan seluruh atlet.
Dia menyebut fasilitas yang dibutuhkan saat ini di antaranya berupa samsat berdiri. Alat ini sangat diperlukan atlet kategori kyorugi untuk melihat perkembangan kekuatan tendangan. Selain itu, fasilitas lain yang menjadi kebutuhan seperti stopwatch. Fasilitas ini dipakai mengukur kecepatan dari atlet.
Masalah lain yang dihadapi adalah perihal ketersediaan biaya. Pemerintah daerah (Pemda) setempat sudah menyampaikan jika biaya yang ada untuk digunakan di porprov 2022 sangat terbatas.
Sehingga dengan begitu pengurus taekwondo Muna memangkas jumlah atlet yang direncanakan ikut dalam kontingen. Sedianya taekwondo Muna telah menyiapkan 4 atlet lalin namun terpaksa harus dikeluarkan akibat keterbatasan biaya.
Atas hal itu Sumithata menilai tidak adanya keseimbangan antara target juara umum yang dicanangkan Pemda Muna dengan upaya dalam membantu menyediakan semua kebutuhan pendukung bagi para atlet.
Dia berharap agar segala kekurangan tersebut, terutama kebutuhan fasilitas dapat menjadi atensi pemda maupun KONI Muna dan segera dipenuhi. (B)
Kontributor: Yudin
Editor: Jumriati