ZONASULTRA.COM, JAKARTA – Branding Wonderful Indonesia yang terus dipromosikan Kemenpar memang semakin ngetop. Salah satu buktinya, sudah 20 perusahaan yang siap MoU untuk saling mempromosikan produk mereka dengan produk pariwisata (destinasi), melalui logo bersama.
Salah satunya adalah Alleira Batik & Gaia, yang memiliki outlet di mal-mal kelas wahid di Jakarta. Alleira, produk batik premium Indonesia, untuk senantiasa mengangkat nama batik ke kancah internasional. Warisan budaya Indonesia yang diakui UNESCO, dan menjadi kebanggan bangsa yang patut dipertunjukkan.
Tak salah bila Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Co Branding dengan Alleira Batik. Alleira Batik & Gaia juga tak henti-henti melansir inovasi dengan tampilan desain terbarunya untuk setiap musim. Alleira ingin menjadikan batik sebagai daily fashion masyarakat Indonesia lewat kebanggaan akan salah satu heritage milik Indonesia.
Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Esthy Reko Astuti yang didampingi Plt Asdep Strategi Pemasaran Pariwisata Nusantara Hariyanto mengatakan, kolaborasi ini untuk meningkatkan ekuitas merk dari brand Wonderful Indonesia (mancanegara) dan Pesona Indonesia (nusantara) sekaligus memajukan pariwisata Indonesia.
“Co-branding Wonderful Indonesia atau Pesona Indonesia ke berbagai produk ini sangat efektif. Apalagi produk Alleira Batik mampu menembus pasar internasional,” ujar Esthy yang diamini Hariyanto.
Alleira merupakan brand Batik modern kontemporer yang tidak meninggalkan sejarah dan nilai batik yang kental akan sisi tradisional. Semua proses pembuatan batik Alleira masih alami sesuai dengan pakemnya.
“Berbagai penghargaan dari dalam dan luar negeri telah diraih Alleira sebagai jenama batik terbaik di Indonesia dan telah digunakan diantaranya oleh Bill Gates, Prince Hakoon (Norwegia), Daniele Masaro, Philip Kotler, dan Richard Gere,” sebut Esthy.
Alleira didirikan tahun 2005 dengan modal awal Rp 30 juta dan pegawai hanya empat orang. Garasi menjadi cikal bakal lahirnya Alleira yang kini menjadi salah satu batik modern terbesar di dunia fashion. Keinginan Alleira mengangkat batik sebagai fashion internasional dengan desain dan bahan berkualitas tinggi.
“Proses batik dan kualitas yang baik adalah prioritas kami. Alleira Batik berusaha menghadirkan koleksi yang menjadi bagian dari gaya hidup pria dan wanita yang selalu ingin tampil modis. Pemilihan bahan menjadi perhatian karena memprioritaskan kenyamanan bagi semua fashionista,” ungkap Lisa Mihardja, CEO Alleira Batik.
Batik yang dulunya masih dianggap sebagai pakaian tradisional, lanjut Lisa, menjadi pekerjaan rumah Alleira untuk memperkenalkannya lebih modern.
Menjadikan batik sebagai “fashion lifestyle”, Alleira berhasil mengubah persepsi batik yang konvensional dan kuno. Lisa terinspirasi dari kesuksesan Burberry, yang mengembangkan motif tradisional “tartan” ke dalam berbagai produk lifestyle dan diterima oleh masyarakat global.
(Baca Juga : Kemenpar dan Garuda Food Kokoh Tebarkan Wonderful Indonesia)
“Dengan konsep yang sama, saya ingin batik juga menjadi suatu elemen fashion yang mendunia. Bagi saya, batik tidak hanya sebatas kain/pakaian, melainkan sebuah karya seni,” ungkapnya.
Keinginan Alleira ini awalnya bukanlah hal yang mudah dan situasi berubah ketika Alleira dipakai oleh beberapa tokoh masyarakat. Menggabungkan antara sisi tradisional dan modernitas fashion melalui desain yang fashionable, menjadikan Alleira mampu unjuk gigi.
“Sekarang Alleira menjadi luxury brand di Indonesia dan butik kami disejajarkan dengan brand-brand internasional di mall. Alleira Batik telah memiliki 11 butik di Jakarta dan 1 butik di Medan serta tersebar di beberapa department store papan atas di Indonesia seperti, Metro, Sogo, Centro Parkson dan Galeries Lafayette. Kemudian terdapat juga di SOHO New York, Amerika,” sebut Lisa.
Tak berhenti di situ saja, Alleira tetap menjalankan strategi untuk mendongkrak nama besarnya. Lewat desain dan kualitas baju serta aksesoris, Alleira mempromosikan batik Indonesia secara internasional. Alleira juga berusaha menambah eksistensi di pasar Eropa, Amerika dan merambah dunia e-commerce.
“Kami ingin melestarikan tradisi, tapi tidak mau menjadi perusahaan tradisional. Co-branding dengan Wonderful Indonesia juga menjadi pilihan kami untuk lebih menduniakan Alleira Batik,” jelasnya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menjelaskan, langkah mengajak korporasi untuk solid memperkuat brand bersama-sama melalui co branding dengan Wonderful Indonesia dan Pesona Indonesia adalah langkah bersama untuk meraih sukses bersama.
“Kini brand Wonderful Indonesia sudah menempati posisi 47 besar dunia. Setelah dipromosikan besar-besaran di semua platform media di seluruh dunia. Nilai brandingnya sudah mengalahkan Amazing Thailand dan Malaysia Truly Asia,” jelas Menpar Arief Yahya.
Karena itu, setelah berhasil menaikkan peringkat dari NA (not available) menjadi clister 1, di 47, dari 141 negara, kini saatnya mengajak pelaku bisnis untuk membangun branding bersama-sama. “Dan itu sudah dicoba dengan beberapa produk, dan hasilnya sukses,” ujarnya.
Setelah sukses co branding dengan beberapa produk makanan seperti Garuda Food dan kerupuk udang Papatonk di China serta Bon Gout, Kementerian Pariwisata pun ingin memperluas ke semua industri yang punya positioning yang sama.
Kini, lanjut Arief Yahya, dia kembali bergerak untuk meningkatkan branding awarnes. Sebanyak 20 brand produk ternama di Indonesia akan digandeng menandatangani MoU untuk memasang branding Wonderful Indonesia/Pesona Indonesia dengan tema ‘Wonderful Indonesia Co-Branding Forum’.
MoU Co-Branding itu akan digelar di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona pada Kamis 10 Agustus 2017. Sejauh ini 20 brand yang sudah siap melakukan MoU.
Semuanya terbagi dalam dua kategori mitra food dan non food. Brand-brand tersebut antara lain Achilles, Garuda Food, Polygon, Sahid Group, Tiket.com, Alleira Batik & Gaia, Sunpride, Sarinah, Sekar Group, Krisna Oleh-oleh, Secret Garden, Sababay Wine, Bon Gout, Martha Tilaar, Malang Strudle dan Batik Trusmi.
Menpar Arief Yahya menjelaskan, dalam ilmu branding mengenal apa yang disebut co-branding. Partnership beberapa dua brands yang berbeda, bersinergi, untuk memperoleh impact yang lebih besar dan brand equity yang berlipat-lipat.
Menteri asal Banyuwangi yang ahli branding itu mengambil contoh Aqua-Danone. Aqua adalah brand yang dikenal sebagai local champion yang menguasai pasar air minum dalam kemasan (AMDK) di Indonesia. Sementara Danone adalah global champion yang memiliki pasar di seluruh dunia.
“Yang terjadi bila berkolaborasi adalah image Aqua terangkat menjadi ‘local champion yang mengglobal’. Sementara brand Danone pun terangkat menjadi ‘global champion yang melokal’. Hasilnya adalah win-win partnership yang menghasilkan entitas gabungan yang jauh lebih powerful,” terang Menpar Arief Yahya. (*)